Masjid Megah Ditengah kota Hantu

February 23, 2016

Ghost Town Agra India

Masjid tua dibangun pada abad ke 15 memiliki kombinasi arsitektur Persi dan India berdiri kokoh ditengah kesunyian kota tak bertuan.

Bulir keringat membasahi Jilbab saya siang itu. Dua botol air mineral  berukuran jumbo terus membasahi kerongkongan. Pendingin dalam mobil tak cukup melawan sengat mentari mencubit kulit ditengah perjalanan menuju kota kematian.

Kota kematian atau biasa dikenal Ghost town (kota hantu) berada di kota Agra, Uttar Pradesh, India. Berjarak 37 KM sebelah selatan Taj Mahal dan Agra Fort.  Kota hantu dahulunya bernama Fatehabad yang berarti kota kemenangan.

Fatehabad didirikan seorang kaisar Mughal generasi ke-3 bernama Abu’l-Fath Jalal Ud-Din Muhammad Akbar. Beliau akrab dikenal sebagai Kaisar Akbar. Kakek dari kaisar Shah Jahan sang pendiri legenda cinta, Taj Mahal.

Bermaksud mendirikan sebuah kota sebagai tempat tinggal dan pusat pemerintahan. Ditahun 1565 beliau mulai mendirikan Fatehabad. Dibutuhkan 15 tahun lamanya. Keseluruhan kota dikelilingi tembok benteng pertahan membentang hingga 50 mil.

Ditengah kota berdampingan Istana dan Jama Masjid. Hanya setahun dihuni, Istana dan kota ini ditinggalkan dan terbengkalai karena kurangnya pasokan air. Menjadikannya sebagai kota hantu.

Kota berada di dataran tinggi berbatu didaerah Sikri. Menjadikanya lebih dikenal sebagai Fatehpur Sikri. Kontur tanah berpasir,begitu kering dan gersang. Apalagi kami datang ketika musim panas di India. Panasnya terasa begitu terik.

Sampai didalam kota, kami mengunjungi istana terlebih dahulu. Dilanjutkan menuju Jama Masjid yang berada disebelahnya. Kami disambut puluhan anak tangga dan sebuah pintu gerbang nan gagah. Keseluruhan tembok Masjid didominasi warna merah bata. Disini kami melepas dan menitipkan alas kaki.

Buland Darwaza
Melewati pintu gerbang atau biasa disebut Darwaza, semilir angin menyapa wajah. Subhanallah, tersuguh Masjid berornamen artistik nan luas. Berbentuk persegi panjang dengan  halaman terbuka ditengahnya. Dikelilingi deretan lengkung pintu. Sementara diatasnya berderat puluhanChattris. Yaitu sebauh ornamen berbentuk kubah kecil yang disanggah oleh empat atau lebih pilar. Chattris adalah ciri khas bangunan yang dibangun era kekaisaran Mughal.

Berada jauh didepan kami membentang grand Masjid atau bagian depan Mighrab Masjid. Tepat ditengah halaman Masjid terdapat sebuah kolam air mancur yang dipergunakan untuk berwudhu. Disebelah kanan terhampar makam dan sederet bangunan makam.

Terdapat dua Darwaza untuk memasuki masjid. Dimana saya berdiri sekarang adalah Badshahi Darwaza atau Emperor's gate yang berada disebelah timur. Sedangkan sebelah Selatan berdiri megah nan artistik Buland Darwaza.

Bulan Darwaza sendiri berarti Victory Gate. Beliau membangun Darwaza pada tahun 1601 sebagai penghormatan beliau atas kemenangannya dalam suatu peperangan di daerah Gujarat. Buland Darwaza juga dikenal sebagai Gate of Magnificence karena arsitektur dan bentuknya begitu artistik.

Panas, kami memilih berjalan dibawah lorong tembok. Deretan lengkung pintu nampak seperti barisan pilar gagah menyanggah tembok Masjid.  Beberapa pengunjung Masjid duduk santai sambil menikmati makan siang.Dibawah Buland Darwaza dipenuhi para pedagang. Berjualan siwak, minyak wangi yang menghembuskan segar di udara, bunga, dupa, baju, topi hingga aksesoris.

Buland Darwaza menjulang setinggi 54 meter. Konon, Buland Darwaza merupakan darwaza tertinggi di India. Temboknya dihiasi dengan ornamen berbentuk geometri dengan  detail yang rumit. Sementara  langitnya melengkung bagian dalam kubah. Beberapa burung dara asyik bercengkrama dan terbang dari deretan lengkung jendela.

Saya menengok keluar Masjid. Subhanallah, bentuk Buland Darwaza bentuknya mirip dengan sebuah mahkota raja. Lengkap dengan semua detail dan hiasan chattris diatasnya.
Pada bagian utama Darwaza tertulis sebuah prasati Islam. Berbunyi Isa, son of Mariam said: 'The world is a Bridge, pass over it, but build no houses upon it. He who hopes for a day, may hope for eternity; but the World endures but an hour. Spend it in prayer for the rest is unseen. Halini menunjukkan sisi religius kaisar Akbar. Cahaya memancar dari pemikiran yang luas tentang Islam.

Kami masuk kembali kedalam Masjid. Sangat berbeda dengan bentuk Darwaza yang berada disisi bagian luar Masjid. Design bagian dalam berbentuk persegi, didepannya terdapat tiga lengkung pintu. Sementara diatasnya membentuk tiga buah undakan. Setiap undakan dihiasi sederet chattris dengan ukuran yang berbeda.

Masjid Jama Fathepur Sikri
Badshahi Darwaza, Gerbang Masjid Kesukaan Kaisar Akbar

Masjid Jama Fathepur Sikri
Bulan Darwaza, Gerbang Masjid ini merupakan gerbang terbesar di India

Masjid Jama Fathepur Sikri
Gerbang lain dari sisi Istana


Makam ditengah Masjid
Bulan darwaza ini sejajar dengan kolam air mancur dan juga sederet bangunan yang berada di halaman tengah Masjid. Ketika melangkahkan kaki dihalaman. Astaghfirullah, kaki saya kepanasan serasa melepuh. Spontansaya meloncat diatas potongan kain basah yang memang sudah disediakan.

Saya perhatikan terdapat kain basah yang terbuat dari bahan karung goni. Menjulur dari setiap Darwaza menuju kolam,makam dan juga depan Masjid. Saya pikir tadinya kain terhampar untuk dikeringkan. Ternyata, memang dibasahi dan dipergunakan berjalan untuk menghindari panas.

Dari Buland Darwaza kami melangkahkan kaki menuju kolam air mancur. Disebelahnya sebuah taman kecil melingkar dengan sebuah pohon tak seberapa tinggi. Keringat bercururan, beberapa touris asyik berteduh ditaman. Saya bergegas menuju area makam.
Berdampingan dua buah bangunan makam. Satu berwarna putihyakni makam seorang Sufi bernama Saleemuddin Chisti akrab dipanggi Salim Chisti. Sementara disisi sebelah kanannya makam Islam Khan I yang didominasi warna merah. Sebelah kanannya lagi terserak puluhan makam hingga tembok pembatas Masjid

Sufi Salim Chisti (1478–1572) dianggap sebagai seorang Sufi yang bisa melakukan sebuah keajaiban karena kedekatanya dengan Allah SWT. Kaisar Akbar sangat ingin memiliki keturunan laki laki sebagai pewaris tahta.

Beliau melakukan perjalanan menuju Makam Ashraf Jahangir Semnani yang juga seorang Sufi. Ditengah perjalanan beliau juga mengunjungi Salim Chisti. Rumahnya jauh dipadang gurun. Sesampainya disana Akbar diberkati dan didoakan.

Tak lama setelah berkunjung. Akbar mendapatkan seorang keturunan laki laki. Diberi nama Salim,  untuk menghormati Salim Chisti. Salim lebih dikenal sebagai Kaisar Jehangir, Kaisar Mughal generasi ke-4. Tak lain dan tak bukan adalah Ayahanda Shah Jahan.

Disebelahnya ialah Islam Khan I, beliau adalah cucu Salim Chisti. Salim Khan I adalah seorang jendral perang dimasa kepemimpinan Kaisar Jehangir. Berbeda dengan makam Salim chisti yang terbuat dari marble putih dengan sebuah kubah ditengahnya. Makam Isa Khan, terbuat dari batu bata merah. Sebuah kubah besar dikelilingi 36 chattris diatasnya.

 
Masjid Jama Fathepur Sikri
Kolam tempat berwudhu tepat ditengah Masjid

Agra Sightseeing
Malam Islam Khan 1

Akbar palaca
Makam Sufi Salim Chisti yang menjadi wisata ziarah di India

Mighrab Masjid
Kami melangkahkan kaki menuju grand Masjid atau bagian utama Mighrab Masjid. Fasad bagian depan berbentuk persegi panjang  tinggi menjulang. Terdapat tiga buah pintu melekung dibingkai oleh panel bermahkota lima deret chattris.

Masuk kedalamya terdapat Mighrab Masjid dimahkotai sebuah kubah besar. Mighrab diukir dan dihiasi mozaik batu hias berbatasan dengan ubin yang mengkilap. Mighrab dibingkai Lafazd ayat ayat-ayat Al-Quran berwarna keemasan dengan latar belakang warna biru royal, Subhanallah.

Mighrab membelah kedua sisi ruangan yang berada disebelah kiri dan kanan. Semua ruangan disanggah puluhan pilar berukir. Dilengkapi dengan deretan lengkung pintu sejajar dengan fasad depan. Setiap ruangan beratap kubah kecil yang sejajar dengan kubah utama.

Keseluruhan ruangan menghubungkan satu dengan lainnya dihiasi dan dibatasi dengan bentuk pintu melengkung. Dibingkai dengan gambar motif bunga dan bentuk gemometri lainnya. Subhanallah, duduk dan terpekur dalam Masjid ini memberikan semilir angin dan terasa sejuk. Terlupa dengan segala peluh dan panas yang  terlewati.

Arsitektur Jama Masjid Fatehpur Sikri mecampurkan elemen bergaya India dan unsur unsur bergaya Persia. Selama bertandang ke Jama Masjid, diri ini tersadar. Betapa besar pengaruh Islam  mengubah peradaban India yang didominasi agama Hindu. Jama Masjid menjadi fase transisi dalam seni Islam di India.

Masjid in India
Fasad Bagian Depan Masjid

Masjid Fatehpur Sikri Agra India
Bagian dalam Masjid

Masjid Fatehpur Sikri Agra India
Mighrab bagian depan

Masjid Fatehpur Sikri Agra India
Langit langit Kubah Masjid

Tips
Berada diatas bukit berbatu dengan hamparan tanah yang kering dan cenderung tandus membuat kawasan ini begitu panas. Gunakan pakaian dan jilbab yang menyerap keringat dengan cepat.


Hindari datang kemari disaat musim panas dimana suhu udara bisa mencapai hingga 40 derajat celcius. Waktu yang tepat untuk berkunjung adalah pada saat musim dingin hingga musim semi. Antara bulan November hingga Maret.

Note :

Masjid ini pernah dijadikan lokasi shooting film Pardesh yang diperankan oleh Shah Rukh Khan dan Mahima Chaudary.

You Might Also Like

16 $type={blogger}

  1. Mba itu luaas banget ya, berapa jam mba zulfa disana? Keliling2 masjidnya?. Saya kira sang Akbar ini cerdas juga ya (tapi bayangan saya sang Akbar ini benerano kyak yg serialnya diputer di TV sini mba serial sinetron JodhaAkbar)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banget Ru. ini kan sebelahnya istana itu. Jadi lumayan gempor.
      Akbar ini cerdas juga punya toleransi tinggi antar umat beragama.

      Wajah para kaisar Mughal itu lebih ke wajah persia (Iran)

      Delete
  2. Pengaruh islam nya kentel banget yaaaa di tengah2 hindu yg dominan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuhuuu. Arsitektur bangunan pun menggabungkan design Islami dan Hindu

      Delete
  3. Megah! Kota hantu berusia 5 abad. Pastinya nggak ada apa2nya berlelah-lelah dan kepanasan kemari demi mengunjungi tempat sarat sejarah ini ya mbak. Aku juga mau ke sini kalau ke India.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Klo kesini pas musim dingin atau semi aja mbak. Soalnya diujung bukit, jadi panasna lebih cetar

      Delete
  4. bener2 megah dan keren masjidnya ...
    jika musim panas, apakah didalam mesjid terasa adem atau tetep panas ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Inilah kerennya. Meskipun daerah sekitar panas. dalam Masjid sejuk. Pilar pilar penyangga membentuk jendela berguna untuk aliran udara sekaligus pendingan. Adem malahan didalamnya

      Delete
  5. smbil baca, aku juga sambil bayangin megahnya bangunan ini :D. baru kemudian liat foto2nya... ga kebayang panasnya seperti apa sih mba :).. tp kalo bagian dalam mesjid adem, udh ckuplah ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Polll Deh mbak panasnya, next time dtang keisni pas musim dingin atau pas spring.

      Delete
  6. Masjidnya bener - bener megah,,, walaupun tak bertuan tapi punya daya tarik tersendiri ya?...
    weladalah busyet, untuk jalan aja pakai kain yang dibasahi ya? dah nggak bisa membayangkan dah panasnya kayak apa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. He he, Besar bisa menampung puluhan ribu jamaah sekaligus.
      Banget, terpingkal pingkal, rasanya melepuh

      Delete
  7. Mba Zulfa, bagi tips untuk backpacker murah ke manali india dong..saya niatnya mau jalan2 ke india mba sekitar desember nanti..dan moda transportasinya apa saja dari delhi ke manali?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ke Manali darimana dulu nih ? Dari dharamsala, Shimla dan delhi ada bus langsung kok. kalau bus pemerintah murah. Klo volvo lumayan harganya tapi worth lah. bisa bobok nyaman.

      Delete

Follow Twitter

Follow Instagram