Ram dan Ma

March 02, 2015

Ram and Ma

Tin tin suara klakson mobil berteriak diantara panas mentari.  Seorang lelaki  tua beranjak dari tempat duduknya. Setengah terkantuk dengan kaki terseok berjalan menuju pintu gerbang.  Kemudian membuka pintu gerbang satu persatu. Sebuah sedan putih memasuki komplek apartemen. Lelaki tua itu kemudian menutup kembali pintu gerbang. Dan kembali ke tempat duduknya.

Namanya Ram Naresh, biasa dipanggil Ram. Dia penjaga keamanan di komplek apartemen tempat tinggal kami di Kota Kanpur. Kota yang sempat kami tinggali selama 6 bulan yang lalu. Sehari hari dia duduk disebuah kursi plastik di dekat pintu gerbang. Terkadang ngobrol dengan dengan penduduk apartemen. Duduk termenung dengan tatapan kosong. Terkadang tertidur di kursi. Atau sekedar ngobrol bersama ibunya.

Setelah tinggal selama 3 bulan di Apartemen, emak sendiri baru tahu kalau Ram tinggal bersama ibunya. Dia memanggilnya Ma. Mereka tinggal di sebuah ruangan berukuran 2,5 x 2,5 m di basement apartemen. Dekat jajaran garasi mobil. Dengan sebuah pintu dan jendela yang berada didepan yang menghadap ketempat dimana Ram selalu duduk menjaga pintu gerbang.  Didalam kotak ruangan itulah mereka tinggal berdua termasuk aktifitas memasak.

(Baca : Siluet Negeri Semilyar Penduduk - The Land)

Selain menjaga pintu gerbang. Tugas Ram adalah menjaga kebersihan komplek dan juga menjaga air terus mengalir disetiap apartemen. Sekaligus menjaga anak anak agar tidak keluar dijalanan. Setiap kali ada anak nakal berusaha keluar dari apartemen untuk bermain. Ram akan beterik lantang memanggil ibu dari si anak.  

Melihat kedua kaki Ram berjalan terseok. Ketika makam malam, emak bertanya kepada Shah Jahan. Apa yang terjadi dengan Ram hingga berjalan seperti itu. Shah jahan kemudian bercerita dengan perlahan sembari menyobek roti dan mencocolnya dalam Dal atau curry kacang.

Kamu tidak akan percaya dengan apa yang terjadi padanya. Sebuah nasib sial. Sebuah karma yang tak ingin terjadi kepada siapapun. Suatu hari, ibunya merancang pernikahannya dengan seorang gadis. Mereka setuju dan menentukan tanggal pernikahan.

Seperti hari biasanya Ram berangkat bekerja. Seminggu sebelum hari pernikahan. Ram mengalami kecelakaan. Salah satu kakinya patah yang membuatnya tidak dapat berjalan dengan normal. Si gadis menolak dan membatalkan pernikahan.

Waktu berlalu. Kesedihan, amarah, segala kekecewaan berkecamuk dalam hatinya. Hari demi hari dia jalani dengan ikhlas menerima kenyataan bahwa dirinya cacat. Bertahun tahun kemudian. Ibunya mencarikan seorang gadis buat Ram. Gadis yang mau menerima dia apa adanya. Pertemuan dua keluarga berlangsung. Mereka setuju dan menentukan tanggal pernikahan.

Ram kembali semangat menjalani hidupnya. Bekerja keras demi kehidupan dia, ibu dan keluarganya kelak. Malang tak dapat dihindari. Petaka datang dengan tiba tiba. Hal yang sama terulang kembali. Seminggu sebelum  hari pernikahan. Ram mengalami kecelakaan. Dan kaki satunya yang masih normal mengalami luka begitu parah. Kaki nya tidak perlu diamputasi tapi dia akan mengalami kecacatan seumur hidup.

Orang miskin seperti Ram. Tak dapat membiaya operasi kaki yang sangat mahal. Pasrah, kedua kakinya tidak bisa kembali berjalan dengan normal. Ibarat jatuh tertimpa tangga. Ditengah kesedihan. Sang gadis yang akan dinikahinya memutuskan tali pertunangan. Dan menikah dengan pemuda lain.

Sejak saat itu. Ram tak ingin menikah sumur hidupnya. Pernikahan bagi orang lain adalah hal yang sangat besar dalam hidup. Dirayakan dengan penuh suka cita. Tapi tidak bagi Ram. Baginya pernikahan hanyalah sebuah bencana. Apa yang terjadi pada dirinya dianggap sebagai sebuah Karma hidup dari sang Dewa kehidupan.

“Tempat itu begitu sempit buat merek berdua, apakah mereka tidak memiliki rumah di Desa?”
“Tidak, rumahnya sudah dijual untuk biaya pernikahan adik perempuannya”

Di India, keluarga wanita tak hanya mengeluarkan biaya untuk pernikahan putrinya. Juga diwajibkan untuk memberikan Dowry. Semacam mas kawin. Semakin banyak Dowry yang diberikan, semakin senang keluarga laki laki.  Itulah mengapa seorang anak perempuan dianggap beban bagi keluarga. Banyak pasangan yang mengaborsi anak dalam kandungan jika mereka tahu bayi yang dikandungnya perempuan.

"Kenapa ibunya tidak tinggal bersama adik perempuannya?"
"Seorang ibu harus tinggal bersama anak lelakinya. Di India hal yang sangat memalukan jika seorang ibu tinggal bersama anak perempuannya yang sudah menikah."
“Oh gitu? Dia tidak punya saudara laki laki?”
“Punya, 3 orang dan sudah menikah semua”
“Laaa, banyak kan? Kenapa nggak tinggal salah satu dengan mereka?”
“Menantu mereka menolaknya. Mereka tidak suka tinggal bersama ibu mertua”
Tidak ada pilihan lain selain tinggal bersama Ram dalam kotak kesederhaan. 

Di India kehidupan Ram dan ibunya adalah potret kemiskinan negeri semilyar penduduk. Kemiskinan meraja lela. Banyak di jalanan emak jumpai tenda tenda illegal atau sekedar tempat tidur kayu di pinggir jalan. Khususnya didekat station. Bagi Ram dan ibunya, kotak ruangan itu lebih dari cukup. Merangkul mereka dalam kehangatan dan juga berteduh dari sengat mentari.

Karma? Nasib buruk? Petaka? Apapun itu namanya. Allah pasti punya rencana besar dibaliknya. Allah tahu pasti kehidupan apa yang kelak akan kita hadapi. Ram  yang selalu membeli keperluan. Bahkan hampir tiap hari, Emak melihat dia memotong sayuran. Jika Ram menikah, apakah istrinya mau tinggal bersama ibunya? Entahlah. Hanya Allah yang Maha Tahu. Kita sebagai manusia akan sangat mudah menerima kebahagian yang mengundang tawa. Dan sangat sangat sangat sulit menerima dan mengikhlaskan cobaan yang terjadi.

Tidak harus sebuah perjalanan panjang membelah lautan untuk memaknai kehidupan. Kepekaan kita terhadap lingkungan yang ada bisa dijadikan sebuah pelajaran dan juga mengundang syukur. Perjalanan membuka dan mempertebal lembaran cerita kedidupan kita.



You Might Also Like

7 $type={blogger}

  1. Menetes air mataku membaca kisah si Ram ini mbak T_T

    ReplyDelete
  2. Hidup berdua dalam kotak "cinta". Memasak dan tidur dalam kotak itu. Ya Allah T_T
    Pasti ada kebahagiaan lain yang membuat ibu dan anak itu tetap terus melanjutkan hidup.
    Semoga yang terbaik untuk mereka berdua.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya Mbak Rien. Sempit banget. Iya, Semoga yang terbaik buat mereka. Yang bikin haru tuh itu Ram nggak segan membantu memotong sayuran dan Ma nya yang memasak. Kadang makan berdua dalam satu piring.

      Delete
  3. Titip salam buat mereka berdua ya mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. InsyaAllah, Akhir Maret setelah si kecil Exam, kita sekeluarga main ke Kanpur. Ntar aku titipkan salamnya :) Semoga lancar journey ke India nya

      Delete
  4. Makasih..iya ini lagi siapin buat urus visa.Sekarang pakai Malindo mbak.heehee lumayan PP 3 jutaan.tapi belum tau ntar di KL nya apa sama kalo naik Malaysia Airlines ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Visa urus di kedutaan kah? Sekarang VoA online loo. Obrak Abrik aja di web ini. Loo Itu 3 juta PP dari mana ke mana? Malaysia Airline Mihil. Biasanya Malindo Air, harga Normal JKT - Delhi itu PP cuman 6jt. Coba hunting

      Delete

Follow Twitter

Follow Instagram