Menikmati Hidangan Ala Kaisar Mughal di Al Jawahar Restoran

June 07, 2015


Menu masakan ala Kaisar Mughal dikenal dengan Mughlai  menggabungkan cita rasa Asia tengah dan India

Sebelumnya saya telah memposting tentang masakan Mughlai di Al Karim’s Hotel Restoran. Terbaik di Asia versi majalah Time, BBC world traveller, Lonely planet dan sederet penghargaan nasional dan internasional lainnya. Restoran Al-Karim khusus menyajikan masakan mughlai. Restoran ini juga menjadi restoran langganan Keluarga kami menikmati makan malam bersama.

Nah, Kali ini saya akan mereview masakan mughlai di Al Jawahar restoran. Letaknya berdampingin dengan Al karim’s Hotel. Berada di kawasan Old Delhi (Shahjahananad). Berdekatan dengan pintu gerbang selatan Jama’ Masjid Delhi.

Seperti saya jabarkan dalam postingan sebelumnya. Kawasan Old Delhi ini tak hanya memanjakan wisatawan dengan sejarah peradaban Islam, juga sebagai tempat yang pas berwisata kuliner. Baik menu vegetarian atau Non vegetarian. Deretan paha ayam goreng jumbo dengan aroma menggugah selera berderet sepanjang jalan. Belum lagi kawasan Chandni Chowk  yang menyajikan citarasa kuliner Delhi dan Street food sejak berabad lamanya.

Dibandingkan dengan Al Karim yang berusia lebih dari seabad. Al Jawahar restoran ini tergolong masih muda. Tapi lumayan lama juga, berusia hampir 60 tahun. Kami mengetahui restoran ini dari salah satu teman Shah Jahan. Dan kebetulan, seminggu sebelumnya salah satu televisi di India me-review tentang kuliner di Delhi. Dan Al Jawahar restoran masuk dalam list mereka. Semakin mantap pula keinginan kami untuk mencicip masakan Mughlai di restoran ini. Lupakan Diet dan berat badan!.

Pintu masuk Al-Jawahar Restoran

Nama Al – Jawahar diambil dari nama Perdana menteri India pertama yaitu Jawaharlal Nehru. Menurut pemiliknya, restoran ini diresmikan oleh Jawaharlal Nehru. Sekaligus dijadikan sebagai nama restoran.

Menu yang dihidangkan Mughlai Cuisine. Menu masakan yang diciptakan oleh para Kaisar Mughal pada abad pertengahan di India. Kaisar Mughal sendiri berasal dari Afghanistan. Masih keturunan Penguasa Turki dan Jenghis Khan, Mongolia.  Ketika menaklukkan India, Para kaisar Mughal mengkombinasikan masakan dari daerah asal mereka dan India. Terciptalah menu masakan Mughlai.  Nggak heran, jika nama nama menu masakan Mughlai mirip dengan nama masakan Turki atau Persia. Seperti Kebab, kofta, Nahari, Biryani dan Pulao.

Al- Jawahar menyajikan hampir semua masakan Mughlai. Rasanya juga nggak kalah dengan restoran sebelah yang terkenal banget. Ditambah lagi dengan harga yang bersahabat. Setiap menu ada dua pilihan porsi, half atau full. Berikut menu masakan dan harga.

Menu masakan dan harga yang disuguhkan di Al Jawahar Restoran

Menu Mughlai biasanya disajiikan dengan cara prasmanan dengan berbagai macam menu diatas meja. Mirip dengan masakan padang.  Mulai dari yang rasa mild hingga pedas.

Waktu datang kemarin, saya datang bersama keluarga kecil kami. Saya, Shah Jahan dan Si kecil. Karena kami cuman bertiga, jadi menu masakan yang kami pesan nggak banyak. Pesan menu kegemaran kami masing masing.

Saya pesan butter chicken. Shah Jahan pesan brain curry. Si Kecil Pesan Seekh Kebab dengan menu tambahan Chicken Afghani.  Kapan dietnya ? hehehe.

Seekh kebab kami gado alias makan apa adanya sebagai menu pembuka. Si kecil langsung comot Chicken Afghani dimakan bersama salad bawang, lobak dan mentimun yang dihujani jeruk nipis. Seharusnya Seekh kebab dan chicken Afghani cara makannya dicocol dengan Chutney hijau. Semacam sambal yang terbuat dari campuran Cabe hijau dan daun ketumbar. Jangan bayangkan rasanya kayak Sambal Bu Rudy dari Surabaya yang pedesnya sudah melegenda. Chutney ini rasanya langu. Brasa kayak nyemil daun.


Culinary at Old Delhi

Seekh Kabab India


Sheekh kebab Al Jawahar rasanya mild. Nggak terlalu rasa rempahnya. Dagingnya juga nggak terlalu padat. Si kecil kurang menyukainya. Karena dia suka Seekh kebab dengan rasa daging penuh. Untuk Chicken Afghani yang mirip dengan ayam bakar rasanya gurih kebangetan. Bumbunya merasuk kedalam daging ayam. Dari beberapa Chicken Afghani yang telah kami coba. Chicken Afghani Al-Jawahar paling enak. Semuanya habis dimakan si kecil. Saya dikasih tulangnya doang. 

Waktunya menyantap hidangan utama, Butter chicken dan Brain curry kami santap bersama dengan Roti Naan. Roti India yang dimasak dalam tandoor atau oven terbuat dari tanah dibentuk mirip gentong. Dalamnya diisi dengan bara arang. Rotinya kalau sudah matang bagian atasnya ada gelembung gelembung. Si kecil biasanya “bertugas” mencoblos semua gelembung roti. Kalau ketahuan langsung kami makan, ngambek deh jadinya.

Butter chicken Al- Jawahar rasanya juara. Lebih enak dan banyak lelehan cream dan mentega murni diatasnya. Rasanya lebih gurih. Lelehan Ghee-nya lebih banyak juga. Ghee ini mirip mentega. Jadi kelihatan berminyak banget. Kami pesen porsi setengah dan sama banyaknya dengan porsi full. Karena nggak habis, kami minta dibungkus setengah porsinya.

Untuk menu Brain curry, Al Karim’s rasanya lebih nendang ketimbang Al-Jawahar. Lebih padat dan gurih. Nggak kerasa amis otaknya. Rasa bumbunya juga lebih tajam. Kuantitasnya juga lebih banyak. Tapi untuk lidah asing, Brain curry disini lebih disukai karena lebih ringan rasanya. Tapi bagi orang India yang doyan rempah, rasanya kurang nonjok.

Butter Chicken dan Brain Curry


Salad, chutney dan Roti Naan

Sebelum pulang kami pesen chicken Qurma untuk dimakan dirumah. Rayanya mantap dengan kombinasi bumbu lengkap. Keseluruhan bumbu merasuk dalam ayam. Yang bikin nggak nahan dan lapar lagi, yakni aromanya. Dibuka bungkusnya, aroma sedap menggelitik hidung seluruh rumah. Lapar lagi jadinya.

Jadi kalau kamu bertandang ke India dan Ingin menikmati santapan yang disantap Shah Jahan, Kaisar Mughal dibalik megahnya Taj Mahal. Coba deh menu masakan mughlai di Al Jawahar Restoran.



Happy Birthday everybody, Semoga para pembaca semua diberkahi kesehatan, Rezeki lancar, Diayomi kebahagiaan yang tak akan pernah berakhir, menggapai surga Allah di Dunia Akhirat dan ... tetep setia membaca blog kesayangan kamu ini.  Aamiin :D

You Might Also Like

40 $type={blogger}

  1. Kayaknya di India suka make perkakas alumunium gitu ya mbak, ga disediain kobokan ya mbak? :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyo nang India serba Gambreng, soale masaane meski akeh minyak e, dadi nek manasi ngga usah ganti piring, langsung di deleh nang kompor. Nang kene nggak onok kobok an, onok e wastafel :)

      Delete
  2. Pas baca bagian ini --> Lupakan Diet dan berat badan! <-- langsung ngikik. #sungkem
    Ngebayangin Najin mencoblos gelembung roti naan, wajahnya pasti girang, disangka lagi mainan :))
    Brain Currynya kayaknya enak, langsung inget gulai otak ala Padang. Aku mau saladnya *sesama penggemar bawang* :))))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, Kalau mikir diet ntar nggak menikmati (Alasan klasik buat si doyan mbadok, xixixi)

      Sumringah banget wajahnya, nyobolosin roti naa, jadinya malah mainan. Iya, Shah jahan juga suka gulai otak padang. Kalau pas di Indonesia, yang dicai pasti masakan padang, rendang dan sambel hijua itu menu pasti. :)

      Delete
  3. Issue tentang maggi noodles.kenapa itu mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Ada unsur MSG dalam Maggi Noodle. Di India MSG ini dilarang banget. Beda sama negara kita, hampir semua mie dan jajanan anak2 pasti ada MSG nya.

      Delete
  4. Dari semuanya yang enak itu aku suka banget yang ini >>> Lupakan Diet dan berat badan! :D :D :D Mantab sekali mbaaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, Nih badan bukannya tambah langsing malah tambah mekar, makan aja dah, cuek :)))

      Delete
  5. Aduuuh.. ituuuu salad bawangnya... *tutupmata

    ReplyDelete
    Replies
    1. Buka dong, hirup kesegarannya dan nikmati renyahnya bawang ..... xixixi Enak loooo, coba dah salad bawang India ini rasanya kayak apel :)

      Delete
    2. Mbak Dian pingsan :))))

      Delete
    3. huaaaaaa. mosok seh bawang rosone koyok apel? xixixix. ira

      Delete
    4. Menurut @googleFakta rasa bawang, apel dan kentang itu sama, yang mebedakan itu cuman aromanya. Coba yukkkk makan bawang :) Kompor, hehehe

      Delete
  6. Wow luar biasa penghargaannya banyak sekali! Harga makanannya mahalkah?
    Aku penggemar berat sambal bu Rudy. Tapi kok skrg gak bgt pedes ya, atau mgkn akunya udah terlalu kebal -.-

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau La Karim agak Mahal, kalau Al- Jawahar murah dan enak.
      Aku Balik ke India nanti pasti bawa bontotan sambal Bu Rudy. Heheh mungkin juga Zahra, semakin suka pedas, tinggat kepedasan juga bertambah di lidah.

      Delete
  7. Kangen makanan ala2 timur tengah india gini, dulu sering banget makan di al jazirah cikini coz ada yg traktir tapi sekarang kagak ada lagi ihik ihik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hik hik Sakno e rek, yo wes besok pulang ke Indonesia tak Traktir krupuk totol :)))

      Delete
  8. Dulu pas di Karim otaknya habis ya mbak, jadi gak icip :D padahal kalo masih juga apa aku berani ya? hahaha soalnya ngebayangin makan otak sendiri hwhwhw. Itu tempatnya juga mirip-mirip dengan Karim ya. #KangenIndia

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Shah Jahan pesen ke Karim dan Dah habis. heheh pastilah berani, cocol dulu, pasti suka hehehe Iya tempatnya mirip Karim, cuman nggak ada nuansa tradisional yng kayak Akrim tawarkan. Lebih berkesan kalau di karim.

      Delete
  9. Lek Chicken Afghani dimaem karo sambel Bu Rudy, pasti mantep poll, yoo. Aku lek nang endhi2 selalu nggowo sambel. Kadang smabel instan. kadang ssamble dhewe. Jare bojoku, maem opo wae lek nggawe sambel, enakkk... hehe ira

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mantep lan Cocok iku mbak. Isok isok aku pesen maneh. heheh
      Betul iku Mbak, sambel iku sing nggarai enak. tinggal golek lauk sak onok e, sing penting nok sambel.

      Delete
  10. Kyk'a lidah'a mbak zulfa wis india bgt ya... hehehe... dsana ada yg jual piring ma mangkok keramik ora sih mbak... rasane piyeeee gitu kalo pake piring krompyang... kalo ga ada ntar aku bawa sangu dari indonesia aja... hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe Iya, Dah lidah India banget. Ada jual piring dan mangkok keramik, dont worry. Tapi Bukan India namanya kalau nggak pakai piring krompyang hehehe. Rame pas makam preng prang prong prekk... :))))

      Delete
  11. Hehehe... iya ya mbak.. n yg pasti awet...dijamin ga akan pecah kalo terpaksa ada perang piring terbang... hahaha...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eh, jangan sampai ada priring terbang, sayang2 an aja :)

      Delete
  12. India serba berlemak ya mbaa, jadi ingat masakan Padang....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banget mbak, makanya badanku ikut berlemak juga :) *menatap nanar timbangan.

      Delete
    2. Mbak Zulfa..berlemaknya tapi banyak dari bumbu rempahkan ? Bukan dari santan atau kaldu daging. Terus sepertinya masakan India lebih sehat soalnya jarang yg digoreng..Hmm...apa ini ya resep Amitabh Bachchan panjang umur?

      Delete
    3. Lemaknya dari Ghee itu yang kayak mentega dan dalam kuantiti lumayan banyak hampir kayak kuah. Sampeyan tahu sendiri minyak (ghee) melimpah disetiap makanan.

      Ya, disini jarang pakai santan, kalau India selatan, iya pakai santana. Kalau utara, jarang..

      Iya seringnya yg ditumi itu bumbu saja, trus semua bahan dimasukkan hingga matang.
      Hehehe, mungkin karena Amitha Bachan vegetarian, Hindu kebanyakan menganut vegetarian dan katanya bikin awet muda :)

      Delete
  13. omg, otak sapi yaaa... hahaha, aku ampe skr ga bisa nelan kalo otak sapi... tp suami doyan bgtttt...

    trs chutney itu aku jg ga suka mba... bnr langu ya... prnh nyicipin tiap makan di resto india, aku cocolin pake ayam ato nan, dan lgs dilepehin lagi -__-.. kyknya makanan india yg aku suka itu curry ama cheezy nan ;). itu enaaakkk ^o^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, Mbak Fanny harus nyoba, jgn bayangin otaknya, bayangin kelezatannya, Kompor, hehehe

      Ya, bertahun tinggal di India masih nggak bisa "nerima" chutney hijau, Brasa makan rumput, hehehe

      kalau yang curry pakai cream atau yoghurt itu enak mbak, yang ala Mughal gini, salnya rasanya mild, bumbu rempah nggak terlalu terasa

      Delete
  14. Naaah, ini yang saya cari, sayah cari makanan yang selezat ini, lagi2 harus ngiler kalau baca postingan Mba Zulfa ini :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. SodoriN Kanebo, hehehe Lumayan nih aromanya bikin liur mengalir tanpa henti. Sementara si perut berdendang India karena ingin melahapnya :)

      Delete
  15. jadi penasaran ni sama sambal bu Rudy *intip intip ke toko onlinenya.. makasih sharenya mbaa..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sami sami mbak, Saya barusan sampe Indonesia langsung ke Restoran bu Rudy di Surabaya. Padahal beum sampe Indonesia. Langsung saya comot sambalnya. Saya foto juga itu sambal bawang kesukaanku.

      Delete
  16. skrg lg di indonesia ya mba..........wah tau gitu ak nitip oleh2 dr india patung dewa krisna.

    ReplyDelete
  17. skrg lg di indonesia ya mba..........wah tau gitu ak nitip oleh2 dr india patung dewa krisna.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya, ALhamdullilha pulang kampung di Indonesia, hehehe ntar sampeyan disamperin khrisna beneran, Lho... siapa tahu :)

      Delete
  18. Restoran selalu menjadi tempat yang asik untuk berkumpul bersama keluarga.. Bagi pemilik restoran yang ingin membuat dus packaging untuk layanan take awaynya dapat menggunakan take away box Greenpack.

    ReplyDelete

Follow Twitter

Follow Instagram