Menatap Megah Istana Merah

February 01, 2016

tempat wisata di kota Delhi

Istana luas yang dikelilingi tembok benteng pertahanan membentang sejauh 2,5 ini menjadi saksi perpindahan pusat pemerintahan Kekaisaran Mughal dan designya terinspirasi oleh deskripsi Surga dalam Al-Quran

Setelah Liburan musim dingin ke Manali, sebenarnya saya bersama suami berencana jelajah Rajathsan by road. Mengisi liburan musim dingin selama dua minggu full jalan jalan. Apa mau dikata, takdir berkata lain, karena kondisi kesehatan mertua yang tidak menentu, kami putuskan untuk tetap di Delhi saja.

Alhamdullilah, Delhi tempat tinggal kami saat ini dianugerahi sederet tampat wisata. Semua tempat wisata serta transportasi diKota Delhi ini bisa dibaca di majalah MyTRip Vol.25. Nah, biar nggak jutek dan ngelumut di apartemen saja, kami putuskan jalan jalan di sekitaran Delhi. Si kecil minta piknik ke Qutub Minar karena ini memang tempat favourit dia. Karena kami terlalu sering main main ke Qutub Minar, saya sarankan ke Red Fort saja sekalian makan malam di Karim restoran.

Saya bilang ke si kecil “ kita main main ke rumah King saja, yuk,  itu lho yang punya rumah besar sekali”.
 Si kecil tetep ngeyel “nggak mau, aku suka Qutub Minar, bisa guling guling”.
“Di Istana merah kamu juga masih bisa guling guling kan? Dalam ‘rumah’ nya ada taman dan pepohonan trus sekalian bisa kasih makan puluhan burung dara“
“Baiklah, tapi habis itu kamu harus belikan aku dua ice cream
“Ntar kalau sudah sehat boleh makan ice cream sepuasnya”
Si kecil  ngambek lagi  sambil banting pintu mobil  “hmmmm, nggak suka sama kalian”
“nggak suka but still love kan ?”

Dalam mobil si kecil tetep ngambek sambil buang muka menghadap ke jendela. Kalau lihat dia jutek gitu pingin rasanya cium pipinya. Dia teteup ngotot minta ke Qutub Minar. Saya bilang ke Shah Jahan, nggak apa apa kita ke Red Fort saja, ntar dia pasti suka. Emak dan anak saling ngotot, ini mau piknik apa mau ngejak geger sih? hehehe

Perjalanan menuju kawasan kota tua Delhi lancar. Kawasan yang dahulunya bernama Shahjahanab ini pernah saya ulas dalam dalam postingan sebelumnya. Disini dan disini. Sesuai dengan namanya kota tua ini didirikan oleh kaisar Mughal Shah Jahan, pendiri Taj Mahal.

Kota ini dibangun karena pada waktu itu beliau bermaksud memindahkan ibukota pemerintahan dari kota Agra ke kota Delhi. Dalam kota ini beliau membangun Istana yang dikenal dengan nama Lal Qila, versi inggrisnya Red fort dan dalam versi Indonesianya istana merah. Disebut demikian karena keseluruhan istana dikelilingi tembok benteng setinggi 6 meter dengan dominasi warna merah bata.

Dalam perjalanan menuju Red fort atau istana merah kami berhenti sejenak di salah satu taman burung. Taman ini letaknya berseberangan dengan bagian belakang Istana.  Istana merah yang dibangun pada abad ke 16 ini memang luas sekali. Tembok pertahanannya saja membentang sejauh 2,5 KM. Ditaman ini bergerombol puluan burung dara, gagak dan Elang. Semua burung asyik menikmati makanan yang disediakan oleh pengunjung. Sebaian terbang mengerumuni angkasa. Si kecil yang tadinya ngambek sudah mulai ceria. Lari kesana kemari ngejar burung elang.

wisata negara India


Jalan menuju Red Fort ini banyak sekali. Bisa dari arah Jama’ masjid. Dari Arah Outer Road. Bisa juga blusukan dari arah Chandi Chowk. Ketika bertandang kesini kami lewat outer road, jika lewat sini kita bisa melihat salah satu sudut istana merah yang digunakan sebagai lokasi shooting Film PK yang diperankan oleh Amir khan.

Setelah parkir mobil kami berjalan kaki menuju pintu masuk istana. Untuk memasuki istana terdapat empat pintu gerbang utama. Semua pintu gerbang didesign megah. Berdiri lebih tinggi dibandingkan temboknya. Dilengkapi dengan chattris dan tempat pengawasan dimana prajurit istana berdiri untuk mengamati keadaan sekitar. Chattris ini semacam kubah yang menjadi ciri khas bangunan yang didirikan pada era kekaisaran Mughal. Sayangnya, hanya satu pintu gerbang saja yang boleh dilewati oleh wisatawan.

Berjalan kaki menuju pintu gerbang istana ini kita bisa melihat megahnya tembok benteng istana sekaligus taktik pertahannya. Di kaki tembok benteng istana ini terdapat kanal air yang cukup lebar. Konon, kanal air ini dahulunya berisi buaya ganas. Jadi, jika ingin memasuki pintu gerbang istana harus melewati jembatan. Seperti yang kita lihat dalam film Hollywood, dimana sebuah kastil tua dikelilingi kanal lebar.

Sampe di pintu gerbang utama, kaget minta ampun. Ratusan wisatawan lokal sudah antri berdiri, berkelok dengan ujung antrian yang nggak jelas. Saya dan Shah jahan saling senyum (klo ini suami, bukan shah jahan pendiri istana, hehehe). Harus antri berdiri berapa jam memasuki istana? Galau.

Tempat wisata wajib dikunjungi di India

jalan jalan di India



Istana merah ini masuk dalam daftar warisan Dunia UNESCO. Dan juga merupakan salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi wisatawan setelah Taj Mahal. Jadi, kalau datang kesini antrian pasti panjang. Tapi waktu kami datang kemari itu antrian paling panjang yang pernah kami saksikan. Bener bener gila.

Karena saya termasuk Warga Negara Asing, saya harus beli tiket masuk WNA yang dibandrol 250 Rupee atau sekitar Rp. 50.000. Jauh lebih mahal ketimbang wisatawan lokal yang dikenakan tiket hanya 20 Rupees. Untuk si kecil, usianya masih dibawah 15 tahun jadinya gratis. Kalau WNA, jangan khawatir menghadapai antri panjang karena untuk memasuki istana ada jalur khusus WNA. Akhirnya saya masuk bareng Si Kecil, sementara suami harus antri.  Kami janjian ketemuan didalam istana.

Melenggang masuk melewati pengecekan kemanan. Pengecekan ini dipisahkan antara laki laki dan perempuan. Disini wisatawan disarankan untuk tidak membawa makanan. Kalau minuman boleh. Semua dimaksudkan untuk menjaga kebersihan istana. Tau sendiri kan orang India, kalau buang sampah sak enak udel e.

Masuk pintu gerbang Istana yang dijuluki Lahori gate, berdiri gagah menyambut wisatawan. Diapit oleh dua buah bastion berbentuk octagonal dengan hiasan chattris diatasnya. Diatas pintu gerbang melambai lambai bendera India. Seolah menunjukkan betapa besar dan megahnya istana ini.

Lahori gate ini tak hanya menjadi ikon istana merah, juga menjadi kebanggaan negara India. Di hari Kemerdekaan pada tanggal 15 Agustus, Perdana menteri India berpidato di sini. Jadi tepat di depan Lahori gate ada sebuah tempat (podium). Ada dua undakan untuk menuju keatas. Ketika berpidato diatas Podium, Lahori gate ini akan menjadi latar belakang nya. Seluruh hamparan rumput menghijau didepan (luar) istana  menghadap kearah podium.

Setelah melewati lahori gate, ada Chatta Chowk. Bazaar atau pasar yang berada dalam lorong tertutup ini sudah ada sejak pemerintahan Mughal. Menjual berbagai macam souvenir khas India. Ada tas etnik, gelang, aneka aksesoris cantik, Kerajinan perak dan kuningan, baju, shawl, dan sebagainya.

Setelah melewati bazaar, kami memasuki pekarangan istana. Ada pemandangan berbeda disini. Jika kita memalingkan mata ke arah kiri, terdapat sederet bangunan lantai dua bergaya Eropa. Sedangkan Jika kita kearah kanan disana terdapat sederet bangunan atau istana kecil lainnya dengan ciri khas bangunan kekaisaran Mughal.

Jadi, pada awal abad 19 Inggris mulai menguasai India. Terjadi pertempuran sengit antara tentara mughal dan Inggris. Shahajahanabad, kota yang juga dikelilingi tembok dengan 14 pintu gerbang ini rusak total. Pasukan Inggris berhasil memukul mundur pasukan Mughal dan menguasai Istana.

Saya dan Shah Jahan pernah blusukan mengelilingi seluruh kawasan Shajahanabad atau sekarang dikenal dengan kawasan old Delhi untuk mencari 14 gerbang tersebut. Sebagian masih berdiri tegak. Sebagian rusak. Sebagian lagi nggak jelas. Siasa sisa pertempuran juga masih ada, lubang disana sini.

Balik lagi ke Istana merah. Sebagian bangunan dalam istana dirusak dan dibangun barak untuk prajurit Inggris. Sebagian lainnya dipertahankan. Bangunan ala Eropa yang kita lihat adalah bekas barak tentara Inggris. Setelah India merdeka, istana ini dikuasai oleh militer India. Hingga saat ini masih dikuasai oleh tentara India dan digunakan sebagai tempat tinggal. Jika kita berjalan dari tempat parkir mobil, ada bagian pintu gerbang istana yang dijaga ketat oleh tentara.

Jadi, hanya 1/3 bagian istana yang bisa wisatawan nikmati. Karena istana ini luas sekali, meski 1/3 saja sudah lumayan gempor. Beberapa bagian istana masih berdiri tegak. Seperti tempat musyawarah, singhasana Kaisar, hamman (tempat pemandian), tempat tinggal para istri, tempat bercengkrama, tempat bermain, tempat menimbun air, Masjid dan sebagainya.


Lal Qila India
Salah satu bagian istana berlatar belakang bangunan bekas tempat pasukan Inggris

Yang unik dan mengesankan dari istana ini adalah adanya aliran air. Jadi ada sebuah bangunan khusus di dalam istana ini yang mengatur (memompa) seluruh aliran air dalam istana. Aliran ini menyatu dengan kolam air mancur  di taman dan juga hammam. Menghiasi seluruh bagian depan setiap istana dan taman dengan gemercik air.

Memang, para arsitektur pada zaman kekaisaran Mughal ini tak hanya handal dalam mendesign bangunan yang kokoh tapi juga cantik. Bangunan baik istana dan moausoleum pada kekaisaran Mughal ini didesign terinspirasi oleh deskripsi Surga di dalam Al-Quran. Yakni, dimana terdapat taman dan air mengalir.

Jika kita melihat Taj Mahal, Agra Fort, Humayun ka Maqbara dan juga Istana merah ini. Semuanya dipenuhi dengan taman dan aliran air. Bahkan dalam Agra Fort (istana agra), aliran air ini tak hanya digunakan untuk mempercantik istana juga sebagai pendingin. Pada zaman itu mereka memiliki sistem pengairan yang canggih. Jadi istana selalu berhawa segar dan sejuk.

Dulu (11 tahun yang lalu) ketika pertama kali ke istana merah ini, kanal kanal kecil ini masih dialiri air. Air mancur dalam taman juga berjalan dengan baik. Saat ini, semua terasa kering. Beberapa renovasi sedang dilskukan oleh pihak ASI. Asosiasi  bertugas mengatur dan memperbaiki bangunan cagar budaya di India.

Berkat ASI ada pemandangan lain didalam istana. Selama ini Mumtaz Mahal, Istana tempat tinggal permaisuri mumtaz yang berada dalam Red Fort, dulu tertutup untuk umum. Kita hanya bisa melihat bagian luar saja. Sekarang dibuka dan digunakan untuk museum. Oh ya, Mumtaz Mahal ini istri kesayangan Shah Jahan. Taj Mahal dipersembahkan buat sang Permaisuri.

Dalam museum kita bisa melihat baju Kaisar, persenjataan, lukisan, perhiasan, alat alat rumah tangga serta barang barang milik Istana. Beberapa buku inkripsi kuno dengan tulisan berbahada Urdu. Bahasa yang digunakan oleh para kaisar Mughal yang mengawinkan antara bahasa Hindia dan Persia. Urdu ini menjadi bahasa  nasional negara Paskitan. Dan Umat Muslim di India kebanyakan menggunaan bahasa Urdu, bukan Hindi. Termasuk saya dan keluarga suami.

Delhi Sightseeing
Hepi hepi didalam salah satu bagian istana

what to see in Delhi
Akhirnya guling ugling juga, hehehe

Setelah menyaksikan keseluruhan istana, kami duduk santai disalah satu taman. Disini tersedia tempat untuk menyaksikan keseluruhan bangunan. Dan juga digunakan untuk menyaksikan tata cahaya lampu dalam istana di malam hari. Saya dan Najin memilih duduk diatas rerumputan. Dia guling guling sepuasnya. Jungkir balik nggak jelas. Terserah, yang penting hepi.

Saya telpon Shah Jahan dari tadi nggak kelihatan, eh, ternyata dia males antri dan menunggu di luar. Dia suruh kita berdua main main sepuasnya. Akhirnya saya dan Najin main main di dalam taman istana hingga mentari mulai meredup. Nggak pakai acara ‘kelai’ lagi, apalagi banting pintu.

Berikut Video megahnya istana merah yang tayang di NET TV





You Might Also Like

16 $type={blogger}

  1. Jadi sikecil demen nya guling2 manja yaaaa, ajak ke alon2 gresik aja sambil makan krupuk totol hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Buahahaha bener, kagak usah pakai tiket masuk yang mahal.

      Nungguin diajakin om Cumi makan krupuk tutul di alon alon Gresik :)

      Delete
  2. Wkwkwkwkkwk, emake hobi gasakan tibake... Eh Zulfa, arsitek zaman mbiyen wes huebat2, yo... Gak perlu adoh2, contone Borobudur karo Prambanan. ira

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, seneng seru mbak nek dijak gaprak an.

      Iyo mbak, wong zaman biyen arsitekture keren keren, bahan seadanya dan awer sampe sekarang

      Delete
  3. Hahaha.. Tapi lumayan Najin sik gelem dijak. Nek anakku krungu emake kate hunting foto langsung alergi mogok gak sido melu wkwkwk...

    Btw tempate bersih yo mbak.. Opo karena mbayar dadi di ramut hehehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, mbak soale anak sampeyan wis gede, dadi sik onok piliha.Nek Najin, dewean nang omah nek nggak melok. Tukaran nang mobil, nggondok, tapi engkok hepi kok.

      Iyo mbak, dalam istana dibersihka terus. trus nggak ooleg nggowo panganan.
      Nek nang njobo istana yo.... ngunu iku, hehehe

      Delete
  4. hahahaha,,,, kali ini yang mau liburan make kok yo, bukan anaknya. Anak VS emak, tapi yang jelas menang make lah, lawong bapake yang nyupir dan cinta sama maknya,,, wah keren mak ceritanya bikin ngakak,,,, tempate tow pasti menarik apalagi udah masuk UNESCO, dah nggak di ragukan lagi dah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha. Begitulak emak dan anak, sering geger tapi saling cinta, eaaaaa

      Delete
  5. bener2 megah .... hebat bener arsitek dan ahli2 lainnya bisa membuat sistem air yang rumit dan keren begitu .. apalagi ini dikerjakan pada zaman dahulu ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, bener bener hebat orang . Sederhana sekali tapi awet dan mengesankan hingga saat ini

      Delete
  6. Aku gak begitu nyesel nggak masuk ke Agra Fort, tapi kalo Red Fort ini.... hiks. Humayun Tomb juga nih gak didatangi. Lotus juga....trus itu... anuuu... wah wah masih banyaaaak *langsung cek tiket ke India* :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Klo sudah ke Agra Fort, nggak usah masuk lagi ke Red Fort seharusnya.... cukup satu saja. Selalu ada alasan tuk kembali Ya, semoga bisa main main ke India lagi ya..... Aamiin

      Delete
  7. hai ganteeennggg... itu fotonya merah di semua musim ya mba?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haiiii Tante cantik :) Ini musim dingin mbak, tapi dah lumayan banyak bunga bermekaran

      Delete

Follow Twitter

Follow Instagram