Beautiful Sunrise at Jumiang Beach

August 02, 2013

Pantai Jumiang Madura

Madura dikenal sebagai pulau penghasil garam dan kemantapan rasa satenya. Kunjungan wisata ke Pulau Madura hanya sebatas menyaksikan Jembatan Suramadu dan ketika Festival Kerapan sapi berlangsung. Ternyata, pulau Madura menyimpan eksotisme tempat wisata dan budaya, mulai dari pantai, bukit kapur putih, air terjun hingga Keraton.

Malam yang dingin sedikit mendung, tak menghentikan perjalanan saya dan teman teman menjelajah eksotisme Pulau seluas 5.168 Km ini. Di malam hari, Gerbang tol Suramadu menyuguhkan jajaran lampu warna warni sepanjang jembatan yang menghubungkan pulau Jawa dan pulau Madura. Berbagai kendaraan nampak lalu lalang melewati gerbang seakan menyambut selamat datang kepada setiap pengendara. Hembusan angin dan semerbak aroma laut menambah gelora dalam jiwa mengexplorasi pulau berpenduduk 4 juta jiwa ini.

Meninggalkan jembatan sepanjang 5,4 Km ini, kami sudah menapaki Pulau Madura. Tampak disebelah sisi jalan, berjajar warung warung sederhana yang menjual berbagai macam baju, makanan dan berbagai macam souvenir khas Madura. Selanjutnya, yang terlihat hanyalah hamparan tanah yang dipenuhi dengan tanaman liar  dan pohon perdu.
Jalanan begitu gelap, dengan kilatan lampu sorot motor, jalan seolah olah nampak seperti lorong  goa. Udara malam yang dingin merasuk kedalam tubuh, suasana hening yang terdengar hanyalah deru sepeda motor dan jajaran pepohonan terlihat berlari meninggalkan kami.
Terkadang terdengar sayup deburan ombak, ketika mata ini memandang yang terlihat hanyalah kumpulan busa yang membentuk  garis putih berjalan. Bulan yang tertutup awan menampakkan diri, memberikan keindahan bayangan dalam lautan. Terlihat beberapa rumah penduduk dengan penerangan  lampu minyak.

Pantai di Madura
Sunrise pantai Jumiang, Madura
Susana yang gelap sepanjang perjalanan karena kurangnya penerangan jalan dan semilir angin laut sepanjang jalan, membuat mata ini kantuk setengah mati. Pingin rasanya kasih selotype di bula mata. Malam semakin dingin dan jalanan semakin gelap, payahnya lagi kita ketinggalan sama group di depan yang tahu arah jalan, wal hasil kami tersesat.

Dimalam gelap gulita kita mau tanya sama siapa? hantu? pocong? genderwo? atau kuntil anak?. OK, kita cari kantor polisi, ketemu dan tanya arah jalan. Dan koplaknya lagi, kita yg ketinggalan, lupa nama pantainya. Maklum banyak pantai yang akan kami jelajahi dalam perjalanan jelajah Madura ini. Setelah 20 menit dengan jalan pelan pelan akhirnya ketemu sama teman teman yg didepan yang sedang nungguin kita. Setelah cukup lama perjalanan, lama kelamaan jalan semakin gelap dan menjauh dari rumah penduduk dan melewati semak semak.
Jalanan mulai berubah, menyempit, berdebu dan bercampur dengan krikil batu. Dipenuhi dengan semak belukar dan pepohonan ditambah dengan jalanan yang semakin lama semakin menanjak. Akhirnya kami sudah sampai diujung jalan dan berada diatas bukit,  sebuah spot yang tepat menikmati sunrise panti Jumiang.  

Madura
Mentari menyapa Bumi
Karena Mata ini tinggal 1 watt dan nggak bisa melek, turun dari sepeda, ambil matras dan senter buat cari tempat buat tidur. Emak lihat kayaknya ada pendopo, dengan santai jalan menuju pendopo. Setelah emak senter, Astaghfirullah kaget bukan kepalang. Alamak! ternyata dipendopo itu terhampar dua buah makam berbungkus kain putih. Mata yang tadinya 1 watt jadi sejuta watt, alias nggak jadi ngantuk. Dag dig dug nih jantung rasanya mau copot, syukur nggak ada 'penampakan'. Ya udah daripada ketakutan mending balik ke parkiran motor, duduk sebentar, nunggu shalat subuh.
Terdengar dari kejauhan suara adzan subuh berkumandang pertanda pagi tiba. Di ufuk timur, sang surya mulai menampakkan diri, membelah bumi dan langit. Perlahan muncul semakin tinggi, dari atas bukit  pancaran sinar matahari menghiasi lautan bening dengan warnanya yang orange, membentuk garis bagaikan jalan menuju sang surya.
Hamparan tanah menjorok ke lautan nampak seperti membentuk teluk dikelilingi laut biru kehijauan. Samar samar terlihat rumah penduduk dari kejauhan dan beberapa kapal nelayan berjajar, Sebuah lansekap yang indah dalam jepretan kamera. Seiring berjalannya waktu, satu per satu kapal meninggalkan tempatnya, tersebar dalam lautan.

Madura
Semburat orange Sang Surya di Pantai Jumiang
Tips Jelajah Madura
ü  Demi kesalamatan dan juga agar tidak tersesat dijalan, sebaiknya hindari perjalanan dimalam hari.
ü  Kurangnya transportasi umum menuju tempat wisata, sebaiknya anda menyewa mobil atau motor.
ü  Tidak ada jaringan hotel ternama di pulau Madura, hanya beberapa hotel lokal saja. Sebaiknya anda mencoba sensasi mendekat dengan alam yaitu dengan cara berkemah.

ü  Menghindari dehidrasi, Minumlah air sebanyak banyaknya mengingat udara di Madura sedikit lebih panas.

You Might Also Like

0 $type={blogger}

Follow Twitter

Follow Instagram