Merindu Indonesia, Tanah Air Beta

March 05, 2015

Merbabu Mountain Indonesia

Entah apa yang terjadi malam ini. List tulisan tentang India sudah tersusun dalam Notebook. Tangan  ini siap menari nari diatas papan keyboard.  Membiarkan hati dan pikiran berbicara. Menuangkan deretan kalimat dalam lembaran putih dihadapan mata.  

Hati ini seakan terdiam kaku. Tak sepatah kata pun keluar darinya.  Emak coba mengingat segala bahagia, tawa, informasi, hari yang telah terlewati, tentang semua hal yang akan emak tulis seperti biasanya. Tapi semua terasa hambar. Emak biarkan hati ini berkelana. Otak ini mengikuti langkahnya. Tak terasa, sudut mata melelahkan apa yang dirasa, Air mata.

Malam ini emak tak ingin menulis tentang India. Tak ingin menulis rock and Roll negeri Mahabharata.  Emak hanya ingin menulis apa yang ada dalam hati. Emak hanya ingin menuangkan segala sesak di dada. Agar terlepas  dan menguap di udara. Memadukan hati dan pikiran yang  merindu negeri yang telah menimangku. Indonesia.

1.    Charm of the people
Adakah negara lain yang bisa memberikan senyum ramah dan tulus seperti masyarakat Indonesia? yang memberikan senyum tanpa pamrih. Entahlah. Emak sendiri belum menjejaki seluruh tanah dan menyapa seluruh penduduk dimuka Bumi. Saat ini, itulah hal yang sangat emak rindukan. Tetangga yang selalu menyapa. Senyum orang orang baru yang menawarkan benang persahabatan. Senyum yang membawa damai dan bahagia.

2.    Blue sky
Ayoman langit biru berserak gantungan awan putih selalu menghiasi bumi Indonesia. Meski emak tinggal di kota Industri. Emak masih bisa melihat birunya langit.  Meski terkadang   gantungan alam hitam melambai menyapa berbulan bulan lamanya. Dia tak lupa menyiram Nadi kehidupan menghijau dibawahnya. Diapun kembali biru tatkala tunas tunas hijau mulai menjulur ke Angkasa.

3.    Beach
Bentang pasir putih, aroma asin yang memabukkan, lambaian nyiur pohon kelapa dan liarnya gelombang yang menari nari diatas Samudra. Meski terasa panas, hembusan angin tak pernah gagal memberikan kesejukan.

Indonesia


4.    Food
Aroma sambal terasi dan Ikan asin disiram dalam lautan sayur asem menggelitik perut yang selalu bergoyang setiap kali menyantapnya. Krupuk yang dicocol dengan sambal petis. Ikan bakar dipenyet dalam sambal pedas ditambah deretan petai. Masakan yang selalu menerbakan aroma bumbu bumbu segar dari dalam tanah.

5.    My Lovely Family
Melihat senyum Ibu adalah hal terindah dalam hidup. Merindukannya adalah hal yang terberat dalam hidup. Setiap kali emak menelponnya. Emak harus menarik nafas dalam dalam. Mencoba tertawa diantara derai air mata. Dada ini semakin berat ketika beliau berkata “Pulanglah nak, Ibu kangen”.  

Tinggal diluar negeri membuat diri ini semakin mencintai Indonesia. Apalagi emak tinggal di negeri super amburadul seperti India. Rasanya pingkin loncat Indah dan langsung menjejaki negeriku. Meski amburadul,  justru negeri inilah yang mengajarkan emak tahan banting dan tak lagi manja. Tegar menghadapi ujian universitas kehidupan. Mengarahkan sudut pandang yang lebih baik. Membuat emak lebih beterima kasih telah dilahirkan dan dibesarkan di Indonesia.

Tak banyak harap dalam hati ini. Menjelajah seluruh lekuk keindahan diatas bumi dan menua dalam dekapan Indonesia J



You Might Also Like

18 $type={blogger}

  1. Sampai ketemu di Indonesia, mbak :)
    Mudahan kita bisa mbolang bareng sambil hunting kuliner di Jawa Timur kita tercinta.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sampai Jumpa Deea An. Amin. Dah mbayangin lumeran hitam pedes, Rujak cingur. Kanebo mana Kanebo ???

      Delete
    2. *Sodorin kanebo ke mbak Zulfa* :))

      Delete
    3. Horeeeee daoat Kanebo baru. Kebanyakan meres Kanebo, sampe akut kanebonya :)

      Delete
  2. Saya punya buku kumpulan kisah perempuan Indonesia yang tinggal di luar negeri, di situ buku ini membuka mata saya semakin lebar. Indonesia ternyata sangat dirindukan oleh mereka. Banyak hal yang tidak bisa kita lihat dari dalam, namun begitu mengagumkan jika dilihat saat kita di luar negeri. Kalau di sini bisa makan apa saja, jajanan berlimpah ruah dsb dsb. kalau di sini masih bisa nyruruh-nyuruh pembantu dst dst di luar negeri hanya orang-orang kaya raya yang punya pembantu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul banget. Justru ketika kita tinggal du Luar negeri, Mata kita terbuka lebar tentang Keasyikan negeri ini. Aku dulu waktu di Indonesia, Pingin tahu rasnya tinggal di lur negeri. Sekarang dah tahu ... Eh pingin balik. Indonesia memang ngangenin.

      Delete
  3. Setelah hidup bertahun-tahun di luar Indonesia, dan menjejak beberapa bagian bumi Allah, aku menyimpulkan: Urip nang endhi2 podho wae. kabeh onok enake, onok gak enake.

    Nang kene enak, kabeh teratur, fasilitas kesehatan, pendidikan apik. Tapi yo ngunu, kaneh kudu dilakoni dhewe. Kecuali sugih banget iso mbayar asisten. Jare kancaku kudu gelem: membabu mambabi buta. hihihihihi. ira. *waduh iki bosoku kok malih campur baur ngene*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha. Nek Nang India podo karo Indonesia, pancen sik sak dulur. Sembarang serba asisten. Tapi yo ngono kuwi, super amburadul. Fasilitas kesehatan, minim banget mbak. Kudu nang Rumah sakit WOW nek kepingin bersih. Pendidikan lumayan terarah nang India, Sesuai dengan Silabus. Jadi aku bisa ngikutin. Buku Murah.
      Tapi kok luwih seneng Indonesia .... Semoga mbak, Segera dihijrahkan.

      Delete
  4. Enak ga enak tetap cinta dan kangen Indonesia ya mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul banget mbak Rien. Kata Ibu "Segalanya ada di Indonesia, Segera pulang" Indonesia mean Home :)

      Delete
  5. Rumput tetangga memang lebih hijau ya, Mbak. Punya satu mimpi bisa nyicipi hidup di negara orang. Hahaha :)

    Semoga bisa segera pulang. Kita ketemu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. He eh banget Mbak Tari. Memang kalau belum menjejak rumput tetangga, selalu bikin penasaran. Kalau sudah diatasnya. Baru terasa. InsyaAllah, semoga bisa ketemuan. :)

      Delete
  6. Aku pernah ngerasain tinggal setahun di Singapura, walaupun kalau dari segi jarak masih terbilang dekeeeet banget ama Indonesia, tapi tetep aja ngerasain bedanya. Dan bener seperti yang dibilang mbak Ira, ada enak dan gak enaknya. Dulu waktu tinggal di Singapur, selalu kangen suasana dan makanan Indonesia. Tapi sekarang pas udah balik ke Indonesia, sering kangen suasana di Singapur. Ahh... dasar manusia.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha Seperti kata Mbak Tari, Hijau dirumput tetangga. Aku dulu waktu balik lagi ke Indonesia, suka kangen India. Tapi nggak pingin tinggal. Cuman pingin visit aja. Stil.... Love to stay in Indonesia. *ketjup2tanah*

      Delete
  7. Memang ga ada yg seindah rumah sendiri ya mak...apalagi birunya langi n laut juga keluarga tercinta

    ReplyDelete
  8. Ini kayak salah satu isi lagu nasional ya mak, yang judulnya tanah airku itu.. walaupun banyak negeri kujalani, yang masyhur permai dikata orang, tetapi kampung dan rumahku disanalah ku rasa senang hihihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener, kalau denger lagu ini pas kamu tinggal diluar negeri bakalan bikin baper.

      Alhamdulilah sekarang dah di Indonesia

      Delete
  9. di indonesia lebih enak, banyak warkop dan jajanan enak.
    ya meski ndak pernah keluar negeri, boro-boro keluar negeri. wisata di gresik dewe ae blm pernah mampir satu persatu. :D
    tapi pernah dengerin ceramah, lebih enak disini.
    apalagi gresik, kota 1001 warkop.. :D

    biasa e ngopi ndek GKB mbak zulfa, rumah benjeng gresik. sekolah di smkn1 cerme, banyak teman di GKB. jadi nek ngopi ya ndek sekitaran situ.

    ReplyDelete

Follow Twitter

Follow Instagram