Nuansa Islami Kota Tua Delhi

June 30, 2015

Dimuat di majalah Ummi

Kawasan Kota Tua Delhi yang dikenal dengan ShahJahanabad  tak hanya mengayomi sederet bangunan tua warisan kejayaan Islam di masa Kekaisaran Mughal di India juga menawarkan nuansa Islami  di negara yang didominasi umat Hindu.

Pagi ini ketika mata masih terlelap dalam mimpi yang nggak “jelas”. Tetiba suara Ibu membangunkanku “Zulfa dapat kiriman Majalah”. Ibu menyodorkan majalah itu kepadaku. Sebuah Majalah Islami, Ummi,  terbungkus rapi dengan nama  lengkapku menghias manis di sampulnya. Mata saya yang tadinya 1 Watt berubah menjadi tegangan 1000 Watt. Alhamdullilah, di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini tulisan saya yang bercerita tentang kehidupan Masyarakat muslim disekitar kota tua Delhi dan juga sekelumit cerita tentang nuansa ramadhan dari saudara Muslim kita yang berada di India tayang dalam Majalah Ummi Edisi Juli 2015. Seperti apa kehidupan muslim disini? Cepetan dapetin Majalahya di lapak terdekat.

Bagaimana cara mengirimkan artikel di majalah Ummi ?

Perasaan bahagia dan bangga menyelimuti, tapi nggak sombong, ya. Apalah saya ini, hanya butiran kacang diatas rempeyek, KRIUK!. Tulisan saya belum sepanjang gerbong kereta api India. Selama tinggal di India, saya belum pernah merasakan “sensasi” itu. Ketika tangan “mungil” saya membuka setiap lembar halaman Majalah. Menghirup bau kertas. Membaca artikel yang penuh manfaat. Dan tersenyum norak tatkala melihat artikel dan nama saya mejeng disana. Dan saya merasakan sensasi itu ketika mendapatkan majalah ini ditangan saya, fresh from the oven. Alhamdullilah, menjadi semangat diri untuk tetap nulis.

Sebenarnya ketika sampai di Indonesia, saya sudah membaca semua artikel saya yang tayang di beberapa majalah. Hanya saja itu edisi yang lalu, bukan edisi bulan ini. Maklumlah selama ini saya hanya bisa melihat melalui foto yang dikirim oleh kakak. Atau saya membaca artikel yang sudah diedit manis oleh editor melalui Soft copy yang dikirim melalui email. Tapi sensasi berbeda jika kita membacanya dalam bentuk lambaian kertas  Majalah.

Ok, cukup sudah curhat norak bergembiranya. Saatnya berbagi rezeki  bagi kamu yang tertarik mengirimkan artikel perjalanan di Majalah Ummi.

1.    Panjang tulisan 6000 Karakter
2.    Tulisan dikirimkan ke kru.ummi@yahoo.com
3.    Seperti biasa, pisah artikel dan foto perjalanan, jangan ditulis di badan email.
4.    Koleksi foto dalm file ukuran kecil, kalau sudah disetujui tayang baru dah kirim foto dalam resolusi tinggi.
5.   Majalah Ummi ini menampilkan tulisan jalan jalan selang seling antara perjalanan luar negeri dan dalam negeri. Karena majalah Ummi tayang satu bulan sekali, jadi kudu sabar menunggu giliran tayang, ya. 

  Selamat mencoba kawan, semoga tulisan kamu tayang juga dimajalah Ummi, identitas Wanita Islami.

You Might Also Like

10 $type={blogger}

  1. blm prnh coba ngirim cerita travelingku ke majalah2 :) .. selama ini traveling ya utk dinikmatin sendiri, paling mentok tulis di blog :D ... coba sesekali ya mba :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo mbak Fanny Kirim Juga. Dulu saya juga gitu, sekarang setelah nulis dimedia jadi lebih banyak menggali tentang wisata tersebut. Ayo mbak, Semoga tembus, ya...

      Delete
  2. Lagi mikir dimana ada lapak buat beli majalah Ummi nya ya...? Keren nih mbak zulfa dah muat di media cetak aja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banyak kayaknya mbak atau pesen dinomer diatas. Matur nuwun :)

      Delete
  3. Aseeeeekk.. Selamat, mbak Zulfa... Aku belum bisa langsung baca tulisan sampean, di Batam majalah Ummi masuknya baru pertengahan bulan...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Matur Nuwun. Wah semoga Majalah Ummi bisa sampai batam secepatnya, ya...

      Delete
  4. Kacang diatasrempeyek itu enak banget lho, apalagi kalo ada teri nya #laper
    Btw co yg di cover majalah nya, mirip banget yaa 11 - 12 ama gw yg ganteng ini #laluditoyor

    ReplyDelete
    Replies
    1. Let moleh durung ngerasakno rempeyek, mosok rempeyek malam Tempeyek :) ckckck *ngaca dulu

      Delete

Follow Twitter

Follow Instagram