Menjejak Marhi - The Himalaya Chain

February 04, 2015


Serak pegunungan Himalaya bertudung salju terlihat gagah. Seram tapi menenangkan. Ganas tapi lembut. Misterius Yang Membius.

Jalanan membelah tembok salju. Bebatuan jumbo terserak tak beraturan tapi berharmoni dengan pohon dan arus aliran sungai. Seolah Sang pencipta membuang begitu saja keindahan hingga menjadikannya potret wallpaper alam nan misterius berbalut mistik.

Sang Himalaya terkenal dengan cuacanya yang tak bersahabat. Ketidakpastian cuaca mulai angin, hujan dan badai salju tiba tiba saja datang tanpa diudang apalagi minta diantar. Ketika berangkat ke Rohtang Pass, titik jalanan tertinggi yang menghubungkan Manali dengan Leh- Ladakh, Jeep yang kami sewa diterjang badai es. Tak tok tak tok menampar kaca jeep sementara jurang yang begitu dalam menganga dihadapan mata. Suasana mencekam. Untaian Doa tak lepas dari bibirku ........  Cerita selengkapnya di Majalah Maxim Indonesia Edisi Februari 2015. 


Tulisan jalan jalan tayang di Majalah Maxim Indonesia

Kalau ngomongin tentang Manali, Emak jadi teringat acara ‘geger’ sama petugas hotel. Berbeda dengan kota sebelumnya. Teman teman sudah booking hotel online. Di Manali kami on spot. Hanya berbekal nama hotel yang menyediakan room dengan budget bersahabat.

Setelah Running Like Crazy To Manali. Sampailah kami diterminal Manali. Masih pagi sekali. Dingin menjala pori pori. Hotel hotel masih tutup. Sepertinya semua pada sibuk ngimpi dan ngorok dalam pelukan selimut hangat. Kami cari hotel Shivalik yang menyediakan harga bersahabat. Mblusuk di kawasan The Mall. Akhirnya ketemu, hotel nya nyempil di ujung gang. Hotel terasa lembab dan nyesak. Tempat tidurnya juga jauh dari kata bersih. Nggak ada wifi juga. Duh L

Akhirnya kami berjalan ke depan lagi. Nyemperin hotel hotel bintang tiga yang ada di jalanan utama. Nyimpen brosur sambil membandingkan dengan hotel berbudget. Menggigil kedinginan. Kami hangatkan dengan nyruput chai J teh yang diseduh dengan susu. Ngobrol tentang pilihan hotel yang sudah kami ‘intip’.

Akhirnya pilihan kami jatuh di hotel Snow View. Hotel bintang tiga berada di tempat istimewa. Tepat berada di ujung kawasan The Mall, Wisata malam kota Manali yang rame kayak Shibuya, Japan.

Selama bekpek jelajah Himalaya. Snow View adalah satu satunya hotel berbintang yang kami tinggali. Lainnya, hotel berbudget atau tidur didalam bus dan kereta. Kami ambil Family room dengan biaya sekitar 4.000 Rupees. Sekitar sejutaan. Dibagi kami berlima, sekitar 200rb/orang.

Masalah pertama dimulai. Untuk family room, maksimal boleh ditempati 4 orang. Sedangkan kami berlima. Dengan rayuan gombal plus mulut manis berbusa J akhirnya pegawai hotel meng iya kan.

Emak buka dompet. Alamak kagak ada uang cash. Akhirnya emak gesek CC. Terpaksa melanggar aturan sendiri yang menjauh dari CC ketika travelling.

Kami diminta menyerahkan passport. Kemudian pegawasi hotel bagian lobby mengcopy halaman depan passport dan visa. Aman terkendali. Semua passport teman teman sudah masuk garis hijau. Tiba passport emak. Visa keluarga sudah habis. Emak bilang kepada nya, bahwa Emak memiliki kartu Permanent Resident India dan juga bukti perpanjangan visa dari FRRO India (Foreign Registration Office). Kayak Imigrasi yang ngatur khusus orang asing.

Petugas akhirnya membolehkan. Salah satu petugas mengantarkan kami menuju kamar hotel. Ahhh lumayan bersih bersih sebelum lanjut ke Solang Valley. Barusan merebahkan badan. Suara telpon berbunyi. Ternyata pegawai lobby hotel tadi.  Dia bilang Visa emak sudah habis, otomatis dia nggak izinkan emak tinggal di hotel. Emak jelaskan lagi. Bahwa saya sudah submit di FRRO dengan menunjukkan kertas print dan juga Kartu Permanen Resident saya. Dia bilang yes. Emak sedikit lega sedikit tegang.

Tak lama kemudian. Ting tung, suara bel pintu berbunyi. Petugas yang sama. Dia mengatakan dengan hal yang sama dan meminta emak untuk angkat kaki dari hotel. Ampun, emak mulai esmoni. Tapi emak tetep Cool. Soalnya bukan salah emak, salah petugas FRRO.

Setelah cuci muka dan bersih bersih. Ting tung lagi L. Emak mulai naik pitam. Jika dia kagak ngerti juga emak bakalan out dari hotel. Dan memilih hotel lain. Emak sungguh mengerti posisi dia. Karena sesuai dengan procedure yang diberlakukan di hotel.

Akhirnya emak redakan emosi. Baca Istighfar. Dan menjelaskan kepada pegawai dengan suara pelan, jelas, mantap, bawa pensil dan emak pilih bahasa Inggris yang mudah dimengerti. Emak jabarkan semua document. Akhirnya dia mengerti dan meminta maaf. Oke dimaafin L

Kayaknya emak kagak boleh nginep dihotel berbintang J. Selama tinggal di hotel ber-budget semua lancar. Nggak banyak aturan dan waktunya sak karepe dewe alias terserah kita. Nggak harus 12 to 12 J. Negonya gampang lagi. Setelah acara ‘hot’ sama petugas hotel. Emak ngacir ke Solang Valley dinginin kepala J.

'tembok' es menuju Rohtang Pass


Anyway time to share editorial email. Bagaimana mengirim artikel perjalanan di Majalah Maxim Indonesia :
  • Maxim Indonesia adalah Majalah Pria dewasa tentu saja dengan target Cowok.
  • Cowok suka adventures,  pilih ide tulisan yang sedikit macho atau adventures. Kalo nggak adventures juga nggak pa pa. Tulisan jalan jalan ke tempat keren lainnya  bisa dikirim ke majalah ini. Tapi jangan cerita belanja ya....
  • Panjang tulisan sekitar 1200 Kata
  • Gaya penulisan sedikit berbeda dengan majalah yang lain. Kalau kamu tertarik ngirim artikel ke Maxim. coba beli majalahnya dulu dan perhatikan gaya penulisannya.
  • Pilih 15- 20 foto keren, kecilkan file trus koleksi fotonya dalam microsoft. Beri caption cerita tentang foto foto tersebut. Jadi, ada insight terhadap pembaca tentang foto foto tersebut.
  • Kirim ke Redaksi@maximindonesia.co.id

Good Luck :)




You Might Also Like

5 $type={blogger}

  1. Wow! Ini bikin aku makin mupeng mbake... Btw selamat ya mbaaak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo ..... Ngacir kesini Dee an. Klo jadi ke Ladakh, berangkat lewat Kashmir. Trus pulangnya lewat Manali. Ntar lewat Marhi sama rohtang Pass :)

      Matur Nuwum. Ayoo yang barusan adventure ke Anambas kirim ke Maxim juga :)

      Delete
    2. Aku belum ke Anambas, mbaaak.. masih mupeng mau ke sana :D

      Delete
    3. Sama :) Aku sejak 2 thn kemarin rencana kesana. Tapi nggak ada temen. Banyak yang nggak tahu tentang Anambas saat itu. eh sekarang jadi idola baru. Lagi hunting informasi kesana. Semoga ya ... bisa menjejak Anambas suatu saat nanti.amin.

      Kirain udah ke Anamas, kapan hari postingan Sampeyan ada makanan ala Anambas :)

      Delete
    4. Oooh yang itu.. hihihi.. itu saking pengennya ke Anambas mbak, karena belum kesampaian, jadi kulinernya dulu yang diincipi :D

      Delete

Follow Twitter

Follow Instagram