Menjejak Kuil Jakhu

June 25, 2015

Jakhoo Temple

 Kuil dan Patung Dewa Hanuman setinggi 33 meter yang berada di puncak bukit Jakhoo kota Shimla, India ini Melebihi tinggi dari  Patung Jesus di Rio De Jenairo di Brazil.

Perlahan sinar sang surya di ufuk timur menyapa Sang Dewa Hanuman yang berdiri gagah diatap lekuk baris perbukitan. Sesaat saya tertegun menatap suguhan alam didepan mata. Menatap jauh keujung bukit. Merasakan magnet hipnotisme Dewa Hanuman yang seolah memberikan salam berkat kepada seluruh jagat alam.

Berteman hawa dingin dan secangkir kopi hangat. Saya duduk santai menikmati setiap menit yang berlalu. Menunggu hingga pancaran sang mentari memberi terang  jalanan.

Suasana terminal kota Shimla yang tadinya lengang mulai dijejali dengan bus usang berwarna hijau. Rentetan suara klakson bus membangunkan gelandangan yang tertidur lelap di bangku terminal. Deretan toko mulai membuka lapaknya. Sementara diujung sana jajaran para penjual koran sibuk mengitung oplah.

Kota Shimla diambil dari nama Dewi Shyamala Devi. Berada di propinsi Himachal Pradesh, India. Kota ini bertengger diantara puluhan baris perbukitan di lereng Himalaya. Menjadikan kota Shimla dijuluki sebagai Ratu perbukitan.

Bukit paling tinggi adalah bukit Jakhu yang berada di ketinggian 2454 meter diatas permukaan tanah. Diujung bukit inilah patung sang Dewa Hanuman berdiri gagah menebar pesona.

Jakhu Hill Shimla India
Patung Dewa Hanuman Dilihat dari Kota Shimla

The Mall
Nampak Patung Dewa Hanuman Menyembul diata bukit dilihat dari Kawasan The Mall


Ketika jalanan mulai terang. Saya bersama teman teman bergegas melanjutkan perjalanan menuju bukit Jakhu. Dengan berjalan kaki kami menapaki tangga diantara jalanan berkelok yang padat dengan hotel dan rumah penduduk.

Sepuluh menit berlalu. Nuansa padat dan amburadul mulai memudar. Berganti dengan camp camp tentara didominasi warna hijau tua. Tikungan jalan yang menanjak dan bercabang membuat kami kebingunan menentukan arah. Untung banyak warga sedang berolah raga pagi. Dengan senyum ramah mereka menunjukkan arah jalan.

Ditengah perjalanan kami sampai di kawasan The Ridge dan The Mall. Nuansa Eropa begitu terasa. Sepanjang jalan kawasan ini dipenuhi dengan bangunan bergaya Neo-Gothic dan Tudorbethan peninggalan era Kolonialisme Inggris.

Dimasa penjajahan Inggris. Hawanya yang sejuk di kala musim panas tiba membuat para prajurit Inggris betah tinggal disini. Mereka mulai mendirikan kantor administrasi, rumah, Theather, sekolah, asrama, perbaikan jalan hingga mendirikan jembatan. Menjadikan kota Shimla dikenal sebagai Hill Station.

Diujung kawasan The Ridge. Bersebelahan dengan Chirst Church terdapat papan Informasi peta menuju Bukit Jakhu. Asyiknya lagi dipapan informasi juga tertulis bagaimana kita bisa test kesehatan tubuh dengan menanjaki bukit Jakhu. Kecepatan waktu untuk menggapai atap bukit didasarkan atas batasan usia. Jika melebihi waktu yang ditentukan atau terlalu lama, maka kondisi badan kita kurang fit. Setelah membaca informasi tersebut rasanya kami ingin bergegas mencapai bukit. 

Road to Jakhoo Temple
Peta Dan "Cek" Kesehatan sebelem menjejak Kuil Jakhoo


Perlahan kami melewati jalan setapak. Suasana begitu asri. Rumah penduduk yang jarang jarang dengan halaman berkarpet rumput menghijau. Disusul dengan puluhan tangga meliuk melilit perbukitan diayomi rindang peopohonan cedar yang tinggi menjulang.

Sesekali kami berhenti. Tersedia tempat peristirahatan dan juga air minum gratis dari kran. Semakin lama pepohonan semakin rimbun disertai kawanan monyet yang begelantangun diatas pohon. Beberapa pemuda lokal dan wisatawan nampak biasa menanjaki bukit ini. Tak nampak kelelahan sama sekali.

Itinerary shimla India
Jalanan Menanjak dan berliku diantara rindang pepohonan menuju Kuil Jakhoo


Semakin lama nafas mulai terengah. Sinar mentari menyusup diantara tirai pepohonan. Samar terlihat wajah patung Hanuman dari balik pepohonan seolah memompa semangat untuk terus mendaki. Kawanan monyet semakin banyak dengan tatapan garang. Kami terus berjalan sambil mendekap erat tas.

30 menit kemudian kami sampai di bukit Jakhu. Alhamdullilah kondisi bandan ini masih fit. Ternyata kami masih harus melewati undakan dengan deretan tiang dan atap berwarna merah. Sebuah lonceng menggantung diatas pintu gerbang undakan.

Para peziarah mendengungkan lonceng beberapa kali sebelum memasukinya.Teng teng teng, suara dengung lonceng menggema dari atas bukit. Nuansa magis dan religius begitu terasa. Tangan peziarah menyentuh undakan kemudian disentuhkan ke dada dan berlanjut menapaki undakan menuju kuil.

Sampai di depan kuil Patung Dewa Hanuman menyambut kami. Tangan kanannya dengan gagah membawa gada berukuran Jumbo. Wajahnya menatap kearah kota Shimla.Patung Dewa Hanuman setinggi 33 ini merupakan patung dewa Hanuman tertinggi di Dunia. Melebihi tinggi dari  Patung Jesus di Rio De Jenairo.

Shimla Sightseeing
Memasuki Kuil Jakhoo


Kuil kuil di India
Nampak Depan Patung Dewa Hanuman

ada apa saja di Shimla
Kuil Jakhu atau jakhoo

Disebelah kanan berdiri Kuil Jakhu. Menurut legenda dalam cerita Ramayana. Sang Dewa Hanuman berhenti sejenak untuk beristirahat dalam misinya mencari Sanjivni Booti untuk menghidupkan kembali Lakshman. Sebagai persembahan terhadap Dewa Hanuman, penduduk sekitar kemudian mendirikankan kuil Jakhu tepat diatas jejak kaki Hanuman. 

Hawa sejuk dan rimbun pepohonan membuat kami enggan beranjak. Menyaksikan sisi religius umat agam Hindu. Mendekapkan tangan didada dengan mendongakkan wajah ke arah Sang Dewa. Dilanjutkan dengan memyentuh kaki Hanuman dan diletakkan di dada sebagai tanda berkat. Bahkan sebagian lainya merebahkan badan di pelataran patung. Menyembah dengan mengatupkan kedua belah telapak tangan diatas kepala.

Pengalaman paling seru ketika menapaki tangga hingga tiba di Kuil Jakhoo adalah ‘berperang’ melawan sekawanan monyet. Berhasil membuat kami takut hingga tertawa terpingkal pingkal hingga perut mules. Tangan mereka sangat trampil “mencopet” bawaan para wisatawan. Mulai tas, Dompet, selendang Dupatta, Sandal, Kacamata, Kamera sampai Handphone. Monyet monyet disini dianggap sebagai bala tentara Dewa Hanuman. Umat Hindu sangat menghormati mereka dengan memberikan makanan.

Negeri Mahabharata memang bertabur legenda para Dewa. Adat dan Budaya berusia ribuan tahun yang selalu dijunjung tinggi menjadikannya negeri ini kaya akan warisan budaya. Menjadikannya tujuan favourit wisatawan manca negara.

India oh India. Semakin lama saya tinggal dan menjelajah negeri ini serta menghirup hiruk pikuk nadi kehidupannya, semakin “terlena” dibuatnya. Zindagi, Kabhi Kushi kabhi Ghum.

Puluhan bukit sambung menyambung di Kota Shimla

You Might Also Like

21 $type={blogger}

  1. Waaah kereen.. ada papan informasi buat ngukur seberapa sehar dan fit kondisi kita dengan cara berapa waktu yg diperlukan untuk sampai ke atas bukit..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Alhamdullilah kemarin waktu nanjak kesana tepat waktu ditambah perang dengan monyet :)

      Delete
  2. Oh... monyetnya nakal karena terbiasa dimanja dikasih disodorin makan, ga cari sendiri :(. Barang yg dicopet monyet bisa balik? Ga da pawang monyetnya ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada pawangnya, Barang barang pasti bali, sebagai gantinya mereka membeli maknan buat monyet :)

      Delete
  3. Mbak...mbak...maaf gagal fokus. Aku mau cerita aja. Sejak sering membaca tulisan mbak ttg India, aku sekarang jadi nonton sinetron Indonesia yang mainnya di India :D Judulnya Cinta di Langit Taj Mahal. Yang main Shaher dan Nabila Syakieb. Baru kali ini nonton sinetron yg menurutku bagus, sampe netesin air mata. Kisahnya tentang istri saleha yang menikah dengan pria India, tapi mertuanya jahat padanya :((

    Lokasi syutingnya banyak di India. Cakep2. Sinetronnya tayang tiap hari, jam 9 malam selepas tarawih. Dan tiap nonton aku inget blog ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya, aku sering lihat sponsor sinetron itu. Tapi nggak pernah lihat. Kapan hari lihat Jodha Akbar, cuman 2 episode. Jadinya saya bingung, aku ini masih di India apa sudah menjejak bumi Indonesia? wajah wajah India memenuhi televisi Indonesia, hehehe.

      Wah, ceritanya mirip aku ya, maksudnya menikah dengan oang India. Cakepnya artis pemain sinetron juga kayak diriku *ngaca* Tapi Alhamdullilah mertua ku baik hati. Kapan2 aku lihat sinetronnya.

      Delete
    2. Wah, aku baru tahu ada sinetron Indonesia dengan pemain Shaher, udah lama kali gak nonton TV soalnya. Main di mana itu sinetronnya? *malah bahas sinetron :D
      Dan aku juga baru tau kalo ternyata mbak Zulfa menikah dengan orang India. Ya ampuuuuun... ke mana aja aku selama ini?

      Delete
    3. aku juga baru tahu setelah baca komentarnya mba ecky, hehehehehe...

      Delete
    4. heheh disitu saya merasa jadi Kajol :)

      Delete
  4. Mbak Zulfa..Kenapa tiap pulang dari India ,saya selalu nyesel...koq ga ke kota ini , koq ga ke kota itu..koq g beli ini ,koq ga nyempet makan itu..hiiiihiii..banyak maunya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, kalau kesini memang haus lama mbak. Saya saja yang tinggal di India nggak pernah selesai. Looo ternyata bagus, aku harus ke tempat. tempat ini . India memang banyak sekali tempat yg dikunjungi.

      Delete
  5. wah sama kayak di uluwatu, Bali ya.. monyetnya terampil.. kalau handphone diambil nanti kita telpon ke monyetnya buat suruh ngembaliin ya? hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, Jadi kita bisa Dm sama monyetnya kapan mereka ngembalikan Handphone kita. hehehe

      Delete
  6. Kenapa ya hampir semua kuil pasti ada monyetnya. *ngasal*
    Itu patungnya warna pink mba *berbinar-binar* trus Shimla itu seperti Puncak Bogor gt?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Naggak hanya kuil, bahkan dijalan banyak monyet, Bhakan Delhi.

      Warnanya Orange. Ya Shimla itu kayak puncak gitu, cuman Shimla lebih tinggi

      Delete
  7. Nah patung hanoman ini juga dibahas di buku panduan perjalanan India yang kami bawa. Sayang gak sampe ke sini >.< yang ada kami nemu patung hanoman lain di Batu Cave, Kuala Lumpur hwhwhwhw

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya, akalu ke Shimla pasti kesini. Selalau ada alasan tuk kembali.
      Hahaha, ya di batu cave ada.

      Delete
  8. Naik bus2 usang itu nyaman ngak sech ??? #laludikeplak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe Bus usang itu yg hobinya ngeplak tubuh didalamnya

      Delete
  9. Zindagi, Kabhi kushi kabhi ghum.
    Hidup, kadang senang kadang susyahhhnya amit2.
    Hahahahaahahaha
    Bener kan mak?

    ReplyDelete

Follow Twitter

Follow Instagram