Trip Bunuh Diri Ke Dieng

July 12, 2013


Ngetrip? Bunuh diri? Bosen hidup? Yang bener?  *muka keheranan* Well mungkin inilah ngetrip paling gila bin edan bin gendeng  *tepokjidat. Jadi gini ceritanya *ambil tissue+nangis* ada temen dari kalimantan lebih tepatnya Balikpapan rencana ngetrip ke jogya + dieng, berhubung dia cewek n ngetrip sendirian dan baru pertama kali menginjakkan ke tanah boemi jawa jadilah aku temenin dia ke dieng.  Oke deh, sekarang aku punya schedule next trip ke dieng, aku ajakin teman2 bekpek #shaecost, ada yang mau ke dieng nggak taggal....... hasilnya, ada 1 teman dari jakarta cowok mau ikut, tapi cancel gegara nggak dikasih izin sama pacarnya dan satu teman “baru” cowok dari surabaya Namanya Ardi, belum pernah ketemu, kenal di forum fesbuk backpacker surabaya. Dia break dari tempat kerjanya (pindahan tempat kerja) jadi sebulan penuh nggak kerja dan pingin ngebolang terus selama liburan. Seperti biasa dengan perhitungan budget yang mepet kesrempet, ngitung biaya untuk transport+hostel+sewa motor + bikin itinerary yg sip biar nggak ngebuang waktu dan uang.

Candi Arjuno
Dataran tinggi dieng terkenal dengan keindahan alam berupa telaga warna, kawah, sumur tua  ditambah dengan peniggalan sejarah berupa candi dan tulisan alam budaya satu satunya di dunia yang mistiq yakni anak rambut Gimbal.   Banyaknya kawah panas di dataran tinggi dieng ini menyebabkan seringnya terjadi gempa sampai ngeluarin gas beracun. Sebulan sebelum keberangkatan ke Dieng, ada kabar duka bin buruk di beberapa media televisi bahwa kawah timbang di daerah banjarnegara (20 km dari kawasan dieng) mengeluarkan gas beracun dan beberapa kali gempa kecil. Aku pikir daerah itu masih jauh dari awasan dieng, jadi masih amanlah. Sambil komat kamit baca doa+mantra semoga aman-aman saja pada hari H kami ngetrip ke dieng.






Kawah Candradimuka
Seminggu, 2 minggu akhirnya kabar burukpun sedikit menghilang, karena gas beracunnya sudah mulai ‘agak’ tidak membahayakan. Dan berita buruk+cobaan lain lagi datangnya, si kecil My handsome, badannya agak panas. Ya Allah Berikanlah kesembuhan,Limpahkanlah dan karuniakan kesehatan pada malaikat kecilku, itulah Doa yang kupanjatkan dalam setiap shalat dan sujud panjangku *tangan menengadah*. Alhamdullilah akhirnya my Handsome sembuh.
Seminggu lagi trip Dieng dimulai, rencana berangkat dari rumah ke terminal puarabaya, surabaya sekitar jam 17.00 WIB dan berita tentang kawah timbang muncul lagi, kawah timbang masih dalam keadaan bahaya karena masih mengeluarkan gas beracun. Aku sempat search beberapa info di mbah google tentang kawasan dieng dan sekitarnya. Bahwa warga dieng mengatakan bahwa daerah mereka aman-aman saja, dan karena adanya berita gas beracun menyebabkan kawasan wisata dieng menjadi sangat sepi.  Aku pikir karena jaraknya yang cukup jauh, jadi kawasan dieng masih aman, dan kita putuskan untuk lanjut trip ke dieng.

Kawah Sileri
Hari H tanggal ....jam 07.00 setelah, bersihkan rumah, siapin smua keperluan si kecil. Menata baju urutan sekolah untuk 2 hari, aku lanjutkan packing baju kedalam ransel. Bawa mantel tebal dan kaos tangan karena kawasan dieng sangat dingin brrrrrrrrr, apalagi pas bulan agustus bisa sampe 0 derajat #mbeku. Jam menunjukkan waktu pukul 15.00, (tit) teman dari jogya kirim pesan di whatsapp dan lanjut forward berita di twiter tentang gempa di kawasan kawah sileri, what??? *mata melotot jeletot* dia bilang “ya mbak, kawasan dieng dalam keadaan siaga”. Hadew, temanku yg dari balikpapan memutuskan cancel trip ke dieng dan menggantinya dg trip ke kaliurang , jogya. Yahhh barusan beberapa bulan lalu aku sudah ngetrip kesana bersama keluarga besar. Akhirnya aku putuskan telpon si Ardi, teman dari surabaya yg ikutan ngetrip ke dieng *sabet hp+pencet 081.....* tit tut tet connect (ini percakapan trip bunuh diri dimulai) :
Emak     : Di, dpt kabar dar temen di jogya, katanya ada gempa di kawasan dieng
Ardi        : Kak itukan kawasan kawah timbang, masih jauh, nggak usah awatir masih aman *santai
Emak     : nggakkkkk. Ini bukan kawasan timbang yg diberita itu, tapi di kawasan kawah sileri, ini di daerah diengnya
Ardi        : Beneran ??? *kaget*
Emak     : Iya, kawah Sileri, coba kamu lihat itin yg aku kasih kemarin. Dieng dalam keadaan siaga, “belum” bahaya. (menantang maut)
Ardi        : beneran nih kak (kak apa emak?? He he he) trus gimana cancel ngetripnya?
Emak     : Kirey, teman dari balikpapan sudah sampe jogya,dia batalin ngetrip ke dieng, orangtuanya kawatir. Trus gimana dengan kamu?
Ardi        : kalau kakak?
Emak     : klo aku sih, tergantung kamu, klo brangkat oke aja.
Ardi        : ya sudah, kita brangkat saja
Emak     : Jadi kamu siap mati nih? Bunuh diri nih?
Ardi        : siapp kak
Emak     : (Dalam Hati) Gila nih anak belum kenal, belum ketemu, siap mati ngetrip ke dieng, hadewww. Kebeneran nih, paling asyikk ketemu sama teman bekpek yg gila abis (bukan gila beneran loooo)

Puncak Sikunir
Menuju Danau Pengilon
Akhirnya kita mutusin tetap ngetrip ke dieng, ketemuan di purabaya dan lanjut naik bus menuju magelang lanjut ke wonosobo trus ke dieng. Didalam bus menuju dieng, yang ada cuman penduduk lokal yg balik dari pasar atau anak sekolahan yang berangkat ke sekolah. Seperti biasa kita ngobrol sok akrab dg pak sopir n kondektur (maklum kita duduk paling depan,sebelah bapak sopir), mreka bilang kawasan dieng masih sepi. Lumayan dpt “guide” gratis. Pak sopir menjelaskan banyak hal tentang dieng dan kawasan sekitar wonosobo sampai dieng, tiap tempat yang kita lewatin,pasti dia ngejelasin, Bahkan termasuk jajanan dan makanan.  Menikmati hijau dedaunan, sejuknya hawa dingin menyapa, gugusan gunung sindoro sumbi yang menjulang tinggi begitu agungnya, serta matahari pagi yang mulai bersinar.

Sekitar jam 08.30 pagi kita sampe di kawasan dieng, bapak sopir memberhentikan bus tepat dikawasan menuju candi arjuno. Padahal rencana sebelumnya kita mau berhenti di pertigaan Bu jono, karena masih pagi dan energi masih banyak, kita putuskan langsung explore candi arjuno,Candi gatut kaca, Candi Bima, kawah sikidang lanjut ke telaga warna+telaga pengilon dengan jalan kaki  #sehat. Sebenarnya dengan jalan kaki lumayan sih, bukan hanya jauh tapi juga naik turun, tapi sudah biasa ngegempor jalan kaki.

Candi Arjuno
Kawasan Dieng yg biasanya ramai, hari ini sepiiiii sekali,kita satusatunya wisatawan yang datang, bahkan untuk masuk kawasan candi arjuno kita harus cari bapak penjual tiket di loket. Kok nggak ada?  Ternyata si bapak lagi ngobrol sama temennya, dia mengira bakalan tidak ada wasatawan yang berkunjung. Aasikkkkkkkk Dieng sepi, bebas narsis dan menikmati alam tanpa ‘gangguan’.  Sungguh Indah ciptaan yang maha kuasa, begitu hening, begitu Indah, Begitu Hijau, Begitu Sejuk, Begitu Ramah senyum penduduknya.kawasan dieng tampak aman-aman saja dan ku berdoa dalam hati Semoga lancar dan aman perjalanan kami. Aamien. Inget teman dan saudara, jangan sampe ikut2an trip gila seperti kita, safety harus selalu diperhatikan, jangan Super Nekad.
Dari sini aku share itinerary dan share budget bekpek ke dieng dari Surabaya dan tips perjalanan ke Dieng. Yukkkkkkkkkk

Hari Pertama  : Perjalanan menuju Magelang/Wonosobo

Pukul 20.00         : Berangkat Menuju Magelang
Menggunakan Bus Eka Patas executif Jurusan magelang, biaya Rp. 78.000. sudah termasuk makan malam di daerah ngawi Pukul 24.00

Hari Kedua : Explore  Zona Selatan Dieng

Pukul 04.00         : Tiba di Magelang.
Disini kita sempatkan shalat subuh sambil nunggu Bus pertama menuju wonosobo (paling awal jam 4.30). Sempatkan diri untuk cuci muka dan bersih2. Toilet Rp.1000
Pukul 04.30         : Berangkat Menuju Wosobo
Jarak Magelang ke Wonosobo sekitar 120 KM dengan jarak tempuh sekitar 3,5 jam. Klo pagi biasanya lebih cepat, nggak banyak traffic di jalan. Biaya Rp. 15.000

Pukul 06.40         : Tiba di terminal Wonosobo, berangkat Menuju Dtaran Tinggi Dieng
Jarak Wonosobo ke dieng sekitar 26 KM.Dari terminal wonosobo tidak ada bus mini yg langsung menuju dieng jadi kami harus menggunakan bus mini/angkot menuju Jl.Karjono, atau  bilang ke kondukter untuk oper (ganti) ke bus mini jurusan Dieng Rp. 2.000. dilanjutkan dengan mini Bus menuju arah Batur dan turun di Dieng pas pertigaan bu Djono (biaya Rp 10.000) atau langsung berhenti di kawasan Candi Arjuna. Nah selama perjalan menuju dieng bus akan berhenti sebentar di pasar Garung (Pukul 07.30) untuk mencari penumpang (sekitar 10 menit) sempatkan diri untuk sekedar beli camilan atau jajanan pasar khas wonosobo ada tempe selimut, dll, murah harga gorengannya mulai Rp. 500 – Rp. 100 Ini nih foto pasarnya

Pukul 08.30         : Destinasi pertama ---  Komplek Candi Arjuna

Tiba di Dieng, tepat di Pertigaan masuk kawasan candi Arjuno, kita lanjutkan dengan explore yaitu dimulai dengan Candi Arjuna, Candi Gatut Kaca  dan museum kailasa. Karcis Masuk Candi Arjuno Rp.5.000 selesai jalan kaki sekitar 1 KM







Pukul 09.30         : Destinasi Kedua --- Kawah sikidang
Kawah Sikidang
Karcis masuk kawasan sikidang Rp. 10.000, berhubung waktu itu sepi dan nggak ada turis, nggak ada petugas penjaga loket, jadi gretongan J . di kawasan kawah sikidang ini banyak warung, jualan mulai bakso, mie, gorengan, kentang, cabe (hasil panen Dieng) juga rica rica. Disini kita sempatkan nyruput minuman khas dieng namanya Purwaceng (sejenis akar) rasanya hangat, pedes mirip dengan jahe (harga Rp. 10.000).





Area sekitar Kawah sikidang


Pukul 11.00         : Destinasi ketiga --- Telaga warna , Telaga pengilon Dan Candi Semar


Telaga Warna


Perjalanan dari kawah sikidang menuju Telaga warna dapat kita jumpai banyak pohon buah rica rica. Pohonya mirip buah kates, cuman lebih kecil.  Sipersimpang jalan ada Candi Bima, waktu kita kesana Candi Bima dalam keadaan Rusak dan direnovasi, jadi kita cuman lihat dari luar dan lanjut menuju telaga warna. Karcis Masuk Telaga warna Rp. 6000. Dikawasan telaga warna ini terdapat telaga pengilon, goa semar dan beberapa sumur yang konon pada zaman dahulu sering digunakan untuk bertapa.
Telaga Pengilon
Candi Semar
Sumur dan Gos Sekitar Telaga Warna


Telaga warna

Telaga Pengilon



Pukul 13.30        : Cek in Di hotel Dieng plateau homestay
Mandi + shalah Duhur, istirahat sejenak. Sewa kamar Rp. 150.000, sekalian ditempat ini kita sewa motor untuk persiapan dimalam hari menuju Bukit Si Kunir, Sewa Motor Rp. 125.000/motor (share cost 2 orang). Di hotel ini berbagai variasi harga hotel, mulai dari Rp. 70.000 hingga 150.000/ kamar jadi bisa share cost sama teman (2 orang). Ada juga kamar besar harga sewa Rp. 150.00 bisa ditempati untuk 5 orang.




Pukul 15.00         : Destinasi Keempat : Candi Dworowati
Shalat Ashar trus lanjut Dari homestay kita tinggal cukup jalan kaki, atau pakai motor klo capek,karena jaraknya lumayan sekitar 2,5 KM, Waktu itu kita pilih jalan kaki menju candi ini sekalian explore desa dikawasan selatan dieng, sekalian menikmati tempe selimut, serta aneka gorengan (Rp. 1000)  selama perjalanan. Banyak wisatawan yang tidak mengunjungi Candi ini, selain karena alasan tidak menarik, tapi juga tempatnya juga terpencil di ujung desa, berkelok kelok (ampe tanya penduduk 4x).

Nah disini nih cerita mistik dimulai. Sesampai di ujung desa terlihat Candi dworowati dengan background bukit hijau nan menawan, jernih, sejuk dingin serta hamparan hijau perkebunan kentang. Untuk sampai di candi ini kita menaiki beberapa tangga, nah ketika kita menginjakkan kaki ditangga pertama tiba-tiba kabut turun dari bukit dan menutupi  kawasan candi dworowati *perasaan mulai nggak enak*, aku tenangkan diri sambil menikmati gorengan. Sesampai di Candi seperti biasa kami sempatkan untuk narsis abis dan yang pertama kali narsis adalah aku (dasar tukang narsis). Aku lihat didalam candi ini ada kemenyan/dupa dan kendil *cuek&tetap narsis*, ketika aku berbalik (membelakangi candi),eksen dan narsis seketika bulukuduk berdiri, kayak ada sesuatu dibalakangku,cukup 3 jepret aku langsung foto diluaran candi, lalu gantian Ardi yang narsis. Ketika jepretan Kedua, si Ardi tiba tiba ngajakin balik dan nggak perlu lama lama. Ternyata si Ardi merasa nggak enak dan merasa ada sesuatu, makanya dia putuskan untuk balik segera. Setelah keluar komplek dan turun dari tangga, seketika kabutpun hilang, hiiiiiiiiiiiiii. Kebetulan kali yaa *mikir* . Jadi klo saat ini kalian ada motor, saya sarankan sekalian explore telaga sewiwi + telaga mardada. Maklum waktu itu sepeda  motor yang kami sewa belum siap, jadi untuk destinasi 2 tempat ini kita lewati *nangis gegulungan*

Pukul 16.30         : Menikmati Mie Ongklok
Kembali ke homestay di pertigaan bu djono terdapat banyak warung berjajar, disini kita menikmati mie ongklok (Rp. 8000) dan segelas teh hangat (Rp. 1000)
Pukul 17.30 : Balik ke Homestay
Istirahat, shalat Maghrib dan lanjut tidur. Sebenarnya kita pingin jalan-jalan malam hari disekitaran kawasan bu Djono, berhubung di siang hari kita dah explore desa kawasan selatan dan sorenya kita sudah explore kawasan utara, kita juga pegel amat sangat, selain itu kita juga harus bangun pagi-pagi untuk menikmati menuju bukit sikunir, jadinya tidurrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr.

Hari ketiga      : Explore Zona Utara Dieng

Pukul 03.00         : Destinasi kelima ---Menuju Puncak Bukit sikunir


Menuju bukit sikunir ini, kita menuju ke sebelah selatan dengan menggunakan motor yang kita sewa. menuju Bukit sikunir dan melewati Desa tertinggi di Pulau jawa, Desam semambung. Pakir motor Rp. 2000 + biaya masuk  Rp. 4.000 . Pukul 03.30 Sampai di Parkiran  si kunir,Ada beberapa warung dipelataran parkiran, disini kita sempatkan minum teh dan kopi, setelah kedinginan naik kotor menuju si kunir, jangan lupa membawa roti, bekal cemilan, air  dan coklat, maklum kita harus nanjak menuju bukit si kunir.

Pukul 04.00 kita muali Nanjak Menuju bukit siKunir. Butuh waktu sekitar 20 menit hingga sejam untuk sampai di bukit, tergantung kemampuan masing-masing dan pukul 04.30 kita sudah sampe di puncak bukit, gelap nungguin sang surya menunjukkan senyumannya. Dan trengggg tenggggg, Subhanallah bener bener Golden Sunsire, meski saat itu awan datang dan pergi. Sambil menunggu matahari terbit, kita berkenalan dengan 3 mahasiswa yang lagi magang di PLTU geothermal di kawasan Dieng. Mereka pun menjalaskan kepada kita bagaimana proses penggunaan panas bumi menjadi energi listrik (lumayan dapat Ilmu tambahan).

Pukul 05.30 Perjalanan Menuju tempat parkiran, sekaligus Narsis Habis di Telaga Cebong. 











Pukul 06.30         : Destinasi Keenam --- Dieng Plateau Home Theater
Sepi+sunyi, maklum status masih waspada.  Sepanjang perjalanan kita bisa ngeliat banyak sekali pipa-pipa geothermal yang menyalurkan uap panas untuk PLTU, karena hari masih pagi, kita bisa saksikan bapak petani  mulai melakukan aktifitasnya,aduhhhh damainya dunia #surgadunia.






Di samping Dieng Plateau Home Theater ini ada warung berjajar dan ada jalan setapak menuju Tebing  untuk melihat Telaga Warna dan Pengiloan dari atas. Jadi klo kamu penasaran gimana dapat foto telaga warna+telaga pengilon yang keren abis, datang dan narsis ditempat berikut.



















Pukul 08.00         : Destinasi Ketujuh --- Sumur Jalatunda














Pukul 09.00         : Destinasi Kedelapan --- Kawah Candradimuka
Friend, untuk mencapai kawah ini tidaklah mudah, jalan yg nanjak dan bebatuan+becek (nggak ada ojek, he he he) harus hati hati plus harus expert mengendarai dan mengendalikan motor (biar kgak jatuh+nyungsep). Suara gemuruh dan banyaknya uap,bikin bulu kuduk berdiri. Tapi tetap nekad deket2 ke kawah + narsis. Sempatkan bawa telur mentah,masukkan kedalam kawah, di kawah ini tidak seperti kawah sikidang dan sileri yg besar dan airnya hitam abu-abu. Disini airnya bersih,jernih mengalir tapi bisa lihat meletup letup, so hati2 ya.


Pukul 11.00         : Destinasi Kesembilan --- Kawah Sileri
Waktu perjalanan menuju kawah ini perasaan dag dig dug der ewer ewer, kalian tahu kan sebelum kita datang kesini, kawah ini lah yang mengalami gempa kecil (berdo’a komat kamit). Menuju kawahnya gimana? Ternyata ada jalan setapak dan sudah lama nggak dikunjungi, jadi jalannya rusak, harus jalan kaki menuju tempat ini dari tempat parkiran (lebih tepatnya tempat pengepulan hasil panen). Berkelok kelok, turun ,ahhhh lumayan.




Ditempat parkiran ini banyak kita jumpai petani lagi panen gubis, kentang, sayur. Bisa beli langsung dari mereka. Masyarakat Dieng selain baik, juga ramah, kita dikasih jambu klutuk merah besar dan katanya buat camilan selama perjalanan #sosweet.








Hasil Perkebunan


Proses Pembuatan Manisan Rica rica













Setelah dari kawah sileri kita sempatkan cari oleh2 khas dieng, Rica rica.












Pukul 12.00         : Mandi, Packing dan cek out Jam 13.00
Perjalanan menuju kota wonosobo(jangan lupa shalat dhuhur dulu), seperti semula, tidak ada Bus mini  (Rp. 8000) yg langsung menuju terminal wonosobo(turun disebuah jalan, lupa namanya, tinggal bilang ama pak sopir) lanjut angkut menuju Terminal Wonosobo (Rp. 2.000) diterminal wonosobo ini kita menikmati Bakso dan Es Rica-rica. Dari terminal wonosobo ada Bus yang menuju langsung ke Surabaya dengan Tarif Rp 100.000 (Berangkat Jam 16.00).  Berhubung kita mau ketemuan sama teman di jogya, jadi kita balik ke magelang

Pukul 14.30         : Perjalanan menuju Magelang
Sampai di terminal magelang, istirahat shalat Maghrib+Isya
Pukul 19.00         : Perjalanan menuju Jogya
Pukul 20.00     : Sampai di Jombor, Makan Gudeg Jogya + Kopdar dadakan + jalan2 menikmati angkringan jogya
Pukul 23.00         : Perjalanan Menuju Terminal Giwangan (Diantar teman naik motor)
Pukul 24.00         : Perjalanan Menuju Surabaya Menggunakan Bus Eka Patas Rp. 68.000, berhubung kita sudah kenyang, maka kita bernegosiasi dg kondektur untuk tidak ambil makan di pemberhentian (Ngawi) biaya pun dikurangi menjadi Rp. 60.000 (lumayan,buat simpenan next trip). Sampai Surabaya tepat pukul 07.00.

Tips Selama Ngetrip Ke Dieng
1.     Bawalah Jaket Tebal,kaos tangan, baju tebal mengingat Cuaca di Dieng Cukup Dingin.

2. Kontak Hotel untuk booking hotel sekalian sewa motor, jadi ketika sampe di Dieng motor sudah siap digunakan. Sewa motor Cukup Sehari dengan perhitungan 24 Jam. Tapi kalau mau sehat dan menikmati alam serta mengenal penduduk setempat, boleh jalan kaki seperti kita, meski Capek tapi asyikkkkk banget

3. Kawasan Dieng Dibagi Menjadi Dua kawasan, Yaitu Dieng Utara dan Dieng Selatan Kawasan Dieng Utara meliputi Sumur jalatunda, Kawah Candradimuka, kawah sileri, Candi dworowati, Telaga sewiwi, Telaga merdada dan Kawsan Selatan Meliputi Candi Arjuno, Candi gatut kaca, Candi Bima, Kawah Sikidang, telaga warna, telaga pengilon . Kawasan Utara dan selatan ini dibagi (dibelah) dari pertigaan Bu Djono. Untuk hari pertama, explore Dieng kawasan Utara, hari kedua lanjut Dengan explore Kawasan Selatan dengan Menggunakan motor atau Ojek, karena tempat wisata di daerah selatan cukup jauh satu dengan yang lainnya. Berbeda dengan kawasan utara yang letaknya berdekatan satu dengan lainnya. Kecuali Puncak bukit si kunir yang letaknya memang sangat jauh dan kita harus explore malam menjelang pagi untuk menikmati Golden Sunrise Si Kunir.



4. Bawa Senter atau headlamp, jika kita mau menikmati bukit si kunir, maklum kita harus sampai di ujung bukit sebelum mentari menampakkan sinarnya, jadi dalam kondisi gelap, nanjak bukit, lumayan gempor.

5. Bawalah Masker atau Handuk Kecil Basah, menningat Dieng merupakan kawasan dengan banyak Kawah, Siap2 untuk menutup hidung. Nggak ku ku sama bau belerang yang mennyengat *tutuphidung

6. Cari Hotel yang menyediakan hot water, air disana dingin banget tentu saja tarifnyapun lebih mahal dibandingkan dengan yang biasa, sekitar Rp. 150.00/kamar dengan Hot water. Atau pilih kagak mandi jika kemahalan dan takut kedinginan J

7. Bawa Payung atau jas hujan, di Dieng sering Hujan datang tiba-tiba. Nggak enakkkan jalan2 untuk explore harus terhenti gegara hujan??? Jadi....sedia payung sebelum hujan J.

8. Bagi Kamu yang kerja, untuk menuju trip Dieng ini nggak perlu ambil Cuti (jika bekerja senin-Jumat). Berangkatlah hari jumat malam dan sampai rumah hari senin Pagi. Jika nggak ada waktu balik kerumah karena waktunya mepet banget, sekalian bawa baju kerja dan ganti pakaian di tempat kerja, jangan lupa pakai parfum J (nggak sempat mandi). Perjalan panjang didalam bus gunakan untuk istirahat+tidur, sehingga tubuh fress kembali menjalankan aktifitas sehari-hari alis kerja di kantor. Met travelling all

























































You Might Also Like

16 $type={blogger}

  1. mbak boleh minta no hp gk? atw pin bb gt? mw ngetrip kesana, butuh bimbingan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal Ken. Ada Hape, cuman aku tinggal di India nih Dan nggak punya BB. MOnggo DM ke twitter @emakmbolang. Kita cuap cuap disana. Asal jangan bimbingan belajar. hehehe see you :)

      Delete
  2. Replies
    1. Makasih. jangan ditiru ya, yg dirumah dad dig dug ser :)))

      Delete
  3. mbak ada email gak?
    butuh bimbingan buat ngetrip ksna...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada, silahkan email di attini.zulfayah@gmail.com
      Monggo, selama saya bisa menjawabnya :)

      Delete
  4. senengny bisa ngetrip ma pasangan

    ReplyDelete
  5. Replies
    1. Mbak Zulfa, buahnya bukan Rica Rica tetapi Carica. Dan tempe nya bukan Tempe Selimut tetapi Tempe Kemul artinya Selimut sih...hahaha...
      Mie Ongklok Longkarang + Sate Sapi di Wonosobo di Jalan Pasukan Ronggolawe...itu endes surendes.

      Delete
    2. Iya, huhuhu CARICa. kebiasaan nih jawa suka nyebut dua kali. Pempek jadi empek empek. hihihihi

      Delete
  6. Sorry Longkrang bukan Longkarang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sipppp. Terima ksih infonya Bro. InsyaAllah klo ke Wonosobo cobain Mie Ongklok Longkarang. wis ngiler iki.

      Delete
  7. kalo boleh tau ini tripnya tanggal berapa sampe tanggal berapa ya mbak? makasih hehe

    ReplyDelete
  8. wisata impian banget ini mbak. aku dah lama pengen kesana blom kesampaian

    ReplyDelete
  9. Semoga soon bisa ke Dieng. Semesta mendukung. aamiin

    ReplyDelete

Follow Twitter

Follow Instagram