Tersesat di Pathankot

April 26, 2015


Diantara mimpi berdansa dengan Brad (kece) Pitt diselingi tarian dibawah pohon bersama Amir Khan. Terdengar suara lantang “Pathankot Pathankot” berulang ulang. Lampu bus dinyalakan. Sadar, ternyata saya harus terbangun dari mimpi. Dibawah alam setengah sadar, mata 10 watt serta derasnya liur mengalir dari sudut bibir. Saya segera membangunkan teman teman. Kami bergegas memanggul ransel dan loncat dari bus.

Mata yang tadinya 10 watt berubah menjadi tegangan 1000 watt yang membuat bola mata melotot keluar. Kami diturunkan diatas sebuah jembatan layang. Tak nampak nadi kehidupan. Jauh mata ini memandang hanya kegelapan menghadang. Hanya bintik bintik noktah rumah penduduk yang nampak jauh. Begitu sepi, yang terdengar hanyalah lolongan anjing malam memanggil sang penguasa kegelapan.

Pathankot adalah sebuah kota yang masuk dalam wilayah Punjab, India. Menurut agama Sikh, diyakini bahwa Pathankot didirikan oleh Guru Sikh pertama mereka bernama Guru nanak Dev Ji. Nama Pathankot berasal dari Pathania Rajput yang merupakan Raja Nurpur.

Pathankot adalah titik pertemuan dari tiga propinsi di Utara India. Yakni Propinsi Punjab , Himachal Pradesh dan Jammu dan Kashmir. Karena lokasi yang ideal, Pathankot berfungsi sebagai hub perjalanan untuk tiga propinsi tersebut. Pathankot adalah kota terpadat kesembilan di negara bagian Punjab. Pathankot adalah kota terakhir di Punjab di jalan raya nasional menuju Jammu dan Kashmir. Terletak di kaki bukit Kangra dan Dalhousie. Kota ini sering digunakan sebagai transit sebelum menuju ke pegunungan Jammu dan Kashmir , Dalhousie , Chamba , dan Kangra , jauh ke Himalaya .

Terminal Jammu
Suasana terminal Jammu di malam Hari

Waktu menunjukkan pukul 3 dini hari. 2 Jam berlalu sejak kami berangkat dari terminal Jammu. Dan 12 Jam perjalanan dari kota Srinagar, Kashmir. Tujuan kami selanjutnya kota tempat tinggal Biksu Dalai Lama dalam pengasingan, Dharamsala.

Wajah terminal Jammu yang kumuh diselimuti aroma urine tak asing lagi dimata dan dihidung saya. Sebelum berangkat menuju Kashmir saya berkenalan dengan terminal ini. Gelandangan yang sama terlelap diantara tumpukan sampah. Keluarga dengan tumpukan barang  tidur beralaskan kain seadanya. Jajaran bus tak bertuan terdiam membisu.

Saya bersama teman teman menyebar berjalan kesana kemari mencari info bus yang ada. Karena loket penjualan bus didalam terminal sudah tutup. Masuk kedalam terminal dan keluar lagi. Tetap cuek diantara banyaknya calo yang membuntuti kami dan menawarkan transportasi.

Saya datang ke sebuah loket diluar terminal. Didalamnya ada si bapak bertubuh tambun dengan perut buncit dan kumis. Menanyakan kepada beliau alternatif menuju Dharamsala. Si bapak menjelaskan kami harus transit terlebih dahulu di Pathankot. Dari sana ada bus langsung menuju Dharamsala.

Seperti biasa, saya bertanya tentang harga. Sebelumnya, saya dan teman teman sudah menggegam informasi mengenai estimasi harga. Beliau menjawab sekitar 110 Rupees (30.000 Rupiah). Kemudian beliau memanggil salah satu “calo” bus yang lebih mirip penyanyi rap Eminem Van Kashmir. Mengenakan kaos oblong oblong merah berpadu dengan skinny jeans hitam. Lebih cocok jadi “Calon” menantu ketimbang “calo” bus J.

Eminem meminta harga 120 Rupees dan bus langsung berangkat. Saya melihat kondisi bus terlebih dahulu. Nyaman berselimut AC. Kami semua setuju. Sebenarnya saya ingin nego sampai membusa. Tapi pantat ini terlalu panas setelah duduk selama 12 jam dalam mobil MPV, kurang tidur dan capek.

Bus to Pathankot Himachal Pradesh India
Suasana Bus Malam India, ada tempat tidurnya (sleeper)

Dia menjelaskan bahwa bus tidak berhenti di terminal. Tapi disebuah tepi jalan raya yang tak jauh dari terminal. Cukup membayar 10 Rupees/Orang dengan autorikshaw (bajaj). Dan, karena “tergoda” tampang cakep Eminem lah saat ini kami berdiri di tengah kegelapan malam negeri antah berantah, kota Pathankot, India.

Dibawah jembatan terlihat sebuah jalan raya dan sebuah toko dipinggir jalan. Kami melompat pagar. Menyusuri rerumputan kering dengan jalanan setapak berlapis batu kerikil. Tak ada rasa takut, kami justru mentertawakan nasib kami. Nasib sial untuk kesekian kalinya yang justru membuat kami tertawa terpingkal pingkal. Tak menyerah  dan semangat menjelajah Himayala dan menikmati “Roller Coaster” India.

Didepan emperan toko kami duduk (ndeprok lebih tepatnya) bersandar Ransel. Tak nampak kendaraan lewat sama sekali. Kami hanya bercanda dengan sejuta “sumpah serapah” untuk Si Eminem dan Pak Kumis. Sementara si Jerome sibuk utak atik gadgetnya. Buka peta GPS di hapenya. Benar, terminal Pathankot berjarak sekitar 1,5 KM.

Tak lama kemudian, terdengar suara autorikshaw. hati ini mendadak Happy.
Kaha?” teriak si bapak dari dalam auto dengan deru mesin yang masih menyala
“Terminal, Kitna ?”
“500 Rupees”
Kya (apa)” mata saya yang lebar semakin melotot dengan suara lantang.
“300 Rupees”
Nahi, Sukriyah (tidak, terima kasih) ” Jawab saya kecewa dan ogah ngeladeni.

Autorikshaw pergi berlalu. Bagi saya harga itu masih mahal. Eminem bilang 10 Rupees/orang (2.000 rupiah). Untuk kami berenam, harusnya cuman 60 Rupees. Jaraknya juga tidak terlalu jauh.Tapi saya juga kawatir. Karena malam hari, susah mendapatkan auto. Terdengar autorikshaw lagi. Kletek kletek ubruk ubruk derotot tot tot. Oh, ternyata si Auto tadiJ.

“200 Rupees, OK?”
Nahi, expensive bhayasaya tak lagi nampang muka jutek, tapi melas dan kesel.
Acha,100 Rupees” Saya setuju, toh malam hari charge auto lebih mahal ketimbang siang hari. Saya kemudian bertanya kepada teman teman, apakah teman teman setuju? setuju!. Sebelum masuk kedalam auto. Saya teringat satu hal, jangan sampai kena palak!

Bhaya, ek minute. 100 Rupees, ek or sabse (Sebentar Pak, itu 100 Rupees untuk satu orang atau kami semua ?) tanya saya sambil menebar senyuman beracun.
Sabse” Jawabnya.

kami bergegas masuk dan uyel uyelan didalam auto. Akhirnya kami sampai diterminal Pathankot, masih sepi. Bahkan bus menuju Dharamsala belum sampai juga. Diterminal kami bertemu traveller bule dengan tujuan yang sama. Kesialan saya belum selesai. Bahkan bertambah parah. Ada apa? Baca DISINI.

Pathankot Terminal India
Nemu Autorikshaw Zaman Jadul di Terminal Pathankot

Perjalanan menuju Dharamsala
Alhamdullilah Sampai Juga di Terminal Pathankot




You Might Also Like

6 $type={blogger}

  1. Seruuuu banget, euy... Lek traveling bareng krucil nang Indina kiro2 piye, yo? ira

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nek travelling karo krucil ojok backpackeran mbak. gaya ala turis wae. sakno krucil mbak nek ajak desek desek an karo ngadepi wong India. Aku nek karo bojo karo si kecil gaya turis mbak. tapi yo ngunu cerita ne sak uprit. nek backpackeran cerita ne sak gambreng. mesti onok wae :)

      Delete
  2. Jadi emak mau nya calon mantu mirip eminem gitu ????

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha, kagak cari menantu yang kayak kamu. biar diajakin jaln jalan melulu :)

      Delete
  3. Gak kebayang kalauy tersesat sendirian di sini..
    #horor

    ReplyDelete

Follow Twitter

Follow Instagram