Holi Festival of Colour

April 17, 2014


Film Bollywood  penuh dengan cerita cinta diselingi dengan nyanyian dan tarian diantara taman bunga sampe adegan ‘tiang’. Keseruan jalan cerita cinta tidak direstui orang tua. Menjadi ‘pertengkaran antara tuan takur dan rahul’. Terpisah jarak waktu, bernyanyi melatunkan lagu rindu dengan tangisan mengharu biru *sodorinember*. Cerita berakhir dengan pengorbanan dan kekuatan cinta hingga naik ke pelamin. Ending!!!

Celetukan from the secreat person Mr..... J  Film India itu nggak ada bedanya ama recording video pernikahan, jalan cerita sama. ujung ujung nya Kawinan mengelilingi api, dah Gitu  aja ! *siriktingkatdewa*

Tapi disini emak kagak bahas tentang kurang lebihnya film Bollywood, emak sih asik asik saja lihat film India karena diselingi dengan nyanyi, tarian dan latar belakang pegunungan yang aduhai. Di Film film Bollywood selalu ada ritual keagamaan. Memang, di India adat dan budaya masih kental terasa. Diujung ujung tempat pasti ada kuil kuil peribadatan. Mulai yang super besar dan megah ditambah dengan patung dewa berukuran jumbo hingga kuil kuil kecil yang berada di bawah pohon.

India Mempunyai banyak sekali festival keagamaan. Jadilah negara India mempunyai banyak hari Libur. Dalam 365 hari kalau emak hitung,  sekolah paling sekitar 120 hari doang #enaktenan. Salah satu festival yang terkenal dan paling banyak diminati oleh  para wisatawan mancanegara adalah festival Holi. Nah, bagi pecinta film Bollywood, pasti dah tahu tentang perayaan Holi, lempar lemparan bubuk warna warni diselingi dengan lagu kemeriahan.

Tapi apa sih sebenarnya Holi itu?
Holi atau yang biasa disebut dengan festival of colour adalah Perayaaan sebagai tanda berakhirnya musim dingin atau perayaan musim semi. Biasanya festival berlangsung di bulan Maret dengan tanggal yang berubah ubah setiap tahun nya. Tapi ada ‘versi lain’ tentang Holi, meskipun sudah menjadi rahasia umum tapi mengandung unsur SARA. Jadi emak cukup pendam dalam hati!!!!  Penasaran?  *tutupmulut* emak disini pingin nulis yang peace peace aja dah daripada HEBOH.

Inget ama PancaSila J Saling menghormati antar umat beragama.

Ini pengalaman emak selama tinggal di India. Jadi Holi tuh nggak sekedar lempar lemparan warna. Sehari sebelum hari H (H-1) Holi (kok pas yaa, H for Holi ). Umat agama Hindu sibuk membuat tumpukan kayu berbentuk kerucut, diletakkan di tiap tiap persimpangan jalan desa. Emak belum tahu apa nama atau istilah tumpukan kayu itu dalam bahasa India (menyusul yaaaaa, hehehe). Tumpukan Kayu ditutupi (dikelilingi) ama kain berwarna merah dengan renda renda warna kuning ngejreng (khas kain yang emak temui di kuil kuil). Kemudian dikalungi aneka rangkaian bunga dan diujungnya diletakkan patung dewa.



Tumpukan Kayu Holi

Beberapa wanita dan anak anak sibuk menaruh seperti sesajen atau minyak, dibawa mengelilingi tumpukan kayu sambil berdoa dan menaruh dibawah tumpukan kayu. Tepat jam 6 Sore tumpukan kayu tersebut dibakar dan aksi lempar melepar dimulai hingga keesokan harinya (hari H). Diantara tumpukan kayu, ada piringan warna coklat kehitaman dengan lobang ditengahnya. Kemudian ‘piringan’ tersebut disatukan melalui lubang ditengahnya dengan sehelai benang. Mau tahu apa itu? Jujur emak sendiri kaget bukan kepalang, ternyata ‘piringan’ itu adalah Cow poo poo alias teletong alias ek ek nya sapi. No Comment please. Inget sesama manusia harus saling hormat menghormati.

Ibu Penjual dan meramu adonan telethong

Aktifitas perekonomin sesaat dihentikan, semua umat hindu merayakannya. Jadilah, emak kesusahan cari susu buat bikin lassi (yoghurt dicampur sama susu + gula). “Belum dikirim” kata abang berkumis pemilik toko tentu saja dengan gedekan kepala yang khas. hehehe nehi nehi nehi.

H-2 emak jalan jalan ke Purana Qila dan Humayun’s Tomb. Eh ternyata beberapa orang sudah mulai saling lempar melempar bubuk warna warni, termasuk para Bule. Keesekoan harinya (H-1) emak jalan jalan ke daerah Old Delhi, banyak juga yang sudah mulai lempar melempar warna.

Sering nih dapat pertanyaan tentang foto atau keasikan merayakan Holi. Jujur, emak kagak merayakan Holi. Justru kalau pas Festival Holi, emak di apartemen aja *pegangremote* nonton TV.Tuh foto paling atas waktu perang perangan diambil dari sini. selainnya koleksi emak waktu blusukan H-1

Kalau Ingin menikmati Holi, selalu rencanakan datang ke India di bulan Maret. Selain itu Maret adalah bulan yang tepat untuk mengunjungi India. Hawa sejuk, peralihan musim dingin ke musim panas. Eitsssss, siapin Baju putih buat festival holi biar itu kenang kenangan more colourfull.

Incredible India!!!.


You Might Also Like

2 $type={blogger}

  1. namaste emakkk,...
    wah first comment nih dapat apa yah??? hehehe
    yaps!artikel yg menarik kupas tuntas tentang festival holi! pengen rasanya bisa main bubuk warna di negara asalnya. dan jga aku bru tahu itu tentang pow pow.... seriously gak shock sih bcz in indonesia jg ada eek sapi untuk ngepel lantai rmh hehehhe

    ada tmn indian jga dan malas untuk merayakan holi n i dunno why,... pdhl saya sendiri mau xD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Namasthe Nakkkk :)


      Hehehe memang beda orang, beda kesukaan. ada yang suka main bubuk holi ada yang lebih suka duduk di taman sambil baca buku. Kalau saya tipe yang kedua. hehehe nggak suka rame rae soalnya

      Delete

Follow Twitter

Follow Instagram