Pada
abad Kesebelas kesultanan Islam masuk ke wilayah India. Disusul dengan beberapa
dinasti dinasti lain hingga kekaisaran Mughal. Ibu Kota India, New Delhi
merupakan lentera dimulainya Kesultanan Islam. Menjadikan Kota Delhi kaya akan
situs Peradaban Islam. Salah satunya adalah Safdarjung's Tomb, peninggalan terakhir Kejayaan Islam era kaisar Mughal.
Mirza Mukim Abul Mansur Khan
atau akrab disapa Safdarjung
adalah seorang penguasa daerah Avadh dibawah kekaisaran Mughal generasi
Muhammad Shah. Beliau dikenal sebagai saudagar kaya raya yang sangat
berpengaruh. Safdarjung's Tomb dibangun pada tahun 1753, sang pendiri bangunan tak lain adalah anaknya yang
bernama Nawab Shujaud Daula.
Dari
apartemen saya tinggal saat ini berjarak sekitar 11 KM. Waktu datang
kemari, hanya saya dan suami. Sementara si kecil sekolah. Karena 'honeymoon' berdua. Saya cukup mengenakan Tas Slempang untuk membawa dompet dan kamera. Kami
memutuskan berjalan jalan santai. Taman Lodi jadi pilihan kami. Tamannya luas
dan rindang. Mengayomi ratusan varietas bunga. Apalagi dimusim semi seperti
saat ini. Bunga bunga merekah. Sementara
kupu kupu warna warni berterbangan diatasnya. Kapan kapan saya cerita tentang
taman ini. Asyik dibuat goyang India dengan hamparan bunga ala film Bollywood.
Jaraknya cukup berdekatan. Hanya lima menit saja. Kami berjalan kaki menuju Safdarjung‘s Tomb. Saya pernah menulis secara singkat tentang Safdarjung ini sebagai salah satu dari 7 Peradaban Islam di Delhi. Gerbang
utama yang menjulang tinggi.
Dihiasi
dengan dekorasi dan ornamen unik dengan perpaduan warna yang sempurna menyambut
kedatangan siapa saja yang mengunjunginya. Berbentuk lengkung lengkung
terasiring. Terdapat
tulisan arab. Jika diartikan kurang lebih demikian “Ketika seorang pahlawan dengan keberaniannya meninggalkan dunia fana,
maka Ia menjadi penduduk Surga”.
![]() |
Dekorasi Pintu Gerbang Utama |
Berjalan
melewati pintu gerbang diatasnya berderet lengkung pintu dipercantik dengan
pinggiran yang terukir. Menghipnotis siapa saja yang memandangnya. Saya
berhenti sejenak mengambil bingkai foto makam Safdarjung dalam jepretan kamera, cekrek! sekilas nampak seperti Taj Mahal.
Dari
pintu gerbang terbentang kolam air mancur mengalir hingga pelataran makam. Air
mancur membelah kedua taman yang menyajikan hamparan rumput hijau dan taman
bunga. Disebelah kiri dan kanan nya berdiri jajaran pohon palem menjulang.
Ketika asyik memotret. Salah satu petugas tiket menghentikan kami. ‘ketahuan’ dengan wajah saya yang asing. Maklum, harga tiket masuk tempat wisata di India
dibedakan. Turis lokal apa international.
Lokal cukup membayar tiket 10 Rupees. Sedangkan warga negara asing seperti saya
dikenakan biaya 100 Rupees. Petugas meminta suami menunjukkan KTP nya. Alhamdullilah,
melengggang bebas dengan harga tiket untuk warga lokal.
![]() |
Taman dan Air Mancur di Komplek Safdarjung's Tomb |
Saya
perhatikan Arsitektur bangunan makam Safdarjung
mirip dengan makam Raja Humayun yang masuk dalam World Herritage UNESCO. Bangunan lantai dasar berbentuk persegi dengan
luas delapan belas meter
kubik dihiasi dengan deretan lengkung pilar berjajar di setiap sisinya. Keempat
sudut berpola heksadiagonal dan setiap sisinya dilengkapi dengan dua buah anak angga
untuk menuju ke lantai dua.
Naik
ke lantai
dua, dimensi
bangunan lebih kecil tapi memiliki
arsitektur dan ornamen yang lebih artistik. Berbentuk persegi dengan kubah
besar diatasnya. Setiap sudutnya menjulang tinggisebuah menara dipercantik
dengan Chattris diujungnya.Chattris ini semacam kanopi yang berbentuk
mirip menara kecil yang merupakan ciri khas bangunan era Kekaisaran Mughal.
Menara disetiap sudut bangunan |
Arsitektur
bangunan berbentuk simetris.
Dilihat lihat
dari sisi manapun
nampak sama. Setiap
sisi memiliki pintu masuk menuju batu nisan. Melewati
pintu masuk, mata hati berdetak kagum dengan design interior dan ornamen langit
langitnya. Terbuat dari bebatuan warna coklat muda dihiasi dengan bentuk bunga,
lengkung dan geometri
dengan detail detail yang rumit.
Masuk
kedalamnya terdapat sebuah batu nisan bersusun terbuat dari batu marble putih yang
terukir indah. Batu nisan sebenarnya hanyalah representasi dari makam yang
sebenarnya berada jauh didasar pusat bangunan. Makam
Safdarjung dan istrinya. Diatapnya, langit langit kubah
yang berbentuk melingkar dihiasi gumpalan awan yang tersusun rapi dengan
degradasi warna putih dan ungu kemudian dikelilingi garis lengkung menawan
dengan detail bunga.
Dari
lantai dua ini saya melihat tiga pavillion
yang berada di sebelah Barat, Utara dan Selatan. Setiap Pavillion memiliki nama
masing masing yaitu Jangli Mahal yang
berarti Istana didalam hutan, Moti Mahal
atau Istana mutiara dan Badshah Pasand
King yakni kesukaan raja. Dahulunya pavillion
digunakan sebagai tempat istirahat keluarga ketika berkunjung. Pada saat ini digunakan sebagai perpustakaan
dan kantor ASI (Archeological Survey of India).
Deretan lengkung pintu menuju Nisan safdarjung |
![]() |
Batu Nisan Safdarjung |
![]() |
Salah satu Pavillion dilihat dari lantai dua Safdarjung's Tomb |
![]() |
Panorama Safdarjung Diambil dari Pavillion |
![]() |
Masjid diambil dari perpustakaan ASI |
Dasar saya memang jahil. Karena pingin foto Masjidnya.
Saya naik kelantai dua perpustakaan ASI. Sementara suami menunggu dibawah. Celingak celinguk nggak ada orang. Saya kira perpustakaan ini terbuka untuk umum. Nah, dari jendela perpustakan, Masjid
terlihat jelas. Saya cuek bebek ambil foto. Lagi asyik cekrek! Cerek! ada
petugas memanggil dari bawah “Please Madam,
go down. It’s not allow to take picture from there”. Gubrak!