How To Create Video Stories With Smartphone?

October 13, 2017

WorkShop Videography with Smartphone

Bikin Video atau nge vlog cukup dengan smartphone aja, hasilnya sudah bagus kokpernyataan yang seringkali seliweran di timelime sosial media itu membuat saya mengenyitkan dahi. Bukan anti mainstream sih tapi posisi saya justru sebaliknya, belum memiliki smartphone yang mumpuni untuk merekam video.

Selama ini untuk fotografi, vlog di youtube, videography travelling atau food tutorial yang tayang di NET dan juga trans 7 saya `masih` menggunakan kamera DSLR. Bagi saya pribadi, satu alat tempur berupa kamera DSLR bisa untuk fotografi sekaligus videoghraphy terasa ebih efesin, simple dan fokus. Hasil jepretan dan kualitas shoot video lebih bagus. Dan yang paling penting, saya menikmati perjalanan tanpa dipusingkan dengan berbagai macam gadget di tangan.

Meski memiliki banyak kelebihan tapi ada salah satu titik kelemahan ketika menggunakan kamera DLSR, yakni saya harus mentransfer hasil video ke laptop dulu kemudian mengeditnya. Hal ini tentu saja lebih memakan waktu. Apalagi jika yang di shoot adalah video moment, dimana saya harus mengirim file videosecepatnya. Jika tidak, video akan menjadi basi jika ditayangkan di TV.

Nah, suatu ketika saya jalan jalan keTidore, Maluku Utara bersama teman teman blogger, salah satunya adalah Mbak Rien pemiliki blog www.travelerien.com. Kami menyaksikan sederet acara di Festival Tidore. Selama festival berlangsung mbak Rien shoot video seluruh kegiatan dengan menggunakan Smartphonenya. Karena termasuk video momen, video tersebut langsung dia edit dan langsung dikirim ke NET. Semua dilakukan cukup dengan smartphone.

Tak hanya cukup disitu saja, dengan smartphone Mbak Rien bisa langsung share video atau foto di sosial media, hal yang jarang banget saya lakukan.

Selama mengedit video Mbak Rien juga menunjukkan bagaimana mengedit video melalui smartphone. Lebih simple dan cepat. Mbak rien Belajar Videography dari Mas teguh Sudarisman.

Nama beliau tak asing bagi saya pribadi. Meski belum bertatap muka dengan mas Teguh tapi saya sudah mengenalnya melalui email, komen di timeline media sosial atau sekedar menyapa di kotak komen di Blog beliau www.Tgifmag.com. Perkenalan pertama kali dengan beliau dimulai dengan `memalak` beliau untuk berbagi alamat email editor majalah di Indonesia.  

Ya, mas Teguh adalah seorang travel writer handal, tulisan beliau yang segar, mengalir dan enak dibaca telah menghiasi hampir seluruh majalah dan Inflight magazine. Tak jarang saya `nongkrong` di blog beliau untuk membaca sekaligus belajar menulis perjalanan. Dari blog beliaulah, secara autodidak saya belajar bagaimana menulis cerita perjalanan. Pada akhirnya tulisan saya turut menghiasahi majalah, koran dan Inflight magazine.

Selain Travel Writer, mas Teguh juga mendalami dunia Videography. Sering mengadakan Workshop videography dengan smartphone di beberap tempat berbeda.

Alhamdulilah hari sabtu kemarin mas Teguh mengadakan workshop videoghraphy with smartphone di Surabaya. Bahagia dengar workshop tersebut sekaligus sedih karena bagaimana bisa saya mengikuti acara tanpa smartphone yang mumpuni.

Dengan jujur di halaman facebook, saya bilang kepada mas Teguh bahwa saya belum memiliki smartphone yang mumpuni untuk pengambilan video. Masih pakai Smartphone jadul. Mas Teguh yang memilki banyak gadget dengan baik hati meminjami salah satu handphone kepada saya. Jadi, saya ikut smartphone ini dengan modal ‘nggak bondo’ hehehe.


Mengapa Video?

Tak dapat dipungkiri, menonton video lebih menarik ketimbang membaca buku yang cenderung monoton. Terkecuali bagi yang suka membaca, tentu hirupan kertas dengan deeretan kalimat masih terasa begitu sexy dan menggoda. Disini kita ngomongin secara umum, dari anak anak hingga Manula mereka lebih menikmati menonton video. Bahkan belajar dengan menggunakan media visual dipercaya lebih efektif.

Ditambah lagi, tak hanya hampir setiap orang memiliki smartphone yang bisa dibuat shoot video, juga jaringan Internet pun bisa diakses dengan mudah dan juga lebih murah. Membuat video atau vlog banyak diminati hingga menjadi trend tersendiri. Muncullah profesi baru yang digandrungi generasi zaman Now termasuk anak saya, yakni menjadi Youtuber.


Mengapa mengambil Video dengan smartphone?

Karena hampir semua orang memiliki Smartphone yang dilengkapi dengan kamera yang cukup untuk membuat Video. Smartphone selalu dalam genggaman, jadi kapanpun dimanapun kita bisa mengambil video. Nggak harus bawa kamera DLSR kemana mana, kecuali pas lagi travelling.


Lalu, bagaimana teknik dan durasi pengambilan gambar yang bagus?

Creating your Video Stories with Smartphone

Dalam sebuah penelitian menyatakan bahwa rata rata rentang perhatian manusia hanya 8,25 detik. Lebih dari itu orang sudah mulai bosen. Itulah mengapa setiap orang cenderung lebih menikmati dan nggak bosen menonton video. Karena dalam hitungan detik, video menyajikan gambar atau visual yang berbeda.

Jadi, sekali take, record video antara 5 hingga 10 detik. Kurang dari 5 detik itu terlalu cepat. Dan lebih dari 10 detik bakalan bikin bosen. Jadi, shoot sebuah `adegan` atau tempat dari angle yang berbeda. Untuk panjang durasi video itu sendiri, idealnya sekitar 2 - 3 menitan.

Selain durasi , ada tiga prinsip dasar dalam dalam pembuatan video, yakni
1. Steady alias nggak goyang goyang karena bikin penonton pusing
2. Fokus
3. Backsound yang sesuai untuk menunjang video terlihat lebih dramatis.

Biar tetap stabil, dalam workshop ini Mas Teguh menunjukkan beberapa tool penunjang agar hasil video nggak shake. Mulai dari Tripod, monopad dan juga stabilizer. Harganya juga bervariasi mulai dari ratusan hinga jutaan Rupiah. Nah, Jika tidak memiliki perlatan tersebut, ada satu teknik yang bagus dan sering saya gunakan yakni tahan nafas. Dengan menahan nafas, hasil video lebih smooth, no shake.

Teorinya sudah. Sekarang waktunya praktek shoot Video. Acara workshop ini berlangsung di PrimeBiz Hotel Surabaya. Sebagai latihan kami membuat shoot video sederet fasilitas yang ditawarkan oleh PrimeBiz Hotel yang merupakan salah satu bisnis hotel di Surabaya yang letaknya tak jauh dari bandara Juanda.


Awal mula shoot menggunakan smartphone, tangan saya masih `kagok` karena terbiasa shoot menggunakan DLSR. Memegang smartphone terasa lebih ringan, jadi sering shake. Tapi lama kelamaan jadi terbiasa dan fokus. Lebih lega juga karena smartphone memiliki layar yang lebih gede dan jelas.


Video Editing for Android Smartphone

Setelah shoot dilanjutkan dengan proses editing video. Untuk smartphone Android, mas Teguh meyarankan menggunakan Power Director sebagai software editing video. Sebenarnya untuk editing video ada beberapa pilihan software yakni Filmora, Viva, KInmaster dan lain lain. Kenapa Power Director ?

Videography with Smartphone


Dibandingan dengan software editing yang selama ini saya gunakan, Power Director sekilas terlihat `lebih` komplek. Tapi hal ini sebanding dengan tool editing yang ditawarkan. Kita bisa memasukkan intro, penataan multilayer video, pemilihan font, animasi dan masih banyak lagi. Power Director menjawab pertanyaan yang selama ini berlarian dalam otak untuk menghasilkan video yang lebih menarik dan lebih hidup.


Where to Sale or Monetize your Video?

Selain jadi Youtuber dengan mengupload Video di Youtube, kita juga bisa menghasilkan video dengan mengirimkannya ke beberapa channel televisi. Seperti NET Citizen journalist atau di program Cam on Trans 7. Selain televisi, beberapa web seperti Shutterstock juga menerima video dan menjualnya. Hasilnya lumayan lho buat jalan jalan lagi.

How making Channel Video on youtube
Jangan Lupa Subcribe channel EmakMbolang

Setelah Workshop Videoghraphy With Smartphone ini selesai, terpikir oleh saya untuk segera mengupgrade smartphone dan menggunakannya untuk record Video. Bukan untuk menggantikan kamera DLSR tapi sebagai pendamping yang saling bersinergi. Semoga Allah memberikan rezeki yang berkah dan melimpah, Aamiin.

So, Came On and turn your camera on …


You Might Also Like

20 $type={blogger}

  1. Namun kamu udah terbiasa dengan DSLR dan emang ada bagian yang gak bisa ditutupi dari smartphone, misal waktu kamu mau zoom objek tersebut dari jauh.

    Shot pakai hape menurutku oke aja. Dan, aku masih belum mahir bikin konten video seperti kalian :) semoga segera cepat kuasai skill ini diriku.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya dengan kamera DLSR, Zoom hasilnya masih kece badai. Tapi menggunakan amsrtphone jadi lebih fleksibel dan efesien. Dua dua anya ada kelebihan kekurangan masing masing.

      Wah, kontennya Dedy lebih membahenol. :)

      Delete
  2. Senang baca kontenmu, Mak...
    Jangan bosan aku tanya terus nanti ya Mak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih

      Nggak papa Mbak, kita berbagi Ilmu...

      Delete
  3. Sekarang eranya smartphone. apalagi smartphone sekarang kameranya ugal ugalan. gak kalah sama dslr. yag penting lebih ringan dan mudah dibawa kemana2:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, kelebihan smartphone ya itu ... ringan dan simpledibawa keman mana. Salah satu alasan kuat aku harus upgrade smartphone jadul aku.

      Delete
  4. Wah keren mbak prestasinya..
    Mau donk diajari bikin tulisan yg bs msk majalah2 gtu plus video yg layak tayang di TV nasional..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh... Eh semua ada tentang menulis dan bikin Video untuk NET sudah aku share di blog ini. Coba di obrak abrik blog nya

      Delete
  5. Wah makasih tipsnya Mbak agar video ga shake, oke harus latihan nahan nafas neh.
    Ooh di shutterstock juga bisa dikirimi video ya, baru tau aku. Makasih infonya Mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, bisa dijual di shutter stock, lebih sedikit durasiny... kebanyakan cuman 3 detik. Sama sama :)

      Delete
  6. mencoba merekam video pake kamera hape emang harus dibiasakan dulu ya. udah biasa rekam pake hape, baru deh belajar ngedit. thanks buat rekomendasi aplikasi ngeditnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, saya belum terbiasa. tapi tangan ini lebih mantap dan lega pakai kamera

      Delete
  7. sudah pengen dari dulu buat video tapi bingung .. padahal sudah pegangan lho ... untung ada info dari emak ... top deh .. pencerahan yang bagus .. dan ternyata tidak perlu biaya mahal ... thanks sharing-nya emak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama sama, ayooooo aku pingin lihat view jalan jalan waktu bersepeda... sekalian tips bersepeda. pasti banyak viewernya

      Delete
  8. Hiks... dan saya masih males2an belum ngedit pidio lagi...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayyooooo kene mbak, tak rewangi edit pidio, sergep nek iki diriku, hahaha

      Delete
  9. Aku pake minitripod kalo jalan-jalan. Tapi kendalanya kalo ada angin kenceng, tripod bisa ambruk atau terbang. Hahaha....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nek aku biasane ngowo gorilla pa. cuman jarang metu tas.

      Delete
  10. Emang rekam pake smartphone lebih praktis dan simpel. Lagipula ukurannya yang kecil bikin kita nggak keliatan mencolok di keramaian, cocok buat yang suka malu kalo ngevlog di tempat umum kaya aku. Hahaha. Kalo untuk vlogging, apalagi travel vlogging gitu, pake smartphone lebih recommended. Tapi kalau mau bikin dokumentasi lebih oke dan detil, well, seenggaknya pake mirrorless kali ya :)

    Btw, posting Oktober dan aku baru baca Desember hahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul. lebih praktis dan simple.

      kalau untuk TV, aku saranin atau untuk media tetep pakai Mirrorless atau DSLR biar produser tertarik nayangin

      Delete

Follow Twitter

Follow Instagram