Goyangan Shikara

February 16, 2015


Dayung memecah keheningan danau terasa begitu nyaman hingga mata ini terlelap dalam goyangan Shikara.

Setelah menempuh perjalanan darat dengan menggunakan kereta api dari Delhi menuju Jammu. Kemudian menikmati suguhan alam didalam Jeep dari Jammu Ke Kashmir. Dan terlelap tidur dalam Jeep. Tetiba suara Klakson membabi buta membangun kami. Ketika membuka mata. Nampak keramaian kota Srinagar yang dijejali dengan jeep dan wisatawan. Lautan manusia berjalan kemari. Jeep menungkik kesana kemari tak teratur.  Kami bergegas keluar dari dalam Jeep.

Kami berjalan menuju Dal Lake yang menjadi jantung wisata kota Srinagar. Jalanan menuju dermaga Dal Lake menawarkan dua pemandangan yang kontras. Disebelah kanan berderet pertokoan. Menggantung baju, pashmina, shawl, kain, tas, aksesoris dan permadani menawan mahakarya penduduk Kashmir. Asap mengepul mengalirkan aroma daging dan rempah dari deretan restoran. Nampak begitu ramai dan riuh.

Sementara disisi kiri jalan.  Deretan houseboats,  rumah kapal permanen  yang berada ditengah Danau Dal. Deretan houseboats nampak bagaikan sebuah garis di tengah keheningan danau. Sementara lampu warna warni houseboats memantul jernih di permukaan danau. Begitu hening, teduh dan damai.

Dermaga 1, 2, 3 telah terlewati.  Hingga langkah kaki kami sampai di dermaga 7. Jajaran Shikara sudah menunggu.  Shikara, sebuah taksi perahu yang dilengkapi dengan sofa empuk. Berbungkus warna warni ngejreng senada dengan  kelambu tipis yang menghiasi atap perahu. Dengan membayar 70 Rupees, Shikara siap mengantarkan kami menuju houseboats tempat kami tinggal selama berwisata di Kashmir.

Dermaga nampak redup. Hanya mengandalkan sinar lampu dari jalanan. Kaki emak melangkah menuruni undakan dermaga. Semerbak aroma danau menyapa hidung. Ujung Shikara menempel di dasar undakan. Emak melangkahkan kaki menuju keatas Shikara. Mendadak shikara goyang goyang dan doyong kekanan. Sepertinya Shikara akan terbalik. Dengan badan gendut, ransel jumbo dipundak dan danau Dal yang dalam dan dingin. Emak spontan kebingungan, antara pingin teriak, loncat balik ke dermaga atau segera berpegangan di tiang shikara.

Dont worry my sister, InsyaAllah Shikara will be fine”. Mendengar ucapan si bapak pendayung Shikara dari ujung lainnya, Emak sedikit lega. Dengan jalan perlahan, Emak menekuk sedikit lutut kaki dan membentangkan kedua tangan. Berjalan perlahan menjaga keseimbangan menuju sofa. Sementara pendayung shikara tersenyum melihat kekonyolan Emak berjalan kayak gitu. Ah, lega bisa duduk santai sambil selonjoran di sofa kayak permaisuri.

Disusul teman satu persatu menuju Shikara. Kejadian yang sama terulang kembali. Shikara goyang goyang dan doyong kekanan. Emak kembali kawatir. Heran,  Shikara yang lebarnya sama dengan perahu di Indonesia. Bisa memuat kami berenam plus tas jumbo kami.

Meninggalkan dermaga. Jalanan riuh tak terdengar lagi.  Hanya suara dayung memecah keheningan danau. Kami semua seolah terhipnotis. Duduk manis, menyalakan kamera dan menikmati jajaran houseboats terbuat dari kayu diterangi lampu redup. Sejauh mata ini memandang yang terlihat hanyalah pesona gelombang lampu warni warni diatas danau. Menakjubkan!.
Dal Lake Kashmir
Panorama Dal Lake di Malam Hri

Sesekali sesama pendayung Shikara saling menyapa. Dan juga saling sapa antara pendayung dengan pemilik houseboats yang sedang duduk santai di teras. Ahh, Goyangan Shikara ini begitu nyaman. Rasanya mata ini terlelap. Sampai didepan houseboats tempat kami penginapan. Kami disambut dengan salam ramah oleh Pak Firdaus pemilik houseboat dengan secangkir teh Kashmir hangat.

Setelah menikmati makan malam dengan menu ayam curry, alu pavla, salad dan nasi. Kami ngobrol sebentar dan melanjutkan mimpi dalam dekapan selimut hangat.

Terdengar suara Adzan Subuh memecah keheningan. Berasa di negeri sendiri. Dingin membalut kulit. Ketika matahari menyapa bumi. Nan jauh disana. Sinarnya yang orange menyibak baris pegunungan bertudungan salju. Baris perbukitan Zabarwan mendekap danau. Disamping Houseboats, segerombol daun lotus mengambang diatas danau. Burung putih terbang menyibakkan butir butir air di udara.


Dal Lake Kashmir
Rantai Pegunungan Himalaya dilihat dari Danau Dal

Good morning My sister” sapa pak Firdaus memecah lamunan. “I will show you magical thing here”. Penasaran, Emak bersama teman teman bergegas mengikuti beliau menuju dermaga disamping rumahnya. Sebuah perahu bersandar menunggu.

Pak Firdaus meminta kami mendayung perahu. Emak yang masih ragu hanya terdiam, takut terbalik dan tenggelam. Akhirnya Fery, salah satu teman perjalanan mencoba mendayung terlebih dahulu. Perahu berjalan perlahan dan sesaat dia nampak menguasai. Emak yang penasaran akhirnya mencoba mendayung juga. Meski rasa was was terjatuh kedalam danau masih menghantui. Hmmm, asyik juga mendayung perahu diatas danau dengan sapaan penduduk yang ramah.


Kashmir
Belajar Mendayung Perahu diatas Danau Dal
Setelah mendayung. Emak duduk didermaga dengan secangkir teh. Melihat lalu lalang penduduk danau Dal mendayung shikara dan perahu. Mulai belanja, menghantar ke sekolah hingga ‘berjalan-jalan’. Penduduk danau belajar mendayung perahu sejak mereka kecil. Banyak kita jumpai anak anak begitu mahir mendayung perahu.

Tiga hari terlena dalam pelukan bumi Kashmir. Tinggal di danau Dal. Merasakan goyangan Shikara setiap hari. Panorama pegunungan Himalaya berselimut salju. Keramahan penduduk Kashmir. Berat rasanya kaki melangkah pergi. Semoga damai selalu bersama Bumi Kashmir

Allah Hafiz.




You Might Also Like

9 $type={blogger}

  1. Aduh maaaak....Kashmir. Negeri yang pernah jadi buah bibir sewaktu SD dulu. Ada pertanyaan dalam buku Rangkuman Pengetahuan Umum, Apa negeri terindah di dunia? Jawabannya tertulis Kashmir. Tertanam di otak hingga saat ini. Lalu pertanyaan selanjutnya kapan saya ke sini? huhuhu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama mbak Lina. Saya nunggu 10 Tahun untuk bisa bertandang ke Kashmir. Beberapakali gagal karena perang. Alhamdullilah, Tahun kemarin Allah Kasih kesempatan untuk menikmati secuil Surga di Bumi. Jawabannya : Secepatnya. InsyaAllah. Amin

      Delete
  2. Whua, ini negeri impian saya juga, Kashmir! Mana nulisnya bagus banget ih! :)

    Maaaaaaak, aku ke India diterima di rumahmu kah? Hahaha, nodong aja si Ima :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Matur nuwu lo. Monggo Silahkan kalau mau mampir. Terbuka lebar :)

      Delete
  3. Tarik napas dulu... *jangan lupa dilepas lagi :D
    Sudah sejak beberapa bulan terakhir, pemandangan Kashmir aku jadiin wallpaper di komputer, mbak. Tiap buka komputer, pasti gak lupa berdoa, Ya Allah... ijinkan aku menjejaknya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin Ya Rabb. Kalau kesana jangan lupan bawa memory yang banyak Dee an. Atau bawa External hardisk. Pengalamanku kemarin cuman bawa memory nggak cukup. sampe nitip di HDD Teman. Pemandangannya bikin cekrek cekrek terus :)

      Delete
  4. Zulfa, aku usul, yo... Yen onok rego2 dalam Rupee, mbok yo'o diterjemahno sithik nang rupiah. Ben iso ngiro2 pisan, iki. Sopo weruh ana rejekine... hehehe. Aamiin..ira

    ReplyDelete
    Replies
    1. Matur Nuwun Mbak:) Iyo kadang nek wis cerito nerocos lali nulis Rupee nang Rupiah. Pernah dicolek editor yo an hehehe. 1 Rupee itu sekitar Rp. 200 . Tak Ctrl+F tak golekane Rupee ..... Amin. Ayo mbak Rock and Roll nang India

      Delete
  5. Permisi om admin, mau info nih.
    Bagi yg mau buka usaha kuliner ataupun yang sudah memiliki usaha kuliner, kini ada lho box makanan yang bernama Greenpack. Box ini aman digunakan untuk makanan jenis apapun, dan tidak berbahaya seperti styrofoam. Greenpack dibuat tanpa campuran bahan kimia sehingga 100% aman untuk makanan anda. Selain itu box ini anti air dan minyak juga.

    ReplyDelete

Follow Twitter

Follow Instagram