Ponsel Menjadikanku Seorang Entrepreneur

July 15, 2016


Ponsel tak sekedar mengabadikan momen kebersamaan bersama keluarga dan sahabat, lebih dari itu ponsel bisa menjadi rekan kerja yang handal

Bermula dari sebuah pencarian ide bisnis di Bidang IT oleh sebuah brand handphone ternama.  Pemenang akan mendapatkan modal usaha senilai ratusan juta Rupiah. Tak hanya modal usaha, pemenang kompetisi bakalan didampingi seorang ahli wirausaha untuk menjalankan usahanya selama setahun kedepan. Tantangan yang begitu menggairahkan.

Pengumuman lomba menglingkari hati selama berhari hari. Seolah menjadi mesin penjawab kegundahan saya selama ini. Saat itu, saya bekerja disalah satu perusahaan dibidang IT di Surabaya. Berada di posisi Manager, secara materi bisa dikatakan bekecukupan untuk hidup mandiri. Tapi kecukupan materi yang ditawarkan tak sebanding dengan kurangnya perhatian untuk si kecil.

Sangat tak mudah memang menjadi seorang Ibu sekaligus wanita karir. Sepandai pandainya kita membagi waktu antara keluarga dan karir tapi keluarga tetep memiliki jatah “sisa”. Mulai pagi hingga sore, 8 jam sehari, saya lebih banyak menghabiskan waktu di kantor. Dan saya hanya memiliki waktu 2 hingga 3 jam sehari bersama si kecil. Tak jarang pula karena menumpuknya pekerjaan dan meeting, saya harus lembur hingga tengah malam. Dan parahnya, saya sering masuk kantor ketika weekend.

Inginnya, meski saya sibuk di kantor, saya masih bisa berhubungan dengan si kecil. Tak sekedar berbincang melalui handphone dan menanyakan tentang keadaan dan aktifitas. Tapi juga melihat segala aktifitas melalui video live streaming di handphone. Pada saat itu, handphone masih belum secanggih sekarang ini.

Dari pengalaman dan keinginan yang selalu dilangitkan dalam barisan doa, saya terpikir untuk memiliki ide bisnis berbasis teknologi. Idenya, memiliki day care berbasis Teknologi. Jadi, day care ini tak hanya menjaga anak anak selama kita bekerja, juga menyediakan teknologi live streaming berupa video yang berada disetiap sudut tempat. Dan bisa diakses melalui sentuhan tangan di ponsel.

Jadi, meski dikantor saya masih bisa memantau kegiatan si kecil selama di Daycare melalui video streaming yang tersedia. Tak hanya menyajikan video juga akses tumbuh kembang si kecil. Bahkan kami bisa makan siang bersama meski berbeda tempat. Saya bisa meyaksikan dia tidur siang. Atau ketika sedang bermain main bersama temannya. Jadinya, seorang ibu tidak akan ketinggalan informasi tumbuh kembang si kecil meski sibuk bekerja. Dan inginnya semua bisa diakses melalui ponsel. Memang sih, pelukan dan perhatian kita secara langsung tidak bisa tergantikan, paling tidak ada ada fasilitas teknologi yang membantu mendekatkan antara ibu dan anak.

Semua keinginan itu kemudian saya tuangkan dalam Ide bisnis tersebut dan saya ikutkan dalam kompetisi tersebut. Waktu berlalu, saya pikir kalah mengingat saingannya begitu banyak dan berat. Tak disangka, ide bisnis berbasis teknologi yang masih murni dan asli hasil pemikiran anak Indonesia ini terpilih menjadi 20 finalis dari ribuan peserta di seluruh Indonesia. Dan selanjutnya menjadi 7 finalis untuk terbang ke Jakarta dan berkompetisi menyampaikan ide dihadapan dewan Juri yang terdiri atas pakar usaha dan juga Wirausaha sukses. Salah satu dewan jurinya waktu itu adalah seorang pakar di bidang fotografi, Jery Aurum.

Giveaway aku dan kemara Ponsel
Bersama Finalis dan Jerry Aurum

kamera Ponsel
Bersama mas Doni, peliki frozen Youghurt

Zenfone laser
Bersama ibu Maria Elka pangestu

Di Jakarta saya tak hanya berkompetisi memenangkan lomba. Semua finalis diajarkan cara memulai bisnis, budgeting hingga marketing. Saya Juga berkesempatan bertemu sederet orang penting di Indonesia salah satunya adalah Menteri perdagangan dan perindustrian, yang pada waktu itu dijabat oleh Ibu Maria Elka Pangestu.

Yang paling menarik adalah saya bisa bertemu para pebisnis muda yang juga berkompetisi memenangkan Youth Enterpreneurship Indonesia yang disponsosri oleh British council. Kami juga bertemu dengan sederet pebisnis muda sukses di berbagai bidang. Salah satunya pemilik restoran Holycow di Jakarta. Satu hal yang menarik dari kesuksesan Holicow adalah penggunakan teknologi social media yakni Twitter sebagai media branding perusahaan mereka. Dari sini saya mendaptkan semacam pencerahan, bahwa ponsel tak hanya bisa menunjang usaha bisnis dari segi komunikasi saja, tapi lebih dari itu bisa digunakan sebagai branding.

Meski saya tidak memenangkan kompetisi tersebut, sepulangnya dari acara tersebut saya langsung mengajukan resign di perusahaan saya bekerja. Beberapa tawaran bagus diajukan oleh General manager agar saya tetap bekerja di perusahaan. Niat untuk berwirausahara menancap begitu kuat. Tawaran itu saya tolak dan sebulan setelah itu saya sudah tidak bekerja di kantor lagi.

Untung saja, beberapa bulan sebelum resign saya bekerja secara freelance dengan seorang teman yang memiliki usaha alat kesehatan. Saya diminta membantunya untuk berkomunikasi dengan pihak diluar negeri untuk mengimpor barang di Indonesia.

Bermodalkan ponsel pintar hadiah dari kompetisi tersebut, hampir keseluruhan pekerjaan saya jalankan melalui gengaman tangan. Saya tak harus menyalakan laptop untuk melihat email yang masuk dan me-reply-nya. Ditambah lagi dengan kemudahaan SMS banking dalam bertransaksi. Kebahagiaan lain yang paling penting adalah kebersamaan saya bersama si Kecil dirumah. Melihat tumbuh kembangnya merupakan hal yang tak ternilai dengan apapun juga.

Disela sela kesibukan saya sebagai ibu rumah tangga dan mengurus usaha bersama teman, saya berfikir untuk menggunakan uang puluhan juta yang saya dapatkan dari kompetisi tersebut untuk membuka usaha baru. Ya, dalam kompetisi tersebut, meski tidak menang sebagai finalis saya mendapatkan smartphone dan juga uang puluhan juta rupiah. Alhamdullilah, saya kemudian menyusun beberapa konsep bisnis baru yang tak jauh jauh dari background pendidikan sekaligus hal yang saya sukai  yakni di bidang Informasi teknologi. Terkhusus perkembangan teknologi menggunakan fasilitas Internet dan Ponsel.

Pada waktu itu saya percaya bahwa dimasa yang akan datang, hampir keseluruhan pekerjaan akan terhubung dengan Internet melalui smartphone. Tanpa adanya penggunaan kedua teknologi tersebut perusahaan akan tersisihkan dengan pesaingnya. Tujuh tahun berlalu. Saat ini saya melihat secara nyata bahwanya apa yang saya pikirkan pada waktu itu benar adanya. Disini saya merasa cerdas *plakkk

Sebelum merealisasikan Ide, suami meminta saya untuk tinggal kembali di India. Ide sudah tertancap jelas dan semangat sudah membumbung tinggi. Dah, tiba tiba …… ahhh, sudahlah.  Sungguh, super galau.

Terbanglah saya ke Negeri Mahabharata. Negeri yang sebenarnya sudah tidak asing lagi karena saya pernah mencecap kehidupan disini sebelumnya. Di India saya sepenuhnya ibu rumah tangga. Terbiasa dengan segala aktiftas dan hidup dalam kemandirian membuat kehidupan saya di India tidak menyenangkan. Tapi kodrat sebagai seorang istri harus dijalani dengan ikhlas dan sabar (mendadak jadi emak solehah).

Kerinduan dengan keluarga di Indonesia terbantu dengan adanya ponsel. Kami bisa berbincang sesering mungkin dengan menggunakan teknologi chat plus video berbasis internet. Tak hanya itu saja. Teknologi kamera yang tersemat didalamnya membantu saya senantiasa bertukar foto dengan keluarga di Indonesia.

Dan ketika jalan jalan liburan bersama keluarga di India, saya abadikan momen kebersamaan kami. Beberapa detail keunikan dan keindahan bangunan saya abadikan dalam bingkai kamera ponsel. Lumayan, ponsel yang sama sebagai hadiah dari kompetisi memiliki kamera yang cukup bagus.

Waktu berlalu, selain menjaga si kecil, waktu luang ini saya manfaatkan dengan membaca. Tentu saja, karena saya suka mbolang, bacaannya tak jauh jauh dari dunia travelling. Salah satunya dengan membaca beberapa tempat yang barusan atau akan saya kunjungi bersama keluarga.

Dari banyak referensi ternyata negara India yang didominasi umat agama Hindu justru memiliki banyak tempat peninggalan peradaban Islam. Ketertarikan ini berujung dengan keinginan untuk menulisnya dalam sebuah blog. Dan pada akhirnya saya mengirimnya ke sebuah Koran Nasional di tanah Air. Dan saya tidak menyangka tulisan pertama tentang peradaban Islam di India bakalan tayang.


Beberapa foto yang tayang diambil dari kamera Ponsel

Hal yang membuat hati berbunga adalah foto yang tayang di Koran itu adalah hasil jepretan dari ponsel yang sama. Benar benar tidak menyangka, hasil jepretan ponsel bisa terbingai cantik di Koran. Sejak saat itu derajat kepedean saya dalam hal menulis perjalanan dan fotografi meningkat. Apalagi dengan berodalkan kamera ponsel saya bisa berkreasi.

Kini, keseharian saya disibukkan dengan menulis baik di blog maupun untuk media cetak di Indonesia. Berkat Ponsel, saya terhubung dengan teman teman baru yang bekerja dalam bidang yang sama yakni travel writer. Baik yang tinggal di Indonesia maupun di luar negeri. Kami saling bertukar pengalaman, tips menulis hingga berbagi alias curhat. Tak jarang pula, saya sering mendapatkan tawaran pekerjaan seperti review maupun mengisis konten di blog, semua karena hubungan baik yang kami jaga melalui forum chat di ponsel.

Tak hanya menulis di hadapan laptop, ponsel juga menjadi tempat menuangkan ide maupun cerita yang tiba tiba datang tanpa diundang. Kalau gini, saya nggak mau lama lama nyalakan laptop. Ponsel saya sambar dan segera menuliskannya sebelum semua terlepas dari ingatan menadi sebuah goresan kalimat.

Tak jarang pula, ide yang tadinya hanya sekelumit justru membuahkan beberapa kalimat berlanjut menjadi beberapa paragraf yang panjang ketika menuliskannya di ponsel. Entah mengapa, ketika menulis di ponsel daya tarik bercerita lebih luwes. Mungkin saya merasa sedang bercerita dengan seseorang. Jadi cerita yang saya tulisa jadi lebih menarik. Kelemahan saya menulis di ponsel adalah satu, sering typo. Parah banget typoonya karena si jempol mengikuti ukuran badan. (emboh, kapan diet e).

Berkecimpung di dunia travel writer sekaligus blogger, mau tak mau saya harus berteman baik dengan social media. Ponsel seolah menjadi bagian yang tak dapat terpisahkan dari seorang blogger. Manfaatnya segunung. Saya bisa langsung update alias pamer foto kepada penggemar melalui media social instagram. Share postingan terbaru di fanspage. Dan bisa cuap cuap dengan penggemar di twitter. Tak jarang pula, saya bisa berinteraksi secepatnya dengan menjawab semua pertanyaan yang masuk di blog melalui ponsel. Kini, writerpreneur telah menjadi profesi yang sangat saya sukai. Pada akhirnya saya bisa menbuktikn bahwa hobi bisa menjadi sebuah Profesi. Tak mudah memang, tapi semua harus dibarengi dengan kerja keras tinggi.

Apalagi sekarang zamannya vlog, ponsel sangat bermanfaat banget merekan video dengan cepat biar tetap up to date di media social untuk para penggemar. Jalan jalan tinggal shoot, edit langsung deh bisa share ke seluruh pembaca. Apalagi saat ini saya juga menikmati profesi baru sebagai citizen jurnalis sebuah TV swasta di Indonesia. Tak hanya meliput tempat wisata juga kejadian yang bersifat mendadak atau momen tertentu.

Banyak sekali liputan yang terabaikan karena saya nggak bawa kamera. Terpikir untuk membeli ponsel baru dengan kualitas foto dan video yang bagus. Apalagi saat ini baterei handpone yang saya miliki menggembung alias nggak bisa dipakai. Tanpa Ponsel, rasa ketinggalalan terasa. Mulai kehilangan job, nggak bisa update dan masih banyak lainnya.

Beberapa minggu ini setelah baterei menggembung dan “pingsan” karena saya tidak mendapatkan baterei pengganti disini, saya mencari handphone berkualitas yang cocok buat profesi saya sebagai seorang travel writer dan blogger. Handphone dengan kualitas kamera16 Megapixel jadi fotonya nggak pecah ketik di muat majalah. Bisa selfie kece juga. Kualitas video HD yang mumpuni biar bisa masuk Tivi. Bisa buat ngetik juga dengan model yang sleek dan enak dipegang. Dan yang penting nih, harganya bersahabat. Setelah baca referensi sono sini dan melihat review di Youtube, hati saya terjatuh dengan si rupawan Zenfone 2 Laser ZE550KL. Semoga kelak handphone ini menemani saya bekerja, mengambil foto di majalah juga video untuk citizen journalis. Mbolang semakin menyenangkan.


Dari pengalaman ini, saya mengajak pembaca dan penggemar untuk menggunakan kamera ponsel kearah yang lebih posisif. Nggak sekedar selfie atau chit chat doang sampe melupakan orang sekitar. Tak sekedar mengabadikan moment kebersamaan bersama keluarga dan sahabat saja. Lebih dari itu, bisa untuk mengetik, menuangkan ide, SMS banking, bahkan bisa juga menjadi sarana untuk marketing produk ketika kita memutuskan berwirausaha. Ponsel bisa menjadi rekan kerja yang baik. Bahkan menjadi sumber pundi pundi agar asap dapur terus membumbung tinggi. Yuk! Gunakan kamera ponsel kita yang cerdas sebagai tempat berkreativitas dan beraktifitas dengan lebih baik lagi.

You Might Also Like

33 $type={blogger}

  1. ponsel buatku paling penting kameranya sih, krn biasanya aku pake utk fotoin makanan ato kuliner yg aku mw review ;p..lbh gampang dan ga terlalu diliatin ama org2 lain ;p.. tp kalo utk nulis ide2 buat ditulis, aku ga trlalu suka kecuali terpaksa bgt.. krn ga biasa nulis cepet pake touchscreen gitu.. makanya aku ttp pake cara manual, selalu bawa notes kecil yg udh kumel dan pulpen ;p..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayoooo Mbak diamanfaatin lebih lagi ponselnya.
      Tapi dari foto untuk instagram dan blog, lumayan dah nambah pundi pundi juga.

      Aku malah jarang bawa note, kalau pas travelling doang. soalnya butuh nulis dari nara sumber, seringnya record pake hape juga

      Delete
  2. Selain dompet sekarang barang yang rela pulang lagi kalo ketinggalan ya PONSEL. hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget, tak kira aku doang.... eh ternyata kebanyakn orang juga gitu, ya ? berarti aku masih normal, hehehe

      Delete
  3. Hai mba Zulfa assalamualaikum, masih syawal Taqabbalallaahu Minna Waminkum. Kemarin cuti libur dirumah aku ndak baca2 sibuk mondar mandir meet and greet jumpa fans makl artis ibukota (hahahahaha), ponsel buatku juga buat nulis nyatet2 kalo tiba2 ada ide atau ingat sesuatu lumayan memang pake ponsel (yg katanya) pintar ini, tapi emang typo nya ini loh ngisin isini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Ru Waalikumsalam
      Minal aidzin wal faizin, mohon Maff lahir batin.

      Hahaha, Aaamiin kalau sudah terkenal ,please jangan lupakan dakuw.
      Berarti yang sering typo bukan aku doang, ya. Aku typonya parah banget

      Delete
  4. Wah... pilihan yg kuat banget utk resign d sbuah prusahaan dn mnjadi enterpreneurship. Semoga kegiatan freelance smean smakin berkah d sana ya mbak. Dan tercapai keinginan utk bisa mmiliki ASUS Zenfonne 2 LAsernya ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdullilah, semoga bisa teteap istiomah menjadi seorang enterpreneur.

      Aaamin Ya Allah, Sukses buat sampeyan juga, ya.

      Aamiin, Matur nuwun doanya

      Delete
  5. Kamu hebat yaaa mak, sebagai orang sesama gresik ... daku bangga padamu #eeap

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih cumi, kamu juga hebat udah terkenal duluan dan udah kemana kemana dan diajak kerjasama berbagai perusahaan

      Delete
  6. "Writerpreneur" istilah keren bgt..semoga menang giveaway nya ya Mbak :)

    ReplyDelete
  7. luar biasa, dengan menggunakan perangkat gadget saja bisa menjadi enterpreneur.
    apalagi selalu berwisata kemana-mana pasti sangat menyenangkan

    ReplyDelete
  8. Terima kasih sudah ikutan GA Aku dan #KameraPonsel. Good luck.

    ReplyDelete
  9. mbak zulfa emang panutan kita yang muda" semangat terus mbak semoga makin berkah... tetap rendah hati dna bagi" cerita serunya dimari ya mbak biar yang muda" gak gampang letoy ini hehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aaamiin. Semoga hidup kita berkah ya dan terus berkarya.

      jangan letoy, semangat terusssss meski kadang susah

      Delete
  10. menarik kak idenya sambik menghasilkan uang

    ReplyDelete
  11. Wah... pilihan yg kuat banget utk resign d sbuah prusahaan dn mnjadi enterpreneurship. Semoga kegiatan freelance smean smakin berkah d sana ya mbak. Dan tercapai keinginan utk bisa mmiliki ASUS Zenfonne 2 LAsernya ^_^

    ReplyDelete
  12. Memang zaman sekarang itu semua serba digital, dan ponsel emang bisa digunakan untuk membantu kita ya mbak. Akses bisa kapanpun dan dimanapun sehingga bisa tetap memantau bisnis dkk, menyenangkan :3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, Ponsel saat ini menjadi kebutuhan primer bagi para interpreneur.
      Nah itu bisa akses kapanpun dan lebih simple.

      Delete
  13. Ponsel teman jalan jalanku karena belum punya DSLR hehehe... keren storynya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, Ponsel sekarang juga punya kamera yg nggak kalah sama dengan kualias DSLR kok.

      Makasih

      Delete
  14. hai mbak... sekarang udh tinggal di indonesia dong?

    ReplyDelete
  15. kalo nulis lewat hp buat gue agak kurang nyaman kak. jadi bawaannya harus ada laptop 😂😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, klo nulis memang kurang nyaman karena faktor ukuran. cuman kadang ada saat tertentu kita harus nulis di hape, mungkin nulis ide, dsb

      Delete
  16. Huwooo Mbak ternyata pernah menang kompetisi yang keren bingit.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe, Semoga kedepan bisa mememnangkan kompetisis seperti ini lagi. Aamiin

      Delete
  17. Semangat terus writepreneurnya :D memang sekarang teknologi sudah masuk ke dalam banyak aspek dan salah satunya mampu membantu kita lebih mudah dalam berwirausaha

    ReplyDelete

Follow Twitter

Follow Instagram