Januari yang lalu negara India bahkan dunia diguncang
dengan berita menghebohkan. Berita yang mengubah
sejarah dalam dunia politik dan sosial. Seorang
Transgander atau Waria bernama Madhu Bai
Kinnar yang berusia 35 tahun terpilih sebagai Wali kota Raigarh, di
Chattisgarh, India. Menjadi waria pertama di India yang menjadi walikota.
Mengingat India adalah negara yang masih menganut sistem
kasta. Membelah manusia dalam
tingkatan kelompok berbeda beda. Apa yang dicapai Kinnar adalah sesuatu yang
luar biasa. Merubah wajah perpolitikan negara India yang didominasi manusia
berkasta tinggi. Menelisik latar belakang Kinnar, Dia terlahir dalam Kasta
Dalit. Yakni Kasta rendah dalam
kehidupan masyarakat India.
Hebohnya lagi, Sebelum
terkenal menjadi seorang Walikota. Kinnar hanyalah seorang pengamen dan penari
dalam gerbong kereta India.
Sebulan
kemudian, India dihebohkan lagi dengan keputusan Otoritas Pajak di kota Chennai.
Para petugas meminta bantuan para Transgender untuk melakukan penagihan pajak
terhadap wajib pajak yang Bandel. Terutama Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Penagihan
pajak atau hutang menggunakan jasa transgender memang sedang marak akhir akhir
ini di kota besar di India. Tetapi masih dalam ‘jalur’ tidak resmi. Apa yang dilakukan Otoritas Pajak kota Chennai
menjadi awal sejarah baru. Yakni menjadikan mereka sebagai petugas pemerintah
yang mempunyai otoritas Resmi untuk menagih pajak.
Tak
cukup disitu saja cerita peran serta dan peningkatan ‘status’ waria dalam
kehidupan masyarakat yang menjunjung tinggi demokrasi ini. Padmini Prakash
menjadi waria pertama di dunia sebagai pembaca berita di televisi harian. Uniknya lagi, cara dia berbicara, bertingkah laku, bersolek dan memiliki perasaan
layaknya seorang wanita.
Sebenarnya, nasib Transgender India tak beda jauh dengan waria di Indonesia. Disisihkan dan
dipinggirkan oleh masyarakat. Dilecehkan dan menjadi bahan lelucon. Di India
jumlah waria diperkirakan sekitar 2 juta orang. Sebagian besar menyambung hidup
dengan menyanyi, menari nari, meminta minta sampai menjadi PSK.
Waria,
transgender atau interseks di India dikenal sebagai Hijra. Dibeberapa daerah
lain dikenal juga sebagai Aravani, Aruvani atau Jagappa. Memiliki sejarah
ribuan tahun dalam peradaban Budaya Hindu di India Selatan. Dirayakan dan
dikenal dalam legenda terkenal seperti Mahabharata dan Kama Sutra. Dalam Kama Sutra
kuno menyebut mereka sebagai Tritia
prakriti atau seks ketiga.
Dalam
kisah Mahabharata dimana Arjuna sebagai pahlawan utama. Dia dikirim dalam sebuah pengasingan. Ditempat
tersebut dia mengubah identitasnya menjadi seorang Waria. Dan melakukan ritual dan memberikan berkah dalam pernikahan
dan kelahiran. Itulah sebabnya, hingga saat ini Hijra sering dipanggil dalam
acara pernikahan dan kelahiran untuk memberikan berkatnya.
Tak
hanya dalam peradaban Hindu. Dalam peradaban Islam di India khususnya era
kekaisaran Mughal, mereka menduduki posisi berpengaruh dalam pengadilan Mughal.
Pertama kali ‘bersentuhan‘ dengan Hijra ketika emak menikmati senja di India Gate.
Lagi asyik duduk santai bersama adik ipar. Tetiba seseorang memegang kepala
emak tanpa permisi. Kaget, tapi adik ipar memberi kode untuk diam dan
mengikuti. Terdengar suara serak serak basah getar jangkung seorang lekaki melantuntan
sederet Doa. Ketika melirik yang terlihat seseorang berbadan tambun. Begitu aggun berbalut
sari warna kuning. Emak cuman senyum nahan ketawa. Jujur, sampek kebelet
pipis J.
Setelah dia beranjak pergi kami tertawa terbahak
bahak. BUKAN karena melecehkan dia yang berjalan lengak lenggok gemulai. Tapi setelah
adik ipar memberikan uang, dia berucap "semoga pernikahan kalian langgeng dan
bahagia" J. Didi, Yeh Mera pati nahi hai (Mbak, ini bukan
suami gue J)
Disinilah
letak ‘sedikit’ perbedaan antara waria Indonesia dan Hijra. Ada sisi positive cara untuk mendapatkan uang. Cara berdandan juga beda. Jika di Indonesia mereka paling suka menggunakan make up
tebal, wig, baju supermini dengan mengenakan hot pant juga Bandage Skirt agar
terlihat Seksi dan Feminim. Terkadang berjubah dan mengenakan Jilbab. Di India, Hijra memilih menggunakan pakaian
tradisional Sari.
Pada
Bulan April 2014 yang lalu Mahkamah Agung India memutuskan bahwa orang orang
transgender diakui secara hukum sebagai anggota masyarakat dari jenis kelamin
ketiga. Putusan ini lah yang membuat Kinnar kini menjadi tokoh penting di kotanya yang
mempunyai andil besar dalam memutuskan kebijakan Publik.
Diantara
kompleknya cerita kehidupan, India tak pernah gagal menyajikan sejuta cerita J