India National Street Food Festival

December 20, 2015

Street Food

Menyajikan Street Food dari 25 Propinsi di India yang dimasak secara tradisional

Zulfa, there will be India National street food festival
“Really! Where?” Jawab saya kalem tapi aslinya pingin lunjak lunjak plus gegulungan
in Delhi, Jawharwal Nehru stadion
“When?” Tanya sambil cengingisan plus elus elus perut gendut
“This Week end” (11-13 Desember 2015)
“Chaloo Chalooo” ucap saya sambil mata berbinar.

Saya yang doyan mbadok plus pecinta street food India langsung klepek klepek ketika Shah Jahan kasih tahu kalau ada festival jajanan tradisional India. Nggak bisa nolak. Dan lupa sama program Diet (emang kapan diet? Hehehe). Apalagi selama ini saya nggak bisa sembarang mencoba street Food di Delhi yang dijual Bhai bhai (abang abang ) jalanan karena seringnya kena Delhi Belly.

Shah Jahan bilang kita bakalan kesana hari terakhir. Kecewa sudah, apalagi iler sudah mulai berjatuhan. Dia bilang, karena hari pertama, tepat hari Jumat, pengunjung bakalan membludak. Keesokan harinya, bertepatan dengan malam minggu, bakalan lebih rame lagi. Pun ketika kami kesana di hari terakhir, masih penuh dengan pengunjung.

Gimana nggak membludak karena India National Street Food Festival yang berlangsung setiap tahun ini menyajikan street food khas berbagai daerah dari 25 propindi yang ada di India. Fyi, India terdiri atas 29 Propinsi. Terdapat puluhan food stall yang siap menggoyang lidah ratusan ribu pengunjung yang menjejali stadiun Jawaharlal Nehru, New Delhi, India. Seperti saya bilang sebelumnya, Festival ini berlangsung selama tiga hari saja. Buka mulai pukul 12 siang hingga 10 malam.

Kami datang kemari setelah menjalakan shalat Maghrib. Cuaca dingin terasa  menusuk kulit selama dalam perjalanan. Sampai di jalanan stadium Jawaharlal Nehru suasana rame. Banyak kaum muda dan keluarga datang bersama. Sampai susah cari tempat parkir mobil. Ketika ada mobil keluar, langsung pasang ancang ancang. Alhamdullilah dapat tempat parkir.

Masuk kedalam area festival, saya makin terperangah, rame sekali. Kayak semut mengerumuni gula. Puluhan stall tertata rapi di pinggir bangunan. Sedangkan ditengahnya tanah lapang dipenuhi dengan meja dan kursi yang dipenuhi penikmati kuliner melahap makanannya. Ada live music yang menampilkan musik tradisional dan modern.

India National Street Food Festival

Masing masing food stall bertuliskan Informasi asal kota dan nama jajanan tradisional yang dijual. Menarik lagi dari festival ini adalah makanan dimasak secara tradisional. Kita bisa menyaksikan secara langsung proses pembuatan hingga proses memasak. Tak ayal, kepulan asap yang menghantarkan aroma menggoda ini membuat perut bergoyang India. Makanan disini disajikan hangat dan cocok disantap saat musim dingin seperti saat ini di Delhi.

Food stall pertama menyajikan street food Dari Delhi. Yakni Ram Ladoo, Aloo Tiki, Bread Pakora dan masih banyak lagi. Ram ladoo ini kesukaan saya. Kalau pas belanja ke Lajpath Nagar Market selalu beli Ram Ladoo. Berupa gorengan bulat bulat kecil. Kadang gorengannya diisi dengan cabe hijau utuh. Kemudian ditambahkan dengan salad bawang diiris tipis tipis, daun ketumbar dan parutan lobak. Trus disiram dengan chutney (sambal encer) merah dan hijau. Rasanya Nano nano, manis, asam, asin, pedas, semburat rempah dan pastinya gurih plus lezat.

India National Street Food Festival

Festival ini tak hanya menyajikan menu vegetarian, juga menyajikan menu non vegetarian. Seperti menu ikan, ayam hingga kambing. Untuk kaum muslim tak usah khawatir karena menu Non vegetarian disini sebagian disajikan secara halal. Masih di Food Stall Delhi, disini juga menyajikan makanan Khas muslim yang pada hari biasanya berpusat di Kawasan kota Tua Delhi. Disekitar Masjid I-Jahan-Numa.

Saya yang doyan menu Mughlai ini langsung kalap. Saya cari menu yang beda dari menu yang biasanya saya makan di restoran langganan, Al-Karim. Saya tertarik mencoba chicken Afghani. Sementara Najin tetep dengan sosis ala Indianya, Sheehk Kebab. Chicken Afghani beneran endang gulindang. Rasanya super gurih. Terdiri atas ayam bakar yang sudah dibumbui kemudian disiram dengan cream yang sudah ditaburi bumbu. Gusti, rasanya nggak berhenti ngunyah. Keduanya dimakan bersama salad bawang yang sudah disiram dengan yoghurt. Duh duh duh, sampe ngiler saya waktu nulis artikel ini.

Festival in India

Melihat kami makan sangat lahap, Shah Jahan tanya apa mau pesan lagi? dalam hati sih iya, pingin lagi. Tapi pingin juga mencoba menu lainnya dari propinsi berbeda. Kami menolak untuk pesan lagi. Takut nggak muat perut gendut ini. Bayangkan masih ada jajanan dari 25 propinsi yang tersedia disini. Pingin lah mencicipi semua. Kemaruk, hehehe.

Selanjutnya kami mencicipi fish pakora dari Propinsi West Bengal India. Pakora ini sejenis gorengan. Fish Pakora berarti gorengan yang berisi Ikan. Najin langsung Hepi, dia suka sekali makan Ikan. Sementara selama kami tinggal di India, jarang sekali makan Ikan. Karena ikan yang dijual disini ikan kolam dengan bau amis tanah. Kami kurang suka. Kami lebih menyukai ikan dari laut. Propinsi West Bengal ini memang terkenal sebagai penghasil ikan laut di India. Fish Pakora dan Udang Jumbo yang digoreng krispi. Gurihnya minta ampun. Nggak terlalu berempah lagi. Sekejap, lenyap sudah aneka goreng ikan dipiring.

Selanjutnya kami menuju propinsi padang Pasir, Rajasthan. Menghadirkan menu Mirchi Vada (baca : Mirci Vada), Pyaz ki Kachori (baca : Pias ki Kacori), Bread Vada, Daal Bharti Qurma dan Mawa kachori dan lassi. Shah Jahan pesan salah satu menu. Berupa gorengan berbentuk kotak. Kemudian dicocol kedalam chutney merah super pedas dan soup Dal berwarna kuning. Rasanya Gurih dan pedasnya nonjok banget ke mulut. Rempahnya nggak terlalu berasa. Dalam menu inij juga dikasih serakan manisan dari Dal. Enak dan manis tentunya.


Delhi Street Food


Lanjut menuju propinsi paling ujung Timur di Himalaya yang berbatasan dengan China, Propinsi Sikkim. Ada menu American Chopsey dan Cheese Chutlet,  sejenis pakora. Pakora nama lain dari Gorengan di India. Nah, pakora dari Sikkim ini beda, terdiri atas telur rebus yang diselimuti dengan kentang kukus yang sudah dilumat dan diberi bumbu, kemudian digoreng. Rasanya gurih sekilas mirip dengan perkedel. Hangat, cocok dicemil waktu dingin. Sementara lupakan kolesterol yang sudah melambai lambai.

Dari propinsi Telangana yang berada di Selatan India menghadirkan Biryani legendaris yang terkenal paling enak se India, yakni Hyderabadi Biryani dan juga Haleem. Alhamdullilah, saya diberi kesempatan oleh chefnya mencoba Haleem. Rasanya berbeda dengan haleem yang biasanya saya makan. Rasanya lebih berempah dan dagingnya digiling. Dan rasanya, gurih dengan semburat rasa kapulaga. 

Sebenarya masih banyak masih  menu lainnya yang siap menggoyang perut ini menari India. Tapi perut rasanya sudah kenyang Sekali. Selanjutnya kami berjalan jalan jelajah seluruh food Stall. Shah Jahan yang pingin menikmati menu dari Propinsi Kashmir harus gigit jari. Semua menu makanan dan minuman dari propinsi yang berada diujung Utara ini ludes dibeli oleh pengunjung. Setelah puas bersantap jajanan India yang bercita rasa tinggi, kaya akan rempah serta menghadirkan semburat rasa gurih, pedas, segar, kita bisa menikmati minuman tradisonal atau manisan India.

India National Street Food Festival

Ada es serut ala India yakni Chuski. Minuman manis dingin ini kesukaan Najin. Saya sendiri nggak berani coba, kedinginan. Aneh, meski musim dingin yang menghantarkan gigil, orang India masih menikmati Chuski. Shah Jahan sibuk nyruput menghangatkan diri dengan nyruput Chai. Teh ala India yang diseduh dengan susu.

Delhi sendiri dikenal sebagai kota metropolitan dimana penduduk yang tinggal disini datang dari berbagai daerah. Bagi masyaraat Delhi dan sekitarnya, India National street Food festival ini tak hanya memanjakan lidah sekaligus membawa romansa kenangan akan kampung halaman. Tak hanya masyarakat India dari berbagai kota, National Street food festival ini juga dikunjungi wisatawan manca negara.

Terakhir kami menyaksikan Live Music. Kebenaran pas kami datang yang didendangkan lagu “ Govinda jaya jaya ….. jaya jaya….. Govinda jaya jaya” lagu India yang sudah mendunia ini semakin asyik dinikmati dengan goyangan penari berkostum ala Hanuman. Setelah perut, kini giliran badan yang ‘dipaksa’ bergoyang India.

*Alhamdullilah, Video India Street Food festival ini tayang di NET 10. Berikut Videonya






You Might Also Like

28 $type={blogger}

  1. Wuih wuih wuih... mrene kudu dalam keadaan luwe banget, yo... Ben iso mbadhok macem2. ira

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe, Pas aku mrene weteng gendutku tak kosongin, ben isok mbadok akeh :)

      Delete
  2. Aku nggak bisa membayangkan kak kalau harus makan dari 25 propinsi makanan tradisional India. kayak apa yaw jadinya perut. Pasti tambah kecil,,, :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha, nggak lam tambah gendutkayak laki laki disini. Enak kok, nggak semua berempah tajam :)

      Delete
  3. Duhhh mba Zulfa produktif banget nulis, ngrekam,aku sukaaa curry india bumbu ber-rempah kayak indonesia paling yg aku tau macam itu aja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdullilah, Daripada nganggur dan galau mending produktif.
      Ya, makananan India banyak berempah tapi nggak semua tajam, jadi pas dilidah Indonesia

      Delete
  4. jatuh cinta dengan tulisan-tulisan nya mba zulfa,,,nice info mba,jd bisa belaja by net

    ReplyDelete
  5. wah mantap mbak zulfa jaman sekarang jaman yang semua nikmat digelontorkan hehe mantap

    ReplyDelete
    Replies
    1. yuhuuuu Sekarang apa apa difestivalkan, jadi rame .

      Delete
  6. dan mostly nama2 menunya aku blm prnh dgr :D... selama ini taunya india itu kari, nan, martabak ;p jd penasaran ama makanan india yg bnr2 asli dr sana... cocok ga ya ama lidahku

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, selama ini India cuman kari, martabak dan Biryani. Padahal masih banyak.
      InsyAllah cocok kok mbak. Nggak semua berempah tajam.

      Delete
  7. Jangan kebanyakan mbadok, inget ukuran perut hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lupakan! lepakan! hidup sekali, ayooooo dinikmati wae. :)

      Delete
  8. Ah enak-enak tuh kayaknya, liat fotonya aja udah bikin ngiler huhu

    ReplyDelete
  9. Mba Zulfa, denger ceritanya bikin penasaran. Rame bgt yah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi, Rame banget memang. Apalagi berpapasan banyak arjuna cakep :)

      Delete
  10. Ram ladoo ini mbak waktu pertama kali makan q kira terong ditepungin, ternyata cabeee genduut. Langsung mata beranak sungai mana dalamnya dikasi dading asam jadi bingung dewek... Hahaha
    Tapi lama2 sukaaa... Gurih asem pedes tepung chana nya bikin beda dari gorengan indonesia ya mb :)

    Kalau Pokotta itu yg kayak pastel segitiga bukan ya mb? Yg bisa diisi dagibg apa kacang chana. Biasa dimakan buat buja puasa..

    Soup dal pengen... Pengen bikin disini. Bahannya kacang lentils bukan mb?

    Saus salad india smua endeesss.. Mint yogurt, atau yogurt yg dikasi bawang, tomat jg enaaak.

    Wah serba kepengeen..
    Mb saya boleh minta resep bikin saus chutney. Suka banget tp g ngerti cara bikinnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, Iya mbak Cabe hijau gendut di tepungin. Dulu aku juga nangis waktu makan ini, sekarang mah biasa.

      Kalau Soup Dal, iya pakai lentil. Tapi banyak macam lentil juga.

      Chutney yang mana dulu nih mbak? chutney hijau apa merah ?

      Delete
  11. Merah mbak
    Ijo jg boleh, mau nyobain
    Terimakasih ya mbak sebelumnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Merah itu terdiri atas cabe bubuk, air asem, gula jawa (gula merah), sama jintan dan garam. jintenya digoreng dulu, tambahkan cabe dan gula merah sampe lumer trus masukkan air asem. aku taunya dari ibu mertua :)

      Delete
  12. wahh ngiler lihat makanan india..

    ReplyDelete
  13. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Follow Twitter

Follow Instagram