Senja Merekah di Langit Masjid Agung Jawa Tengah

October 24, 2015

Masjid Agung di Semarang

Masjid Agung Jawa Tengah  dirancang dalam gaya arsitektur campuran Jawa, Islam dan Romawi

Do you this Masjid ?” Tanya seorang  teman dari Pakistan sambil menyodorkan sebuah foto Masjid menawan. Saya mengenalnya dalam sebuah forum diskusi ketika  saya masih ‘khilaf’ dengan dunia malam. Dunia yang ‘memaksa’ saya begadang semalaman. Metani barisan coding pemrograman yang siap di-execute.

Sejenak saya memperhatikan dengan benar foto Masjid yang dia kirimkan. “Subhanallah, Very beautiful Masjid but I don’t know , never been there’ jawab saya datar. ‘In which country this Masjid? ‘ Tanya saya dengan penuh antusias. 
“My dear sister, it’s In your Country” jawabnya dengan senyuman.
 “What ??? in which city? “
“Found it and tell me once you visit this Masjid”
“InsyaAllah”

Akan mudah bagi saya jika tahu nama Masjidnya dan mencarinya di eyang google. Tapi berbekal foto ? hmmm. Waktu berlalu. Bahkan tahun pun cepat berganti.

Suatu ketika, salah satu teman saya memposting foto narsis dia di sebuah Masjid. Dan saya teringat Masjid yang ditanyakan teman saya dari Pakistan. Ketika teman saya bilang ini Masjid Agung Jawa tengah dan berada di Kota Semarang, saya langsung tepok jidat. Ya Allah, kemana saja selama ini, masak Masjid cantik di propinsi sebelah tidak tahu. Terlalu!.

Kebetulan jadwal pulang ke tanah air saya janjian Kopdar dengan teman teman Blogger di Semarang. Tapi sayang, dihari yang sama saya dan Shah Jahan sibuk membangun ‘Taj Mahal’. Jadwal saya ganti di beberapa minggu kemudian. Selain mengunjungi  Masjid Agung Jawa Tengah, saya juga mengunjungi sederet tempat wisata andalan kota Semarang  yakni Jelajah kota Lama Semarang, Klenteng Tay Kak Sie, Klenteng Laksamana Cheng Ho dan Lawang Sewu. Selebihnya saya banyak menghabiskan waktu berwisata kuliner.

Senja mulai merekah ketika saya dan Tarie bertolak menuju Masjid Agung Jawa Tengah yang diresmikan tanggal 14 November 2006 oleh Bapak Susilo bambang Yudhoyono yang saat itu menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Memasuki komplek Masjid seluas 10 hektar terdapat halaman yang luas dipenuhi dengan pepopohan rindang, dibawahnya digunakan sebagai parkir motor. Terlihat beberapa pengunjung sedang asyik jogging di halaman Masjid.

Melewati undakan kita sampai di pelataran Masjid. Sebuah bangunan disanggah dengan 25 pilar membentuk setengah lingkaran. Hal ini menyimbolkan 25 Nabi dan Rosul. Pilar pilar bergaya koloseum Athena di Romawi dihiasi Kaligrafi yang menawan.

Masjid Agung Jawa Tengah
Sebuah Jet Melintas dilangit MAJT dilengkapi Kaligrafi  Al-Quran disanggah 25 Pillar bergaya Koloseum Athena Romawi 

Selanjutnya saya melepaskan alas kaki menapaki bangunan utama Masjid yang digunakan untuk shalat. Di  Masjid ini terdapat enam buah payung  raksasa otomatis seperti yang ada di Masjid Nabawi. Tinggi masing masing paying elektrik adalah 20 meter dengan diameter 14 meter.

Waktu saya datang kemarin payung tersebut dalam keadaan tertutup. Ada sedikit kerusakan dan karatan dibagian bawahnya. Menurut informasi yang ada, payung elektrik ini dibuka setiap hari Jum’at, Idul itri dan Idul Adha dengan catatan kondisi angin tidak melebihi 200 knot.

Saya melanjutkan tapak kaki memasuki Masjid Agung Jawa Tengah yang dirancang dalam gaya arsitektur campuran Jawa, Islam dan Romawi. Dimahkotai limas khas bangunan Jawa namun dibagian ujungnya dilengkapi dengan kubah besar berdiameter 20 meter.  Ditambah lagi dengan 4 menara masing masing setinggi 62 meter ditiap penjuru atapnya.

Didepan pintu utama Masjid terdapat Sebuah Al-Quran Raksasa berukuran 14 x 95 cm. Ditulis tangan oleh Drs. Khyatudin dari Pondok pesantren Al-Asyariyyah, Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo. Sementara diujung kanan terdapat Bedug Ijo berukuran Jumbo. Beduk yang dibuat oleh santri Pondok Pesantren Alfalah, Banyumas ini menggunakan kulit lembu dari Australia.

Terdapat dua lantai yang dipergunakan untuk shalat. Sedangkan bagian depan dilantai dasar terdapat Mighrab utama yang dibingkai dengan kayu berkaligrafi ayat ayat Al-Quran. Subhanallah. Sayang, ketika saya datang kemari ada beberapa renovasi di depan Mighrab. Saya cukup melihatnya dari kejauhan.

Setelah puas berkeliling diarea Masjid, saya menghabiskan sore duduk santai bercengkaram dengan Tarie dibawah pilar Kolosuem bergaya Roma. Menanti kedatangan Mbak Niek dan anak anaknya yang sebelumnya saya temui selesai berwisata kuliner es Panekuk.


Tempat yang harus dikunjungi di Semarang
Bedug Ijo

Itinerary perjalanan di Semarang
Payung Raksasa elektrik

Masjid Masjid Keren di Indonesia
Bagina dalam Masjid

Wisata kota Semarang
Mighrab dan jamaah yang sedang menjalankan shalat disebelah Al-Quran Raksasa

Dipengujung senja, mentari menggores langit dengan warna jingga. Lampu lampu cantik menghiasi Masjid, pilar dan menara mulai dianyalakan. Perpaduan keduanya menghasilan foto yang sangat ciamik dalam jepretan kamera. Sejenak menanti azdan berkumandang kami duduk asyik dan bercengkrama dibawah pilar.

Adzan Maghrib berkumandang menggema di Udara. Bangunan induk untuk shalat seluas 7.669 meter persegi ini mulai didatangi oleh Jamaah. Sebagian besar penduduk Semarang dan ada juga wisatawan dari luar kota.

Setelah bersujud tiga rakaat di Masjid, kami duduk santai dibawah payung raksana. Angin semilir sepoi sepoi menghantarkan aroma masakan yang sungguh menggetarkan nafsu makan. Disayap kiri Masjid sedang berlangsung resepsi pernikahan.

Selain digunakan sebagai tempat Ibadah, akad nikah dan resepsi, Masjid yang menelan biaya hingga Rp. 196 Milyar ini juga disipakan sebagai wisata religius. Di Masjid agung ini dilengkapi dengan wisma penginapan dengan kapasitas 23 kamar berbagai kelas.

Terakhir kami mengunjungi Menara asmaul Husna yang menjulang setinggi 99 meter. Untuk menuju keatap menara yang berada dilantai 19 ini pengunjung dikenakan biaya Rp. 7.000 saja. Bagian dasar menara terdapat studio Radio DaIs (Dakwah Islam). Kemudian dilantai 2 dan 3 digunakan sebagai Museum Kebudayaan Islam. Dan dilantai 18 terdapat Kafe muslim.

Menara pandang pandang yang berada di lantai 19 ini dilengkapi dengan 5 teropong untuk menatap kota semarang lebih dekat. Gardu pandang ini juga digunakan sebagai tempat rukyat Al-Hilal. Sayang waktu datang kemari teropong tidak dapat digunakan. Jangan kecewa, dari menara pandang dengan kasat matapun kita bisa menatap germerlap kota semarang dalam balutan cahaya malam ditemani angin yang berhembus lumayan kencang.


Menara Asmaul Husna
Panorama Malam hari MAJT dan Kota Semarang dilihat dari menara Asmaul Husna

Masjid Bergaya Romawi

Payung Raksasa Elektrik


Dan…. hingga saya menulis postingan ini saya belum mengkabarkan teman saya yang di Paskitan bahwa saya sudah mengunjungi Masjid yang ia tunjukkan dulu.

You Might Also Like

18 $type={blogger}

  1. pemandangannya bagus ya, mak. :D jadi kangen semarang. dulu sering ke sini. hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bagu banget kala senja menyapa...duduk santai sambil menunggu bedug Masghrib.

      Delete
  2. Huhuuyy already miss u again sistaaaaaa :*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Miss you also, moga bisa sama Najin ya mbak, biar tambah Rame mainan sama krucil :)))

      Delete
  3. Lain kali awas ya kalo ke semarang ga bilang2 ;(

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe InsyaAllah mak, ntar ke Semarang mampir kerumah.... Selalu ada alasan tuk kembali.. mbolang ke Semarang :)

      Delete
  4. dikasih ihat gambar mesjid seindah ini .. tidak tahu ada di mana .... jadi di internet lihat2 gambar apa saja ... hayoo ... #TutupMata

    ReplyDelete
    Replies
    1. hmmm Nganu ...lihat 'itu' loooo yang banyak xxx nya hehehe *lemparsandal

      Delete
  5. Next time sama Najin yaaa. Semoga mba Ira sekeluarga juga jadi mampir Semarang. Rameee deeehh :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin, Nanti klo Mbak Ira Sekeluarga kesini. InsyaAllah aku samperin sama Najin. Ramenya...

      Delete
  6. Subhanallah.. Bagus banget arsitektur masjidnya, pengen deh kpn2 ksana "_"

    ReplyDelete
    Replies
    1. Subhanallah, cakep bener memang ya... Moga2 bisa kesini seceptnya ya...

      Delete
  7. Aku blm kesampean ke mesjid ini ihik ihik ihik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayoooo Lah ke Mesjid Pakai Sarung, masak ke pantai terus dan pakai K**** dong. situ kan sekarang tobat. Alhamdullilah

      Delete
  8. Uapike fotone. Opo maneh pas sore2 ngunu, yo. Tambah syahdu... ira

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tips memoto bangunan itu pas sunset mbak, jadi matahari sedikit redup tapi lampu bangunan sudah menyala jadi menghasilakan kombinasi yang kontras dan cantik, halah! sok ngerti fotografi, hahaha aku dpt tips ini dari seorang fotografer

      Delete
  9. biutipul nian mesjidnya 😍😍😍

    ReplyDelete

Follow Twitter

Follow Instagram