Phi Phi Island Van Malang

March 28, 2013

Februari 2013

Phi Phi Island Van Malang

Laguna Segara Anakan
Waktu baca di web tentang pantai ini, banyak yang bilang klo pantainya mirip dengan phi phi island yang ada di Thailand (di pilmnya mas leonardo) dan termasuk tempat konservasi cagar alam di Indonesia. Keunikan Pantai yang mirip dengan danau besar ini dikarenakan bukan seperti pantai pada umumnya yang berupa pantai laut lepas,tapi deburan ombak deburan ombak melalui celah batu yang berlobang menjadi Laguna. Bukan hanya pantai yang Indah yang biru hijau, tapi untuk mencapai pantai ini kita harus melewati hutan rimba (katanya masih ada harimau) karena pantainya berada di ujung pulau, orang bilang segara anakan. Disarankan untuk mengunjungi pantai ini di musin kemarau, karena hutan dalam keadaan kering (1 jam) tapi klo pas musin hujan,’jalan’ di sekitar hutan becek banget, dan untuk mencapai pantai membutuhkan waktu hingga 4 jam (lumpur hingga sepaha). Penasaran ama panti ini? Dimana sih? Namanya pantai Sempu (pulau sempu)d an Ternyata oh ternyata Pantai ini berada di Malang, what??? Maksud kamu malang-jawa timur? Itu kan tempat mak kuliah dulu, kok nggak pernah dengar ya? (kurang gaul kali ya *melas*). Eh maaf ya, sibuk kuliah (alasan) he he he. Seperti diketahui Sempu termasuk tempat conservasi cagar alam, tapi dari yang saya baca, sangat disayangkan kondisinya yang sangat kotor dikarenakan para traveller meninggalkan sampah berupa botol dan bungkus mie di sekitar pantai dan hutan  *sedih*.

Akhirnya kuputuskan next trip ke pulau sempu sekalian bawa plastik untuk mengambilin sampah semampunya (kepikiran nyediakan sapu juga). Ternyata ada salah satu teman yg juga tertarik untuk explore pantai sempu dan kita putuskan untuk trip+camp di sempu.  Bersama my sweetheart revo (motorku) brangkat ke sempu dan janjian ama teman ketemuan di daerah gadang (malang), lanjut kira berdua sampai di sendang biru, dari gresik ke sendang biru menggunakan motor  waktunya sekitar 4-5 jam(melalui jalan perbukitan yang berkelok kelok). Dengan Pemandangan Hijau Royo royo (jawa) Pepohonan. 


Teman teman bekpek
Sesampainya di Tempar parkir motor (Rp. 10.000) berkenalan dg 2 bekpek mahasiswa berasal dari jogya dan juga trash bag community dari malang(6 orang), kita putuskan untuk jalan bareng ke sempu(lumayan untuk share cost dan teman trip bareng).  Biaya sewa kapal 100rb (Pulang pergi) nyebrang dari sendang biru ke Teluk Semut (sekitar 15 menit), jangan lupa untuk simpen no hp bapak pemilik kapal untuk penjemputan. Bisa pakai porter untuk membantu menyusuri hutan, tapi kita putuskan untuk menyusuri hutan tanpa porter. Bapak tukang parkir kasih pesen buat kita, agar berhati hati, jaga tingkah laku, jaga perkataan dan nggak boleh sombong, karena seminggu yang lalu, 2 wisatawan dinyatakan hilang di dalam hutan dan diketemukan setelah 4 hari. Seperti kata para pecinta alam "Alam Tidak Bisa Dibohongi".

Teluk Semut
Sesampainya di Pulau, suasan hening dan hanya terdengar suara mesin perahu yang kita sewa. emak pikir pengunjungnya cuman sedikit, karena hanya kapal kita yang bersandar dan satu perahu lain yang berisi 2 wisatawan asal china bersama porter, tapi ternyata  setelah menyusuri hutan untuk menuuju pantai banyak kita jumpai para penungjung yang masih track dan menyusuri hutan.


Trekking Ke Segara Anakan
'Kesalahan' (sengaja) emak waktu trip kesempu adalah Datang kesana pada waktu musim hujan. Ammmpunnnnn jalanan menuju pantai sempuh becek banget, lumpur sepaha, klo biasanya butuh waktu cuman 1 jam, ini membutuhkan waktu hingga 4 jam + 4 kali jatuh terpleset *nasib*. Dengan kondisi sepatu yang kotor dan dipenuhin dengan tanah. Kuputuskan untuk jalan ngebak (jawa) alias tanpa alas kaki, hadewwww sakit bangetttttttt kena tusukan batu, kena ranting, cacing nempel di kaki, gatel ,bener2 butuh energy untuk track di hutan ini pada waktu musim hujan. Tapi apakah sesedih itukah perjalanan emak? Jawabnya : tidak, dengan teman teman yang saling support, membantu sama lain juga humor humor yg mengundang gelak tawa, serta candaan dari grup lain, membuat perjalanan yang berat ini terasa ringan. Selama dalam perjalanan, banyak sekali sampah berserakan disana sini terutama botol minuman,snack dll *sedih+marah* kemudian  kita ketemu sama beberapa rombongan bule cewek, mreka berhenti ditengah rimba dan beceknya tanah hutan, dari mreka kulihat air mata bercucuran, ketidakpastian untuk terus ke sempu atau berhenti dan balik ke sendang biru, nggak tahan dengan track yang berat. Dengan deraian air mata, tongkat ditangan, baju dan wajah yg penuh dg lumpur,salah satu dari mreka berkata “I tough its jungle, but its Real Jungle”, aku pikir ini Hutan tapi ini bener2 hutan (hutan rimba maksudnya) *wajah memelas*. Yg bisa emak lakukan adalah senyum sama mreka dan bilang “lets Go” tancap gas poollllll 4 gear (semangat 45) J .

Rehat di Pohon tumbang
 Tiap kali ketemu sama group lain yang sudah balik dari sempu, kita tanya,Mas berapa lama lagi ya? jawabnya “15 menit lagi”(senyam senyum). Terus berjalan dengan penuh harap (sudah 20 menit brjalan). Ketemu group lagi, kita tanya, Masih jauh ya? Jawabnya “sudah deket kok” (senyum sambil cekikikan). Jalan lagi , semangat lagi (15 menit kemudian). Ketemu group lain yang dah balik, tanya lagi, masih jauh kah ? “disitu ntar ada pohon tumbang, nah setelah itu sudah pantai”. Dengan penuh senyuman, kita susurin jalanan hutan sampai ketemu pohon tumbang, dimana pohon tumbang tuh? Kok nggak ada? Apa dia bohong ya? Sudah 30 menit berjalan belum ketemu juga pohon tumbang. Akhirnya kita lihat beberapa group lain yg sedang berhenti dan kelihatan “mengantri”, ternyata oh ternyata,itu pohon tumbang tapi kenapa mreka antri ya??? Apa segeda itu pohonnnya hingga nggak bisa lewat? Ternyata pohon tumbang itu akibat tersapu aliran air yang keras hingga menyebabkan jalan lebih dalam (kayak got,saluran air) dan otomatis pohon tumbang itu untuk “jembatan” melaluli sebuah jalan (kubangan), Uhhhhhhhh berat *usap keringet*.


Onggokan Sampah di Pulau Sempu
Setelah melewati pohon tumbang (15 menit berjalan) mana pantainya? Kok belum sampai juga ya?  Apa mreka bohong? Atau biar kita tetap semangat? Jalan terus aja deh,dan lagi-lagi ketemu samaonggokan sampah botol air mineral. Ditengah2 perjalanan, ketemu sama gerombolan “cowok” lebih pasnya “cowok setengah cewek” . dari mreka ngegrundel alias ngeluh kecapean, ada yang bilang capek nih, istirahat yuk, becek, nggak bakalan balik lagi, kapok banget, deelel, eh trus tiba2 salah satu dari mreka nyeletuk waktu liat emak dan bilang “masak kita kalah sih sama ibu-ibu, lihat ibu ni masih kuat dan semangat?” (sialan) apakah wajahku setua itu ya? Sudahlah semangat 45 lagi J lanjuttttttt. Setelah berjalan dan istirahat sejenak, kita ketemu sama group pecinta alam (masih SMA) salah satu dari mreka kena serangan asma,alamak takut banget , badannya sudah kaku nggak bisa digerakkan, nafasnya terpengang pengal,nangis terus dan sudah ditinggal sama ketua regu mreka, hadewwww, panik bin bingung. Akhirnya kita putuskan buat air hangat untuk minum, minta dia untuk relax, manggil ketua regu yg bawa P3K lengkap, kita kosok badanya yg kaku dg air hangat. Alhamdullilah akhirnya dia baikan, badannya sudah lemas dan bisa digerakkan, nafasnya sudah teratur dan ketua regu mreka datang dg membawa oksigen.ughhhhhhhhhh lanjut. Dengan beberapa kejadian tersebut, kita tetap semangat,dengan beberapa teriakan “aku mendengar deru ombak”. “aku lihat birunya pantai”. “aku mencium bau air laut” dan saling senyum. Tak lama kemudian, jalanan semakin menyempit+bebatuan dan betapa bahagianya, ketika kusadari disebelah kananku kulihat hijaunya pantai dan putihnya pasir ada didepan #kinclong, eitsssss hati hati jalannya, klo jatuh bisa terperosok dan masuk ke laut *pegangan*. Hilang smua rasa capek, dengan berjalan cepat menuju pantai,  kulepaskan ransel ini dan langsung lompat berenang kedalam air byurrrrrrrrrrrrrrr.
Setelah puas berenang dan ‘bersihkan badan’ langsung dah masak+masang tenda. Nggak tahan nunggu nanti malam, menikmati malam penuh bintang, ditepian pantai + deburan ombak, sunyi, hanya melihat kegelapan hutan dan cahaya kunang kunang, uhhhhhhhh Terlupakan sudah ‘kerja keras’ untuk sampai dipantai ini.  Pagi harinya menikmati sunrise di tebing dekat pantai dan melihat lautan bebas lepas. Sangat disayangkan keindahan Pulau sempu ini “ternodai” dengan banyaknya sampah ditepi pantai (bahkan didalam hutan dan didasar laut, bersama sama dengan teman2 dari trash bag community kita pungutin sampah di sekitar pantai dan juga membagikan beberapa kantong plastik untun para traveller yg sedang camping untuk membawa kembali sampah mreka.  Paling terberat adalah ‘mengambil’ sampah di dasar laut. Menyelam, ambil satu, masuk lagi, nyelam lagi,naik lagi, nyelam lagi ambil sampah plastik. Ughhhhhh berat tapi asyikkkk + ikhlas.  Semoga para traveller bisa menjaga kelestarian dan kebersihan Pulau sempu.

Mungut Sampah di Pulau Sempu




TrashBag Community




Suasana Camping di Pulau Sempu




Sendang Biru




We are One

Tips dan budget ke Sempu
  1. 1. Bawa air putih sebanyak-banyaknya (cukuplah) karena di pulau sempu kagak ada orang jualan +panas+track jalan kaki menyusuri hutan, jadi rencanakan berapa hari anda trip atau camp disana dan hitung kebutuhan kamu untuk minum dan masak (jika camp). Waktu emak kesana (2H1M) pada waktu musim hujan, butuh waktu sekitar 4 jam untuk berjalan menuju pantai jadi membutuhkan lebih banyak air, waktu itu bawa 5 botol aqua ukuran besar (nggak cukup) ditengah perjalnan pada waktu balik,kehabisan air minum, jadinya kita minta ke pengunjung lain *tutup muka*.
  2. Datanglah pada waktu musim kemarau, karena pada waktu musin hujan, jalur trekking menuju segara anakan sangat berat dan berlumpur (lumpur bisa sepaha). Klo pada musim kemarau hanya sekitar 1 jam, tapi klo pada waktu musim hujan, bisa 4-5 jam  *ngenesss*
  3. Jika kamu rencana trip kesini tanpa nginep, maksud emak camp (disana kagak ada penginapan) sebaiknya datang pagi2 sekali dan balik di siang hari, jangan sampe kemalaman atau kesorean waktu trekking di hutan (takutnya tersesat dan gelap). Selain itu juga, butuh waktu yang lumayan lama untuk balik ke stasiun/terminal atau kota karena melewati perbukitan yang banyak dan nggak ada/ sedikit penerangan. Singkatnya, trekking menuju dan balik dari segara anakan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi atau siang hari.
  4. Sebaiknya gunakan sepatu atau sandal trekking, atau sandal anti selip (mending tanpa alas kaki), karena dihutan kita akan melewati jalur trekking yang banyak ranting dan ada sedikit batu, Kemungkinan becek juga.
  5. Charge full baterei kamera +hp  lebih baik bawa power bank (klo punya), biar tetap narsis dan eksis he he he. Dan yang terpenting bisa hubungi bapak pemilik perahu untuk jemput kita kembali di teluk semut.
  6. Simpen nomer HP + nomer perahu  bapak pemilik perahu untuk penjemputan,sekalian tulis di kertas (back up, sebaiknya janjian sama si bapak, minta hari dan jam berapa untuk dijemput
  7. Bawa kembali plastik botol dan bungkus jajanan atau makanan, Jangan mengotori keindahan pulau sempu.
  8. Pada Waktu ke Pulau sempu, emk makai motor (4,5 jam dari gresik ke sendang biru), dengan si revo menghabiskan 5 liter bensin. Klo kamu kesana memnggunakan angkot. Gunakan jalur ini dari terminal arjosari cari mikrolet langsung menuju turen dan yang berhenti si stasiun malang pakai mikrolet AMG -à Terminal Gadang (Rp. 3000) -à Terminal Turen (Rp. 6000)-à Sendang Biru (Rp. 12000) -à Sewa perahu ke teluk semut (Rp. 100,000/perahu, max 10 orang,share cost ama teman, sewa perahu sudah untuk pulang pergi)  Itu inpo dari temen,maaf ya karena waktu emak kesana ber bikepacker. Parkir motor perhari Rp. 10.000 dan biaya administrasi untuk ke Pulau Sempu Rp. 10.000.



You Might Also Like

0 $type={blogger}

Follow Twitter

Follow Instagram