Breakfast at Jakarta, Lunch at Kuala Lumpur, Dinner at Delhi

December 29, 2015

Bandara Soekarno Hatta

Menjejakkan kaki dan mencicip  makanan di tiga negara dalam sehari dengan semburat rasa gundah gulana dalam jiwa

Pagi belum jua merekah tapi air mata ini tumpah sudah. Dada rasanya sesak. Kepala rasanya pening. Tapi raut wajah dipaksa tegar. Rasanya tidak sanggup melangkahkan kaki meninggalkan rumah dan menetap kembali di negeri seribu Dewa.

Taksi menunggu didepan rumah.  Berpamitan dan ‘hanya’ bisa memeluk Ibu sekejap saja. Ingin rasanya mendekap beliau begitu lama dan dalam. Tapi semakin lama, semakin tak sanggup pula membendung air mata. Saya dan Najin gegas masuk kedalam taksi. Perlahan, Taksi bergerak meninggalkan rumah. Menatap Ibu yang berdiri sendiri didepan rumah, tumpah sudah air mata ini. Dada semakin sesak,  bernafas pun terasa berat. Saya hanya bisa berdoa dan berucap lirih “maafkan saya, Ibu…..”

Ya, berat memang bagi ibu melepaskan saya berangkat ke India. Kalau untuk travelling OK, tapi untuk menetap? Hmmm beda lagi. Beberapa kali ibu meminta saya untuk menetap di Indonesia. Tapi keadaan masih tidak memungkinkan.

Ridho orang orang tua, Ridho Allah juga. Sebelum berangkat, ada saja kejadian yang bikin greget hati. 2 hari sebelum keberangkatan, Tiket Surabaya ke Jakarta di cancel sama pihak Sriwijaya air. Ganti dengan Maskapai Air Asia. Sampai di Bandara Juanda, eh Air Asia telat. Nggak tanggung tanggung hampir 1,5 jam. Padahal saya  memilih Air Asia karena memiliki jadwal penerbangan paling pagi ke Jakarta. Jadi kami masih ada 6 jam untuk mengejar penerbangan ke Delhi dari Jakarta. Rasanya panas dingin perasaan. Otak saya sudah mendidih. Pingin rasanya ngunyah pesawat.

Najin santai saja, dia malah sibuk kejar kejar dan main petak umpet sama anak lain. Bikin rame area boarding yang berada di Terminal 2 Juanda. Kegalauan saya bertambah karena pesawat Garuda Indonesia yang di sebelah sudah berangkat ke Jakarta. Tak berselang lama, jadwal penerbangan lain ke Jakarta milik Garuda Indonesia berangkat lagi, tepat waktu semua. Duh, sumbu kesabaran saya semakin pendek, bisa bisa saya ketinggalan pesawat yang harganya sama dengan ke Yurop. Sabar. Sabar. Dalam hati saya terus berdoa semoga pesawat segera diberangkatkan.

Akhirnya  pesawat dengan dengan motto “on time guarantee” ini menerbangan kami ke Jakarta dengan jadwal telat. Baiklah, Semoga Air Asia tepat waktu kedepannya, ya. Alhamdullilah lancar sampai di bandara Soekarno hatta Terminal 3. Dan…. Kami  masih harus mengejar pesawat Malindo air ke Terminal 2.  Kami memilih menggunakan shuttle bus free yang disediakan oleh pihak Bandara. Selain gratis, shuttle bus ini  juga tepat waktu. Sayangnya, busnya terlalu tinggi. Jadi sangat susah untuk membawa koper dan tas besar naik turun. Lumayan bikin keringetan. Untung kami cuman bawa 1 koper sedang, 1 ransel dan satu tas slempang. Jadi nggak terlalu ribet.

Sampai di terminal dua, saya janjian ketemuan dengan teman baru. Nggak bisa ngobrol lama karena saya harus segera check in. Najin sudah mulai gelisah, karena dia lapar. Saya ketjup mesra pipinya dan minta dia bersabar karena saya harus check in dulu. Waktu Check in si embak bilang bahwa ketika transit di Kuala Lumpur saya masih harus mengambil boarding pass untuk connecting flight Kuala Lumpur – Delhi. 

Apaaa ??? melototlah mata saya kayak film kartun mengingat waktu transit hanya 3 jam. Apalagi penerbangan dari Jakarta ke Kuala Lumpur dilayani oleh maskapai Lion Air. Tahu lah gimana maskapi ini, terkenal sering telat. Makin galau. Saya tanya kembali apakah saya harus ambil chek in baggage. Ternyata tidak, Chek in baggage langsung ke Delhi, saya hanya perlu mengambil boarding pass saja di KLIA 2. Untunglah. Semoga nggak ketinggalan pesawat.

Beres. Waktunya memenuhi hasrat nasfu yang sudah membara dengan menyantap sarapan pagi. Didalam terminal 2 bandara Soetta tak banyak resto, hanya caffee dengan menu yang  tak banyak untuk bisa dipilih oleh si kecil. Saya keluar dari pintu bandara dan makan di salah satu restoran siap saji, Hoka Hoka Bento yang berdekatan dengan Gate dua. Saya pesan dua menu komplit buat kami berdua. Lahap sekali, bahkan Najin mengambil jatah Nasi dan lauk saya. Hehehe

Penjalanan menunu Delhi
Sarapan di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta

Siap. Waktunya terbang ke Kuala Lumpur. Ternyata nasib sial masih mendekap perjalanan kami. Boarding dan jadwal terbang ontime. Tapi giliran take oft, traffik Bandara Soetta hari itu sibuk sekali. Dan pesawat kami masuk dalam antrian panjang. Bah! macam mana pula ada kemacetan dalam Bandara.

Ya Allah, apalagi ini. Mental saya yang masih ‘normal’ rasanya campur aduk. Antara pingin ngunyah pesawat dan guling guling di Runway. Jujur, rasanya pingin keluar pesawat dan balik lagi ke rumah. Butuh pundak dan pelukan. Capek nian perasaan, kayak nungguin mantan yang nggak pernah datang kembali. Eaaa.

Untung ada Najin yang selalu ceria. Lihat antrian pesawat dia malah happy. Nggak khawatir sama sekali. Padahal jantung emaknya sudah mau copot. Baiklah! akal sehat berbicara. Apalagi yang bisa saya lakukan. Mau marah, Marah sama siapa?. Mau ngomel dan maki maki siapa?.  Hanya bisa merenung dan bertanya pada rumput yang bergoyang yang pada akhirnya membuat saya ikut bersenang senang dengan Najin. Ngitung antrian pesawat. Hehehe

Alhamduliilah lancar sampai di Malaysia. Tapi landingnya kagak semulus paha ceribell. Menyentak tajam hingga terguncang. Pening lah kepala awak, nak pingin muntah jadinya. Gegaslah saya keluar pesawat dan berjalan mencari counter Malindo Air di KLIA 2. Apalagi ini pertama kalinya saya menyapa KLIA2. Bandara Kuala lumpur khusus pesawat budget. Jalan lumayan gempor. Setelah Boarding pass ada ditangan, Saya langsung menuju Gate yang dituju yang berada di Blok L. Alhamdullilah masih ada waktu buat makan siang sedikit sore.

Didalam tak banyak restoran. Lebih banyak Caffe dan toko. Hanya ada satu restoran, Puffy bluffy di ujung. Dekat dengan gate boarding kami di  L20. Restoran ini banyak pembeli, jadi harus antri. Najin minta makan pizza dan cheese cake. Sebenarnya saya pingin pesan laksa, mencicip rasa lokal. Tapi saya lihat porsi pizzanya lumayan. Saya cancel keinginan makan Laksa.
Budget Airline
Makan Siang di Kuala Lumpur

Sambil duduk cantik dan cakep  kami berbincang. Lahap sekali Najin makan pizza dan tidak tertarik makan cheese cake, karena rasanya terlalu manis buat dia. Aroma laksa menggoda. Tapi saya harus menahan diri karena tak ingin membuang makan dengan percuma. Makan cheese cake sudah lumayan kenyang. Ditambah lagi, Najin tidak menghabiskan pizzanya karena sudah terlalu kenyang. Travelling dengan Najin memang sangat menyenangkan. Nggak terlalu rewel dengan menu makanan dan selalu ceria. Hanya satu yang membuat saya khawatir. Tangannya nggratil, suka pegang pegang dan nggak bisa diam. Bergerak aktif terus.  Selalu saya hindari masuk toko karena takut dia bakalan memecahkan sesuatu. So far, he is my lovely travelmate.

Pesawat Malindo Air terbang tepat waktu menuju destinasi terakhir kami, Delhi. Capek dan kekenyangan, Najin langsung bobok cantik dalam pesawat. Untunglah saya selalu bawa Bantal leher yang nyaman dan empuk miliknya, jadi dia bisa tidur lelap. Sementara bantal pesawat dia gunakan buat Guling.

Dia melewatkan makan malam dalam pesawat. Saya guncang dia untuk makan, tapi dia hanya makan sesendok dan tidur lagi. Ngantuk berat!. Padahal dia paling suka makan dalam pesawat. Dia punya kebiasaan ‘aneh’ dan bikin saya tersenyum, Jadi tiap kali dalam pesawat dia selalu minta makan dan harus menu dari airline.

Bantak Leher kesayangan Najin
Bantal leher kesayangannya

KLIA 2 Kuala Lumpur
Makan Malam di Pesawat


5 Jam sudah perjalanan dari Kuala lumpur menuju Delhi. Sepanjang Perjalanan Najin tidur pulas. Saya sendiri sibuk nontok film yang disediakan oleh pihak maskapai. Nggak ada film biru yang hanya cerita biru. Pesawat landing mulus di Indira Gandhi airport. 30 menit lebih cepat dari jadwal. Proses Imigrasi dan mengambil tas dari bagasi pesawat sangat cepat.

Keluar dari Bandara Indira Gandi hati saya gundah, nggak ada penampakan Shah Jahan di Bandara. Duh, ngapain pakai acara telat segala. Lumayan menunggu 20 menit. Parahnya lagi, Nomer India saya nggak bisa digunakan. Komplit sudah penderitaan saya hari ini. Jutek sama Shah Jahan yang berakhir guyonan konyol sama Najin

“Where is Abby?” Tanya Najin dengan muka lelah.
“I don’t know yaar, its long time, Ammy so tired“
“Abby is very Bad, isn’t Ammy?” sambil pasang muka jutek
“He is. Lets find another  Abby, what you said ? “
Don’t find another Abby!!! I don’t want another Abby! ” jawab Najin sambil melambaikan tangan berkali kali.
Why” tanyaku dengan senyuman sambil nahan tawa
“Because I love my Abby so much”

Hahaha, saya langsung ketawa denger jawaban Najin. So sweet. Akhirnya saya pinjam telpon salah satu petugas bandara untuk menelpon Shah Jahan. Eh, Sebelum telpon connect, Shah Jahan sudah memanggil dan melambaikan tangan.

Dan ditengah perjalanan sebelum sampe apartemen, Perut Najin memanggil.  Kami berhenti di salah satu restoran penjual Chicken Roll kesukaan Najin. Lumayan, 2 Chicken Roll langsung habis dilahapnya. Alhamdullilah sampe di Apartemen di India dengan sehat dan selamat.

Indira Gandhi Airport
Bandara Indira Gandhi - New Delhi - India


You Might Also Like

29 $type={blogger}

  1. Benar-benar perjalanan panjang ya mba zulfaa, deg2an sangat bacanya..Alhamdulillah udah sampai dengan selamat..najin keren banget siih, happy booy...

    ReplyDelete
    Replies
    1. lhamdullilah, ya Mbak Dewi Najin ini Happy Boy kemanapun selalu happy meski perjlnannya lumayan panjang :)

      Delete
  2. bener bener perjalanan yg menguras tenaga, pikiran dan bikin emosi jiwa meraung-raung :D, tp untung ada najin yg selalu bisa mengalihkan rasa penat dengan keceriaannya, jd kangen ama mbk zulfa

    ReplyDelete
    Replies
    1. yuhuuuuu. Iya si Kecil Najin nih selalu jadi obat yang lagi galau.

      Delete
  3. Hadduhhh mbak Zulfa coba beneran sampeyan ngunyah pesawat sambil gulingguling di runaway pasti berita palinghits di akhir tahun 2015, keren ya makan di 3 negara berbeda dalam sehari :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahaha, Pinginnya sih gitu.....yap, asyik juga makan di 3 negara berbeda.

      Delete
  4. Seru banget ceritanya Mbak. Aku sampai nggak nafas bacanya. Masih butuh bahu untuk sandaran nggak? *sodorin bahu Kak Cumi lebay :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tarik nafas panjang dulu, keluarin, tarik nafas lagi... emang senam? hehehe
      Apa Bahu si cumi? penyet dia mbak disandarin badan segede boing 380-800. :)))

      Delete
  5. Hihihihihi.... mburi2ne kocak. Seru yo petualangan numpak pesawate. ira

    ReplyDelete
    Replies
    1. yuhuuu masih peraljalanan wis seru, opo maneh sampe tujuan ..... malah turu :) cape deh

      Delete
  6. kalau sudah mau telat-telat gitu suka dag dig dug ya mbak

    ReplyDelete
  7. Wah, si Najin udah pintar yaw mbak,,,, ngekek bacanya, mau dicarikan bapak baru, tapi dianya nggak mau.hahahaha,,,, salam untuk mas Najin :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, Guyonan Konyol dua orang lagi bete.
      Salam Manis kakak Anis, ajak ajak kuliner jogya ya...

      Delete
  8. Bismillaah.akhirnya nimbrung jg setelah berlama2 nguntit.Mba zulfa lupa bawa bonggolan ya jd nya jajan terus.salam kenal dr ulfa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bismillah. nguntit? makanya perasaan kok nggak enak bingt. hehehe
      Hayoo lah ikut rame nimbrung disini.

      Males bawa bonggolan, bawa badan gede gini aja udah lelah :) tapi teteup suka jajan. Salam kenal Ulfa. thanks udah nguntit :)

      Delete
  9. Kamu kaya yaaa kak, makan aja pindah 3 negara :-)

    ReplyDelete
  10. hebattt mak ... ini masuk lifestyle kelas atas ....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apaa??? lifestyle kelas atas... howrang kaya.... Di aamiinin aja ahhh.

      Delete
  11. ikut deg-degan baca ceritanya Mak, alhamdulillah lancar ya :)

    ReplyDelete
  12. Diih ini judulnya sombong bangeeet hahahahaha, tapi ya emang gitu ya mbak, mau gimana ya? aku juga pernah sih hwhwhwhw.

    Soal bantal leher, aku beli yang tiup. Kurang oke sih, tapi lumayanlah menghemat tempat di backpack :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Buahahahah *lemparsandal. aku kan bloggersombong :)))))
      Aku juga punya yang tiup Ya, dan akhirnya nggak kepakai soalnya kurang nyaman.

      mending yang gini trus digandolin dillluar

      Delete
  13. lain kali terbangnya pake jet pribadi aja mbak, biar kayak syahrini ^-^

    ReplyDelete
    Replies
    1. jawa timur nya dimana mbak? deket kawah ijen nggak? aku pengen banget kesana. ajak2 dong kalo kesana

      Delete
    2. Gresik, say. Wah jauh dar Ijen. Semoga bisa menjeja Ijen segera, ya. Keren Abis tu tempat. Siap siap nanjak dikit

      Delete
  14. Hahahaha ikut deg degan bacanya :p. Aku sendiri kalo penerbangan pake transit bbrp kali, lbh milih pesawat sama sampai tujuan mba. Krn prnh dulu beda maskapai, dan ternyata satu maskapainya dicancel (manila-KL), akhirnya yg KL -jakarta hangus krn maskapai yg mencancel pertama ga mau ganti. Beda flight dia bilang. Suck banget mereka. Sejak itu aku kapok. Mndingan sama deh maskapainya..

    Aku prnh jg yg transitnya sampe berkali2, jd makanal pagi, siang malamnya beda semua :p. Pagi di jkt, siang di KL, malam di bangkok, cemilan trakhir di chiang rai :p. Tapi seru sih, aku mau aja bbrp kali transit gitu supaya bisa nyobain makan di banyak tempat :p

    ReplyDelete

Follow Twitter

Follow Instagram